"Damian Xylander Zweihander?" Gumam Quqi.
"Ya, apa kau sudah ingat?" Tanya Bara dengan menaik turunkan alisnya.
"Tidak" Simpel Quqi membuat Bara membuka rahang nya lebar-lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyaman
"Kita akan memasak apa mah?" Tanya Quqi setelah mereka sampai di dapur.
"Apa ya? Apa kau memiliki alergi dalam makanan?" Tanya Mama Aulia pada Quqi.
"Seafood, aku alergi seafood mah" Balas Quqi dengan cemberut.
"Untung lah kalau begitu, di keluarga ini hanya papa mu saja yang sangat menyukai seafood. Mama dan Bima tidak menyukai nya"
"Hahaha kasian sekali papa mah" Tawa Quqi dengan renyah.
"Haha kau benar sayang, kalau begitu kita masak Rendang, dendeng ayam, sop iga, ikan pepes dan..."
"Sambal yah mah" Pinta Quqi dengan memelas.
"Tentu, ayoo"
"Yeee, terimakasih mah" Girang Quqi dan langsung mengambil cumi di kulkas untuk memasak nya.
Mama Aulia lebih banyak diam karena semuanya di handal oleh Quqi yang nampak lihai dalam memasak.
"Kurang apa yah?" Gumam Quqi.
"Oh ya, gula....Mah di mana gula?" Tanya Quqi pada Mama Aulia.
"Di kulkas yang satu nya lagi"
"Terimakasih mah"
Quqi tersenyum dan kembali sibuk dengan peralatan dapur, Mama Aulia pergi secara diam-diam untuk mengambil ponsel nya.
"Mah, Quqi mana?" Tanya Bima.
"Dia lagi masak, mama sendiri sangat terkejut melihatnya yang sangat mahir dan lihai di dapur" Jelas Mama Aulia.
"Apa aku kata, Quqi memang berlian yang sangat berharga dan langka!" Seru Bima dengan tersenyum lebar.
"Iya iya, kalau begitu mama pergi dulu" Ucap Mama Aulia dengan Kembali ke dapur.
Meskipun Quqi terlihat kekanak-kanakan, tapi dari prilakunya ia terlihat sangat dewasa dan mandiri.
"Mah, Apa papa dan Bima memiliki alergi terhadap minuman?" Tanya Quqi.
"Tidak sayang, Bima sangat menyukai jus Lemon sedangkan papa dia menyukai jus mangga"
"Baik mah, nanti aku akan membuat kan nya. Kalo mama?"
"Strawberry"
"Oke ma"
Mama Aulia sibuk memotret Quqi yang nampak cantik itu saat berkutat dengan peralatan dapur, terlebih keringat yang mengalir di leher nya.
Setelah 1 jam lamanya, Quqi sudah menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Mereka membawa nya ke ruang makan.
"Wahh, wangi sekali" Ucap papa Herdy dengan berbinar senang.
"Benarkah? Ini semua Quqi yang buat, mama hanya menonton nya saja" Balas Mama Aulia dengan Cengengesan.
"Mama bisa saja" Ucap Quqi dengan menggelengkan kepalanya.
"Terimakasih sayang" Ucap Papa Herdy saat Quqi meletakkan jus mangga pada nya.
"Sama-sama pah"
"Terimakasih sayang" Kini giliran Bima yang berterima kasih pada Quqi.
"Sama sama bang"
Mereka makan dengan penuh candaan, baru kenal dengan mereka saja sudah membuat Quqi nyaman berada di sana.
"Sayang, bagaimana jika kau tinggal di sini saja?" Tanya Mama Aulia.
"Ehh tidak mah, aku tidak mau merepotkan kalian. Seperti ini saja sudah cukup untuk ku" Balas Quqi sendiri tersenyum lembut.
"Tapi, mama tidak tenang jika kau tinggal sendirian. Tinggal saja di sini, yakan pah?"
"Benar nak, tinggal saja di sini. Kau seorang wanita muda, tak baik tinggal seorang diri" Tambah papa Herdy.
"Akan aku pikirkan nanti, terimakasih karena sudah mencemaskan ku" Balas Quqi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Tak perlu berterima kasih, mulai sekarang kami adalah keluarga mu" Ucap Bima dengan memeluk Quqi.
"Terimakasih bang"
Papa Herdy dan Mama Aulia menatap mereka berdua dengan tersenyum senang, awalnya mereka kira Quqi orang yang di cintai Bima ternyata bukan.
Kasih sayang yang di berikan Bima melebihi itu semua, Bima sangat menyayangi Quqi melebihi dirinya sendiri.
wlwpun dunia halu juga tapi tdk masuk di akal sh wkwkkwk.