Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERASA BAHAGIA
Aleena membuka matanya lebih pagi dari biasanya. Ia sengaja memasang alarm sebelum pukul enam pagi. Kini gadis itu sedang menikmati sarapan pagi dua potong roti bakar dan segelas coklat panas.
Tentu saja hari ini ia tidak mau membuat malu dirinya lagi seperti kemarin, pingsan di hadapan Sean. Sampai sekarang pun jika mengingat kejadian itu ia akan malu.
Pagi ini Aleena bangun tidur dalam keadaan bahagia. Rasa bahagia karena sudah saling memaafkan dengan Ferdinand Ayahnya setelah sekian tahun tidak bertemu dan hanya bisa memendam rindu, semalam perjumpaan yang sangat mengharukan diantara keduanya.
Meskipun Ferdinand melarang Aleena memikirkan masalah pengobatan nya, namun bagi Ale, hal itu kewajiban nya juga. Menjual perkebunan adalah hal terakhir yang akan di lakukan jika keuangan mereka memang tidak ada lagi.
*
Aleena baru saja tiba di kantor, bahkan gadis itu belum sempat duduk di kursinya ketika Ryan memberi tahu harus ikut bos mereka menemui rekan bisnisnya.
Aleena sedikit kikuk. Bahkan ia bingung apa yang akan ia lakukan nanti. Bukankah kemarin Sean mengatakan ia akan berlatih pada Linda menjadi sekertaris nya. Kenapa sekarang justru ia harus ikut Sean menemui rekan bisnisnya.
"Kamu bawa ini, Aleena. Ketik semua pembicaraan penting tuan Harley dengan rekan bisnisnya di sini. Aku yakin kamu pasti bisa", ucap Linda menenangkan Aleena yang terlihat gugup. "Dan ini jadwal tuan Harley selama satu minggu ke depan. Biasanya tiap pagi tuan Harley akan bertanya jadwal nya apa saja".
Aleena menganggukkan kepalanya. Tersenyum manis pada Linda yang sangat membantu nya. "Terimakasih nona Linda".
"Linda saja. Panggil Linda saja, oke", ucap Linda hangat.
Aleena menganggukkan kepalanya sebelum keruangan Sean.
*
Mobil Sean melaju dengan kecepatan sedang. Aleena duduk di samping atasannya itu di kursi belakang sementara Ryan duduk di samping sopir.
"Apa saja jadwal ku hari ini?", tanya Sean menolehkan kepalanya pada Aleena.
Aleena cepat membuka iPad yang di berikan Linda beberapa waktu yang lalu. "Pukul sepuluh anda harus ke pabrik–"
"Tunda. Kita tidak punya waktu ke Manchester. Membutuhkan tiga jam perjalanan ke sana. Hubungi perwakilan pabrik di sana, Ryan", perintah Sean pada asistennya.
"Baik tuan", jawab Ryan.
"Kau atur ulang jadwal pertemuan itu untuk beberapa hari ke depan. Pindahkan ke hari yang jadwal ku sedikit longgar", perintah Sean pada Aleena".
Aleena menganggukkan kepalanya tanda mengerti apa yang di perintahkan atasannya itu.
Sekitar empat puluh menit, mobil yang di kendarai sopir berhenti di sebuah hotel berbintang lima di kota London.
"Kau ikut dengan ku. Jangan jauh-jauh dariku", bisik Sean di telinga Aleena sebelum turun dari mobil.
Sejenak Aleena terdiam. Merasakan hembusan nafas laki-laki itu di lehernya begitu terasa, terlebih Aleena mengikat rambutnya.
Hari ini Aleena terlihat cantik dan segar, gadis itu memilih stelan blazer warna biru muda di padukan dalaman berwarna putih. Aleena sengaja memakai lipstik berwarna sedikit merah membuatnya tampil segar dan terkesan energik.
Sementara Sean selalu terlihat tampan seperti biasanya.
Keduanya melangkah berdampingan. Menarik perhatian beberapa orang yang berada di lobby hotel.
Aleena tidak tahu di mana pertemuan Sean dengan rekan bisnisnya di adakan. Ia tidak berani untuk bertanya. Aleena merasa lancang jika harus bertanya pada atasannya tersebut. Bisa-bisa membuat tuan Harley marah lagi padanya.
Ya... hal yang harus di hindari Aleena, membuat laki-laki itu marah padanya.
...***...
To be continue
Udah 3 bab hari ini, jika banyak yang berkomentar akan author up lagi. Kalau sedikit, kita jumpa lagi esok hari ya 🙏🏻