NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pembunuh Bunda

Aku Bukan Pembunuh Bunda

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Keluarga / Angst / Dunia Masa Depan / trauma masa lalu
Popularitas:85.5k
Nilai: 5
Nama Author: flowerrrsss

anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.

Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.

Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.

Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 16

~grup cowo~

William :

"tasya hilang"

Ponsel robert begetar, menandakan ada pesan. Robert segera mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur.

Saat di membaca pesan dari adiknya. Dia di buat kaget saat membaca pesan tersebut.

Robert tidak sempat membalasnya, dia segera keluar dari kamarnya untuk mencari kakak sulungnya.

"BANGGG!!"

"LO DIMANAAA!"

Robert terus mencari keberadaan kakak sulungnya. Pada akhirnya saat robert mencari di halaman belakang rumahnya, dia melihat sosok bryan yang sedang duduk sambil meminum kopinya.

Dia sangat yakin, kakak sulungnya belum membaca pesan dari adiknya.

Robert segera berlari menghampiri sang kakak.

"baca pesan william sekarang bang"

Lagi-lagi bryan tak menghiraukan ucapan adiknya. Dia hanya diam sambil meminum kopinya.

Robert sangat kesal, melihat kakak sulungnya acuh terhadap dirinya.

"gua nyuruh lo baca pesan william, karena tasya hilang bang"

Robert langsung memberi tau bryan alasan dirinya menyuruh sang kakak untuk membaca pesan dari adiknya.

Bryan yang sedang meminum kopinya, saat mendengar perkataan robert, bryan tersedak, dia begitu kaget mendengarnya.

Bryan segera mengambil ponselnya di meja yang berada di sampingnya. Dia langsung membaca pesan dari adiknya william.

Bryan hanya diam, setelah mendengar perkataan robert dan membaca pesan dari william.

"lo ga peduli bang?" tanya robert. Robert yang melihat kakaknya hanya diam saja, dia menyimpulkan bahwa kakak sulungnya tidak peduli terhadap tasya.

"lo peduli?" tanya balik bryan pada robert.

Kini robert yang diam, dia tidak dapat menjawab pertanyaan dari sang kakak.

"bukannya gua ga peduli, tapi gua yakin. Anak manja itu bakal baik-baik aja" jawab bryan, sambil melangkah pergi. Meninggalkan robert sendiri di sana.

Robert melihat punggung sang kakak yang mulai menghilang dari pandangannya, saat dia ingin melangkah masuk ke dalam rumah, robert mengambil secangkir kopi milik sang kakak, lalu meminumnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dion yang baru pulang bekerja, lalu melanjutkan kerjaannya dan beristirahat di ruang kerjanya. Entah apa yang membuat dion pulang lebih cepat hari ini, berbeda dari biasanya.

Seseorang mengetuk pintu kamar robert. Tetapi, tidak ada jawaban. Karena robert sedang menggunakan headphone di telinganya, membuat dia tidak dapat mendengarnya.

Karena tidak ada jawaban dari dalam kamar robert. Seseorang tersebut membuka pintu kamarnya.

"pantes, budek"

Seseorang tersebut adalah bryan. Robert yang sedang menikmati musik di telinganya, sambil memejamkan matanya, membuatnya lagi-lagi tidak dapat mendengar perkataan sang kakak dan tidak melihat keberadaan bryan di dalam kamarnya.

Bryan langsung menarik headphone yang sedang di gunakan oleh robert.

Saat dia membuka matanya, dia sangat terkejut saat melihat keberadaan bryan di dalam kamarnya.

"masuk kamar orang seenaknya" celetuk robert

Bryan tidak habis pikir dengan adiknya, dia mengambil sebuah bantal di kasur robert, lalu, melemparnya begitu saja ke arah robert.

Robert tidak terima dengan perlakuan sang kakak. Dia mengambil kembali bantal yang di lempar oleh bryan, robert melempar balik bantal tersebut ke arah bryan.

"apaan sih"

"lo dulu ya yang mulai" balas robert tak terima.

"lo yang budek. Gue ketuk kamar lo, lo ga jawab. Gue ngomong juga tadi, lo ga dengar"

"lo buta, ga bisa liat? Gua kan lagi pake headphone" ucap robert.

"lo mau ikut ga?"

"kemana?" tanya robert, saat dia mendengar bryan menawarkan ajakan ikut bersamanya.

"gua mau ke perkemahan william, buat liat perkembangan tasya di sana"

Mendengar itu, robert tersenyum.

Bryan yang melihat adiknya tersenyum saat mendengar perkataannya. Dia menghembuskan napas kasar.

"memanusiakan manusia" ucap bryan. Dia tidak ingin terlihat peduli kepada tasya.

"gua kira kalimat itu cuma di pake buat tasya doang. Ternyata gua juga" ucap robert.

"gua ikut bang" lanjutnya.

Bryan mengetuk pintu ruangan kerja papahnya.

"masuk"

Saat mendengar itu, bryan langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.

Dion bingung, saat melihat putra sulungnya masuk ke dalam ruangan kerjanya.

"tumben, ada apa bryan?" dion sempat menoleh untuk melihat siapa yang masuk ke ruangannya. Setelah dia mengetahui siapa yang masuk dia kembali fokus ke laptopnya.

Bryan berjalan mendekat ke meja dion.

"william udah ngasih tau papah?"

Dion hanya menggelengkan kepalanya.

"ini tentang tasya pah"

Dion yang terus fokus terhadap laptopnya, membuat bryan sedikit kesal. Papahnya selalu tidak pernah ada waktu untuk anak-anaknya, setelah bunda meninggal. Dion selalu mengutamakan pekerjaannya di banding anak-anaknya. Bahkan, pada saat mereka sedang makan malam bersama, dion mendapat telfon dari pihak kantor. Setelah mengangkatnya, dion langsung pergi menuju kantor, meninggalkan anak-anaknya di restoran tersebut. Padahal, panggilan dari kantornya itu tidaklah begitu penting.

"pah, bryan minta waktu papah sebentar aja kok pah"

"iya sok" jawab dion. Tetapi, papahnya tidak mengalihkan pandangannya dari laptop.

"tasya hilang pah"

Dion menoleh ke arah bryan.

"kamu serius?"

bryan mengangguk. "iya pah, william ngasih tau aku sama robert. Malam ini aku sama robert mau ke tempat perkemahan william"

"buat apa kamu ke sana?" ucapnya. Dion kembali fokus pada laptopnya.

Bryan mengerutkan keningnya. Dia tidak menyangka dion akan mengatakan hal seperti itu.

"papah ga khawatir sama tasya?"

"ngapain khawatir sama anak manja kaya dia" jawab dion.

Bryan menggelengkan kepalanya, dia tidak menyangka papahnya akan berkata seperti itu.

"pah, dia anak papah"

"nanti juga dia ketemu bry"

"kalau ga ketemu gimana pah?"

"yaudah biarin aja. Kalau dia meninggal juga nanti di sana dia bisa ketemu sama bunda kan, biar dia bisa minta maaf sama bunda. Karena dia bunda meninggal" ucap dion.

"pah, DIA DARAH DAGING PAPAH. DI DALAM TUBUHNYA MENGALIR DARAH PAPAH" teriak bryan.

Dion beranjak dari kursi kerjanya. "berani ya kamu? Cuma karena anak manja itu, kamu jadi kurang ajar sama papah"

"harusnya papah ngaca, aku kaya gini karena siapa?"

"papah sibuk bryan. Kamu mending keluar dari ruangan kerja papah"

Mendengar papahnya mengusir dirinya dari sana, bryan segera melangkah pergi meninggalkan ruangan papahnya.

Saat bryan keluar dari ruangan tersebut. Bryan melihat robert yang sedang duduk menunggunya di ruang tamu, bryan melangkah menghampiri robert.

Kini robert melihat sang kakak yang sedang berjalan menghampirinya.

"gimana bang? Papah ikut?"

Bryan hanya tersenyum kepada robert, dia tak menjawab pertanyaan tersebut.

"kita berangkat sekarang ya"

Robert tak mempermasalahkan mengapa bryan tak menjawabnya.

Kini keduanya sudah menuju ke tempat william.

Robert sedang mengemudi mobil, sedangkan bryan, dia sedang melamun.

***

"ABANGGG"

Bryan menoleh. Putri kecil memanggil dirinya.

Bryan tersenyum saat melihat putri kecil berlari ke arahnya.

Tasya langsung memeluk kakak sulungnya.

"kakak lama banget pulangnya" ucapnya. Tasya ngambek pada kakak sulungnya, karena bryan tidak tepat janji.

"katanya kakak cuma 1 hari, tapi kok jadi 3 hari sih" tasya melipat kedua tangannya, dengan memasang muka marahnya.

Melihat tingkah tasya, bryan malah gemas kepada adik kecilnya.

"abang tepat janji kok"

"tepat janji darimana coba?"

"gini aja deh, biar tasya ga marah-marah lagi sama abang, abang beliin es krim gimana?" bryan mencoba membujuk tasya.

Tasya hanya menggelengkan kepalanya, dia masih melipat kedua tangannya dengan wajah cemberutnya.

"tasya maunya abang ngapain? Biar tasya ga marah lagi sama abang? Tasya mau mainan? Atau makanan?" bryan terus membujuk dan menawarkan beberapa hal kepada adik kecilnya.

Tasya terus diam dan tidak menatap kakak sulungnya. Dia terlihat sangat marah kepada bryan.

Bryan tertawa melihat adik kecilnya, dia sangat gemas melihatnya.

"kok kakak malah ketawa sih, aku kan lagi ngambek sama kakak"

Bryan menggeleng. "abisnya tasya gemas sih" ucap bryan, sambil mencubit pelan hidung mungil adik kecilnya.

"aku mau bobo ah" tasya melangkah meninggalkan bryan.

Bryan langsung menggendong tubuh anak kecil berusia 4 tahun itu, tasya tertawa saat tubuhnya di gendong oleh kakak sulungnya itu.

"abang bawain tasya mainan, makanan tau. Tasya mau ga?"

Tasya mengangguk dengan semangat.

***

Pihak sekolah membatalkan rencananya yang akan kembali ke sekolah. Dan menetap di di sana untuk mencari tasya bersama-sama.

Kini sudah pukul 10 malam. Sejak pagi tadi, semua orang di sana berharap tasya tidak hilang, dan segera kembali. Namun, sampai pukul 10 malam, dia tidak kembali ke perkemahan.

"saya sudah memberi kabar kepada keluarganya tasya, kita tunggu sampai keluarganya tiba ya"

"untung aja tadi sepi will"

William menoleh ke arah kevin.

"kalau rame, mungkin semua orang di sini tau, kalau lo kakak adik sama tasya" bisik kevin.

1
Jauza Nabil
Thor kok tamat ci lanjut lagi donk cerita,y bagus
naaaaa🎭
bangus banget, dari awal sampe akhir, terasa banget alurnya, kebayang sakitnya, bacanya pas malem karna enak aja buat nangis,.and layarnya juga bisa kebayang di aku, intinya isi novel pertama di hidupku dan novel yang paling bagus banget, dapet banget...
pokoknya sukaaa
flowersss: thank you kakk, senang banget aku baca penilaian kakakk/Heart/
total 1 replies
Ganda Situmorang
uduh udah dong ,sedihnya air mataku sempai tak terbendung ni
Ganda Situmorang
mewek baca y ,sumpah autor pinter bangat gacak2 perasaan aq😭😭😭😭😭😭
Yuni Sholihah
lanjut lah.... ceritanya seru walaupun bikin mewek bacanya
Anisya Anisya
sedih deh membaca nya, Sy Sampai nangis Thor
Dwi Hariani
kog end to tor,lanjut lagii yokk
Yaniezta
yaaahhh ko abisss
Yaniezta
nangis malem*
naaaaa🎭
hatiku ikut Ter iris 😓
Riccah Dahlan
Luar biasa
Kim Theo
ikutan baca
Tiara Bella
kakak2nya pd goblok semua....
Tiara Bella
banyak bet bawang ini.../Sob//Sob//Sob/
Wellyam Dirga
sedih
Diana Disra
ada sambungan nya song
Teti Apriyani
tidak terasa air mata mengalir dengan sendiri nya. 😭😭😭😭😭
Ika Surya Ningsih
nah lho k..
knp uda hbis.. g lnjut kah
christie Ciciz
kok end
Lia Marliani
eh ko end sih thor 🥺🥺
flowersss: iya huhu, dari awal aku buat cerita ini, rencananya emang gamau panjang episodenya. di tambah lagi belakangan ini aku sibuk banget, takut keseringan ga up🥲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!