Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami dan Wisnu berjuang mewujudkan mimpi mereka,tapi malang kecelakaan yang membuat Wisnu amnesia merubah segalanya. Awalnya Ami mencoba bertahan demi kesembuhan sang kekasih dan rencana yang telah dibuat,tapi karna pengusiran dari Wisnu membuat Ami mengalah dan memilih menjauh.
Beberapa tahun kemudian Ami secara tidak sengaja Ami dan Wisnu bertemu di kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan menerima cinta Wisnu atau sebaliknya? Bagaimana nasib Raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Ami begitu menikmati pijitan dari mbok yah. Sudah lama ia tidak memakai jasa mbok yah. Biasanya Ami dan ibunya sering minta di pijitin mbok yah setiap bulan minimal sekali.
Ami tiba - tiba merasa enek kembali,perutnya terasa di kocok - kocok. Kembali ia lari kekamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya. Ami semakin lemah rasanya.
"Non sebaiknya non kedokter aja! kayanya angin di dalam terlalu banyak." Saran mbok yah.
"Baik mbok,makasih ya." Ami menyerahkan uang sebagai balas jasa.
Ami mencoba merebahkan badannya,mana tau dengan tiduran rasa mual itu bisa hilang. Tapi kepalanya terasa berputar - berputar. Ami meraih ponselnya dan mencari sebuah kontak lalu melakukan panggilan.
"Hallo,yang." terdengar suara di ujung sana.
"Mas,sibuk ga?" tanya Ami.
"Ada apa,yang?" tanya Wisnu.
"Aku bisa minta tolong ga?" pinta Ami.
"Apa?"
"Tolong antar aku ke klinik,kepalaku terasa berat." Ujar Ami lemes.
"Baik,mas langsung kesana. Kamu sabar ya yang." ujar Wisnu panic.
Wisnu langsung meninggalkan kantornya menuju rumah sang pujaan hati yang sedang sakit. Tak sampai sepuluh menit Wisnu sudah sampai dirumah Ami dan mendapati Ami yang sudah lemes. Wisnu langsung mengakat tubuh Ami ke mobilnya dan membawa Ami ke klinik terdekat.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan,dokter memanggil Wisnu dengan tersenyum mengucapkan selamat kepada Wisnu.
"Selamat pak,istri bapak tengah hamil enam minggu." uajr dokter cantik uang ada di depan ya. Wisnu masih bengong masih belum percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
"Makasih, dok." uajr Wisnu tersadar.
"Di trimester pertama memang biasanya kebanyakan wanita hamil akan mengalami apa yang istri bapak alami saat ini. Harus ekstra hati - hati menjaga kandungan karna di usia kehamilan sekarang sangat rentan. Nanti di trimester kedua biasanya udah mendingan,kandungan akan lebih kuat." Jelas dokter.
"Maaf dok,tapi saya masih boleh mengunjungi anak saya kan?" tanya Wisnu sedikit nyeleneh.
"Boleh pak,tapi bapak harus melakukan dengan hati - hati."uajr dokter tersenyum, ia sudah biasa mendengar pertanyaan seperti yang di lontarkan Wisnu.
"Silahkan bapak tebus obat untuk istrinya di apotik di depan." ujar dokter.
"Baik dok,terimakasih. Saya permisi dulu dok."Wisnu segera keluar dari ruangan dokter menuju apotik dan meninggalkan resep di tempat yang sudah disediakan baru setelah itu ia kembali ke ruangan dimana Ami sedang terbaring dengan selang infus terpasang ditanganya.
Wisnu tersenyum saat meliaht Ami menatap ke arahnya.
"Yang,gimana rasanya. " Tanya Wisnu memgemgam tangan kekasihnya.
"Udah mendingan,ma. Habis infus ini aku juga langsung boleh pulang." uajr Ami yang wajahnya sudah tidak seputar tadi.
"Ami,I Love You."Wisnu mencium punggung tangan Ami. Ami tersenyum melihat Wisnu. Entah kenapa ia begitu merasa sangat nyaman mencium aroma tubuh Wisnu.
"Love You Too." balas Ami.
"Kita tidak boleh menunda - nunda lagi,yang. Aku secepatnya melamar kamu pada kedua orang tuamu. Kita harus menikah sebelum perut kamu membesar. Kamu mau kan menikah denganku?" tanya Wisnu bahagia,karna memang selama ini ia mengharapkan kehadiran seorang anak yang tidak bisa diberika oleh mantan istrinya yang dulu.
"Tapi,mas....." Ami tidak melanjutkan kalimatnya.
"Tapi kenapa,yang?" tanya Wisnu menatap lekat mata sang kekasih.
Ami masih binggung,ia takut keluarga mereka akan menentang rencana mereka.