NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14.Hal Yang Tidak Terduga 2

"Tidak ada yang menyegarkan selain mandi di sungai setelah bekerja."

Fahmi yang sedang mengapung di permukaan air terlihat berucap menikmati kesegaran sungai desa Raytgon. Hari ini dia pulang kerja jauh lebih cepat lantaran tujuannya ke pasar sudah terpenuhi juga.

Awalnya Fahmi berniat nganggur di rumah, tapi karena ingin bertemu Lily, dia merubah rencananya dan sepertinya agenda nganggurnya itu juga mungkin tidak akan pernah terlaksana lagi. Kenapa? Tentu saja karena dia ingin kembali bertemu dengan Lily.

Padahal awalnya dia hanya berencana ingin mengatakan maaf, tapi tiba-tiba saja dia malah mengajak wanita itu untuk ikut makan bersamanya, membuat dia pada akhirnya terjebak sendiri di senyum manis perempuan itu.

"Lu hari ini kayak berbeda, Mi." Khazami yang saat ini sedang duduk di batu besar yang ada di tengah-tengah sungai itu, terlihat sedang bermain dengan gitarnya. Laki-laki itu terlihat sudah bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana kolor untuk menutupi bagian bawahnya.

"Lu tahu perempuan yang aku katakan sombong waktu itu?" tanya Fahmi dengan masih menikmati posisi mandinya yang sedang tertidur terlentang di permukaan air yang mengalir tenang.

"Ingat, yang lu bilang pelit suara itu, bukan?" tebak Khazami sembari kembali memetik senar gitarnya. Alunan musik tenang langsung terdengar menyatu dengan suara aliran sungai yang lembut. Entah kenapa wajah laki-laki ceria itu saat ini terlihat sendu. Sangat berbeda dengan sosok Khazami yang biasanya.

"Ternyata dia punya alasan tersendiri kenapa tidak bicara. Terus, sifatnya juga tidak seperti yang aku pikirkan. Dia perempuan baik yang selalu terlihat malu-malu dan menggemaskan," tutur Fahmi memuji dengan menikmati petikan gitar yang terdengar seirama dengan suara aliran sungai.

"Ada yang sedang jatuh cinta nih. Awas, jangan sampai jilat ludah sendiri kawan," ujar laki-laki itu dengan sedikit mengeluarkan suara menggoda.

Fahmi yang mendengar itu hanya tersenyum. Dia terlihat berbalik keluar dari posisi tiduran santainya. Laki-laki itu terlihat mendongak melihat ke arah Khazami yang saat ini sedang memainkan gitarnya dengan raut wajah yang sendu.

"Lu kenapa lagi?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang bertanya. Sepertinya, hari ini bukan giliran dia yang harus membagi ceritanya. Akan tetapi, Khazami lah orang yang sepertinya pantas melakukan itu siang ini.

"Seperti biasa. Keluarga gue tidak ingin mengambil uang yang gue hasilkan dari misi. Jelas-jelas saat ini mereka sangat membutuhkan uang untuk adik-adik gue yang bakalan masuk ke Junior High School, tapi orang tua yang berperan sebagai ayah itu terlalu keras kepala. Dia mengatakan tidak ingin mengambil uang yang gue dapatkan dengan kotor," jelas Khazami menceritakan tentang hal yang membuat dirinya tak bersemangat hari ini.

Fahmi yang mendengar itu memilih untuk tidak berbicara. Dia hanya diam dengan kedua mata yang terlihat fokus melihat ke arah Khazami. Sejujurnya, dia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Terlebih lagi ini tentang keluarga yang di mana, dia sendiri mempunyai hal buruk tentang keluarga.

Sementara di sisi Khazami, laki-laki itu terlihat tersenyum kecut, "Padahal yang dulu menjerumuskan gue ke dunia kotor ini dia sendiri, tapi dia dengan entengnya mengecap gue sebagai seorang pendosa," ujar laki-laki itu dengan nada cemooh.

Fahmi terlihat masih tenang. Saat ini dia sedang memposisikan dirinya berdiri di bawah pancuran aliran sungai, "Iya mau bagaimana lagi, waktu itu juga ayah lu tidak punya pilihan selain itu."

"Tidak sama sekali. Waktu itu ayah gue justru diminta memilih menyerahkan gue atau adik gue dan dia tanpa berpikir-"

"Ayolah, Zami. Berhentilah mengeluh. Jika orang tua itu tidak ingin mengambil uang yang kita hasilkan, ya kita makan saja sendiri. Toh, mereka yang rugi sendiri karena tidak ingin mengambilnya," potong Fahmi pada akhirnya, membuat Khazami terkekeh pelan.

"Oh iya, Mi. Hue kemarin sudah dapat misi lagi. Tapi, bukan untuk waktu dekat ini sih."

Khazami yang mendengar itu terlihat langsung berubah antusias, "Kapan dan apa misinya?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang menggebu.

"Mencuri beberapa informasi dari seseorang, lalu kemudian membunuhnya juga untuk menghilangkan barang bukti. Kau tahu saja, kemarin ketua sendiri yang memintaku untuk merekrut mu jadi salah satu anggotanya," jelas Khazami dan itu tentu saja semakin membuat Fahmi menggebu-gebu.

"Lokasinya?" tanya Fahmi dengan sebuah senyum miring yang menyeramkan. Entah kenapa saat sudah berkaitan dengan misi, wajah Fahmi itu tiba-tiba langsung berubah menyeramkan. Hal tersebut keluar tanpa dia sendiri sadari.

"Lokasinya ad di Ibu kota. Kita akan melancarkan tugas ini dengan menyamar sebagai pemusik di sebuah pesta besar yang di adakan oleh perusahaan keluarga Ferdanham." jelas Khazami dan Fahmi yang mendengar ada nama Ferdanham, tentu langsung mengingat Lily. Lagi-lagi dia terlihat tersenyum sendiri.

"Gue gak sabar untuk besok," tutur laki-laki itu dengan tersenyum senang.

Khazami yang mendengar itu melirik ke arah belakang, "Lu benar-benar tidak sedang jatuh cinta, 'kan?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah kaget.

Fahmi hanya membalas dengan tertawa kecil, "tidak begitu. Lu tahu sendiri sifat gue bukan? Bagi gue, tidak ada hari tanpa mencari uang," ujar laki-laki itu berdalih.

"Omong kosong apa lagi itu?" celetuk Khazami dengan melirik sinis Fahmi yang masih berada di bawah pancuran air yang jatuh.

Dengan mata terpejam dan senyum yang selalu terpatri, dalam hati Fahmi berbisik, 'lily, apa kamu juga merasakan hal yang sama?'

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Anonymous
Lanjut kak
Novie Achadini
lily meninggalnya knp thor penasaran akj
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!