Nalendra, I Love You

Tepat pukul dua siang, Nalendra membawa Ayra masuk ke dalam apartemen mewah miliknya. Pria itu masuk di ikuti oleh Ayra di belakang nya. Baru satu langkah memasuki apartemen tersebut, Bulu kuduk gadis sudah berdiri.

Bagaimana tidak? Tempat yang ia pijaki saat ini begitu mewah. Sangat berbanding berbalik dengan rumahnya yang berada di desa. Dari lantai, Hiasan, Aksesoris, Serta cat temboknya pun bisa di lihat jika pria yang mengajaknya sekarang ini bukan orang biasa saja. Mungkin dia sudah kaya dari lahir atau lebih tepatnya saat masih menjadi zigot.

Dengan koper yang masih di bawanya, Ayra menghentikan langkahnya di depan sebuah meja kaca. Gadis perantau tersebut berjongkok memerhatikan meja tersebut memastikan bahwa meja itu benar-benar kaca bukan berlian.

Jari telunjuk Ayra mencoba mencolek meja itu dan lagi-lagi Ayra di buat terkejut karena meja itu benar-benar bersih tanpa ada kotoran noda ataupun debu satupun.

"Wah.. Ini benar-benar menakjubkan.. Tempat tinggalnya saja mewah begini.. Pantas saja dia tadi tanya aku kenal apa tidak..."Gumam Ayra bicara berdiri.

"Kau sedang apa?" Gadis itu terperanjat, Ia mengerjap pelan tatkala pria yang menolongnya tadi mendekat.

"Apa yang kau lakukan..?

"A..e.. tidak..aku.. aku hanya...

"Ikutlah denganku....."

Gadis itu mengangguk, Kemana ia akan di bawa Ayra sendiri tidak tau.. Yang penting dia ikut saja. Hingga langkahnya langsung terhenti saat Ayra melihat seorang wanita paruh baya sedang menonton televisi disana.

"Bi..

"Iya den..."Dengan cepat wanita yang biasa di panggil Bi Dartik itu langsung bangkit dan mendekat ke arah sang majikan.

"Tolong antar dia ke kamarnya.. Mulai sekarang dia akan tinggal disini.."Bi Dartik mengalihkan pandangannya terhadap Ayra yang berdiri seperti orang bodoh disana. Seketika mata Bibi Dartik membola tatkala wanita paruh baya tersebut melihat siapa gadis cantik yang ada di depannya saat Itu.

"Den.. Di.. dia.."Dengan gemetar Bi dartik menunjuk Ayra yang masih sibuk memerhatikan apartemen itu.

"Namanya Ayra.. Sekarang Bibi tunjukkan dimana kamar dia berada.."Melihat Sang majikan yang hanya biasa-biasa saja Bi Dartik segera melaksanakan apa yang di perintahkan oleh Nalendra.

"Ayo, Kamu ikut saya.."Dengan ramah Bi Dartik mengajak Ayra masuk ke salah satu kamar yang masih tersisa. Maklum Walaupun hanya sekedar apartemen, Tempat tersebut adalah apartemen paling mewah yang ada disana daripada Apartemen lainnya.

"Ay... ini kamar kamu ya.. "Ayra mengangguk sembari tersenyum. Bi Dartik ikut tersenyum menatap wajah cantik gadis itu.

"Siapa gadis ini? Senyumnya sangat mirip sekali dengan Non Kirana..Bedanya tidak ada tahi lalatnya saja..

"Makasih ya Bi..

"Iya..."Usai mengantarkan Tamu sang majikan menempati kamarnya, Bi Dartik kembali ke dapur. Tepat disana ada Nalendra yang duduk sembari menegak air mineral dari dalam botol.

"Den..

Nalendra menoleh,Pria itu tersenyum dan kembali menegak air tersebut. "Bibi udah antar dia?

"Sudah Den, Tapi Den.. maaf kalau Bibi lancang.. Gadis itu...dia..

"Heum.. Aku juga bingung sebenarnya dia siapa.. Pertama kali aku bertemu dengannya saat dia bandara.. Dan sejak saat itu aku menjadi ingin tau semua tentangnya..."Penjelasan Nalendra membuat Wanita yang sudah bekerja sejak Nalendra kecil itu mengerti.

"Den... Kalo Nyonya Alea tau dia pasti.."Ucapan Bi Dartik terhenti saat Nalendra menggelengkan kepalanya.

"Jangan beritahu siapapun tentang dia Bi.. Sejauh Ini hanya Bian yang tau.."Bi Dartik hanya mengagguk dan menurut saja.

.

.

.

Waktu terus berjalan, Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Ayra keluar dari kamar mandi Usai membersihkan diri. Setelah di antar ke kamar ini, Gadis itu tertidur cukup lama.

Tapi wajarlah, Tempat yang ia tiduri bukan kasur kaleng-kaleng yang harganya murah dan keras. Tapi sebuah King Size yang sungguh empuknya luar biasa. Seketika Ayra merasa bahwa semua ini hanya mimpi.

"Gak nyesel deh aku ikut pria itu.. Eh..tapi tadi siapa deh namanya? Nalen.. Ah siapa deh.. Tanya aja nanti..Tapi tunggu..? Mukanya kayak gak asing gitu ya.." Ayra tampak berpikir keras dan mengingat siapa Nalendra, Tapi tetap saja lupa.

"Ah.. Bodo amat!" Dengan gayanya yang sok kaya. Gadis cantik itu juga berputar-putar di kamar mewah tersebut hingga Tanpa sengaja Ayra terpeleset di bekas air yang ia bawa dari kamar mandi tadi.

Bruukk..

"Aaaawwwsss.... Ya ampun.. Sakit banget.." Ringis Ayra sembari mengusap bokongnya yang memang benar-benar sakit. Cukup lama Ayra duduk di lantai itu, Hingga matanya mulai menyipit saat melihat sesuatu berada di bawah tempat tidurnya.

Di raihlah benda itu, Sebuah majalah kini berada dalam genggamannya. Jika di lihat dari tahunnya, Majalah itu sudah sangat lama, Mungkin sekitar beberapa tahun lalu.

"Sanjaya Nalendra Abraham... Hah!!!" Ayra menutup mulutnya di sertai syok sekarang. Gadis itu berdiri dan duduk di tepi tempat tidur menatap tak percaya majalah yang tanpa sengaja ia temukan itu.

Di bukalah lembar demi lembar foto-foto yang ada di majalah tersebut.

"Pantes aja aku kayak gak asing liat dia.. Ternyata dia artis. Nalendra.. Artis cilik yang terkenal dulu itu.. Eh,,Tapi sekarang kayaknya masih terkenal ya.." Seperti mendapatkan Durian runtuh. Sungguh hari ini Ayra benar-benar tidak menyangka saja. Jadi dia berada di tempat tinggal Artis? Seorang Nalendra, Pria yang menjadi artis penyanyi sejak usianya tujuh tahun.

Ayra pun pernah dan sering menonton Video-video lucu Nalendra dulu. Pria itu juga pernah beradu akting bersama salah satu artis juga. Tapi itu dulu sebelum hancurkan rumah tangga kedua orang tua Ayra, sampai ayah dan ibunya terpisah karena hadirnya orang ketiga.

Ibunya pergi keluar negeri untuk bekerja, Ayahnya menikah lagi membuat hidup Ayra langsung berubah seratus delapan puluh derajat.

Hidupnya tak karuan, Jangankan menonton TV makan di depan saja ia tidak di perbolehkan. Ayra hanya di perbolehkan makan di dapur.

"Nasib orang miskin ya kayak gini..

Tok..tok..

"Ay.. kamu udah bangun belum?" Ayra bangkit seraya berjalan ke arah pintu ketika mendengar suara Bi Dartik memanggil nya.

Ceklek...

"Bibi..

"Cepat keluar.. Waktunya makan malam.. "Ayra terdiam sejenak sebelum akhirnya gadis itu mengangguk.

"Ayo..Den Lendra sudah menunggu..

"Lendra?

"Den Nalendra..

"Oh..

Ayra pun mengikuti Langkah Bi Dartik dari belakang. Begitu sampai di ruang makan, Ayra melongo. Matanya berbinar melihat satu persatu menu makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya.

"Ayo duduk.. Kita makan malam bersama.."Begitu manis Nalendra berucap membuat Ayra merasa salah tingkah dan melayang. Tapi semua hanya terjadi sesaat karena jujur Ayra merasa sangat lapar. Sejak pagi hanya sarapan mie instan, Setelah itu tidak makan apapun lagi.

Ayra mengambil satu piring penuh untuk makan malamnya ini. Tidak seperti Nalendra yang hanya cukup porsinya saja.. Nalendra memaklumi mungkin karena Ayra tidak makan seharian, Sempat di bawakan makanan tadi sore namun gadis itu ternyata tidur.

Namun yang ada dalam pikiran Ayra, Ia makan banyak selain lapar juga karena menunya yang enak-enak. Kekagumannya pada pria yang katanya adalah artis cilik hilang seketika tergantikan dengan makanan yang belum ia santap sebelumnya.

"Apa makanannya enak?

"Enook..."Nalendra terkekeh, Padahal makan di mulutnya masih penuh masih sempat saja menjawab.

"Aku ke kamar lebih dulu, Kau habiskan saja makanannya.."Putra dari Daddy Alvaro Winanda itu beranjak meninggalkan Ayra yang melahap makanan enak itu sendirian.

.

.

.

TBC