NovelToon NovelToon
Perjalanan

Perjalanan

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: jauharul husni

Namaku Dimas dan kini aku sedang berada di pondok pesantren, sebenarnya aku tidak pernah berpikir untuk mondok bahkan dalam kehidupanku aku tidak pernah merasa kalau Tuhan selalu berada di dekatku.

Tapi setelah aku bertemu dengan salah satu anak bernama Bayu beberapa waktu lalu, aku jadi sangat ingin berada di dekatnya, aku tertarik pada kelakuan radikal yang selalu dia lakukan.

Kelakuannya inilah yang membuatku menyadari sesuatu, bagaimana kalau sebenarnya pertemuan kami ini bukanlah kebetulan, apakah sebuah keberuntungan jika aku berada di dekatnya dan terus mempelajari kehidupannya.

Ceritaku akan lebih berfokus pada sisi gelap dari suatu hal yang selalu kita anggap remeh, seperti pondok pesantren, semua orang juga tahu kalau tempat ini adalah tempat dimana orang orang beragama dilahirkan.

Tapi apa kalian pernah berfikir kalau tempat ini memiliki sisi gelap yang bahkan lebih busuk daripada tempat lainnya, bagaiman jika aku mengatakan kalau disana ada banyak sekali pembullyan dan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jauharul husni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebahagiaan yang membosankan.

1985

Kejadian penembakan semakin marak terjadi, banyak darah mulai berceceran di jalanan dan kau tidak akan heran jika kau berjalan sebentar saja sudah ada orang yang mati tertembak, itulah yang juga selalu ditakutkan Faisal, mau dia atau Tutik hanya bisa diam saja di rumah agar kejadian yang terjadi pada kedua ayah mereka tidak terjadi pada mereka, yaitu sebuah peluru yang meleset.

Keluarga Tutik sudah tewas seluruhnya begitu juga dengan keluarga Faisal, bedanya Ibu Faisal memang sudah meninggal saat dia masih kelas satu SD, Mereka hanya tinggal bertiga dirumah, Faisal tidak bekerja dan hanya bisa selalu bergantung pada harta warisan dan uang dari menjual seluruh aset perusahaan pada perusahaan sebelah.

Sejak tiga tahun lalu, dia sudah lelah dan menyerah untuk mengurusi para pekerja yang selalu protes ditambah dengan penjualan kertas yang semakin menurun karena kalah saing dengan perusahaan yang lebih kecil, Faisal benar benar kebingungan saat itu, dia tidak pernah menyangka kalau akan secepat ini dampak dari pilihannya.

Faisal dan istrinya yang harus menerima banyak sekali tekanan pada akhirnya memutuskan untuk menjual seluruh aset dengan harapan kalau uang itu cukup sampai anak mereka bisa bekerja nantinya, Faisal sampai sekarang pun sudah mendapatkan pekerjaan menjadi penebang kayu, pekerjaan yang pernah dia pimpin beberapa tahun lalu.

Tapi apakah hal ini berpengaruh untuk mereka?, apakah dengan menyimpan uang sebanyak banyaknya bisa membuat mereka hidup serba cukup?, tentu tidak, karena masalah justru ada pada saat ini, dimana angka kriminalitas dan peristiwa Petrus masih belum belum reda.

Pada hari yang cerah di hari Minggu, Faisal yang sudah lama tidak merayakan ulang tahun anaknya merasa untuk harus merayakannya sekarang, dia biasanya terlalu sibuk dengan pekerjaan beratnya dan tidak pernah sempat untuk berkumpul bersama keluarga.

Faisal yang sudah merencanakan hal ini sedari awal akhirnya mengajak putri kecilnya jalan jalan keluar dengan modal nekat, meninggalkan Tutik yang sedang sibuk membuat sesuatu, biasalah kalau ulang tahun kayak gini, surprise.

Faisal yang sedikit bingung mau di kemanain anak ini akhirnya memutuskan untuk sementara mengajaknya ke pusat kota, sekedar jalan jalan sembari memikirkan mau membawanya kemana, anak itu tersenyum riang, tubuhnya yang kecil itu kini sedang digendong oleh Faisal dengan penuh kasih sayang.

Melihat putri kecilnya yang begitu senang sembari menunjukkan giginya yang kecil membuat hati Faisal terharu, dia akhirnya punya ide untuk pergi ke sebuah candi Borobudur, mumpung tempat itu tidak terlalu jauh, hanya butuh 1 jam menggunakan sepeda kuno.

Mereka berdua yang sedari awal membawa sepeda akhirnya berangkat menuju candi Borobudur, dan keberuntungan masih ada ditangan Faisal saat anaknya tidak rewel sama sekali, dia sedang mengagumi pemandangan sawah dan gunung sumbing yang walaupun sangat jauh, tapi gunung besar itu masih terlihat hijau dari sini.

Oh iya, mungkin aku belum mengatakannya, keluarga ini tinggal di kaki gunung, bukan gunung sih lebih ke bukit yang berisi hutan lebat, tempat yang cocok untuk membuat kertas dan pensil, kalau penasaran cari aja sendiri, tulis candi Borobudur di maps nanti kalian mengerti, kalau masih nggak nemu ya sudah bukan urusanku.

Singkat waktu mereka akhirnya sampai dan langsung memasukinya begitu saja, waktu itu memang candi ini tidak terlalu terkenal dan masih tidak dipungut biaya untuk masuk, nggak kayak sekarang. Untuk parkir tentu dia menitipkan sepedanya di warung terdekat, dia mengenali penjaga warung itu sebagai teman semasa SD yang sudah tidak bertemu selama 10 tahun, tapi bukannya reuni, Faisal malah titip sepeda.

Mereka berdua berjalan, lebih tepatnya hanya Faisal yang jalan dengan putri kecilnya di tangan, dia berjalan menuju tangga panjang menuju ke atas sembari mencoba bercakap cakap dengan anaknya yang sudah bisa berbicara walau tidak terlalu jelas.

dalam 15 menit mereka telah sampai ke atas, Faisal yang melihat anaknya mulai memberontak mau turun menaruhnya di lantai dan dia berjalan kegirangan melihat patung yang dikurung, entah apa maksudnya?.

Syarat pertama menjaga anak kecil apalagi yang baru berusia 4 tahun adalah jangan terburu buru, anak kecil itu bisa menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk mondar mandir sembari menunjuk sesuatu, dan tugas seorang ayah adalah jangan melewatkan pembicaraan, karena balita biasanya akan mengamuk jika tidak diperhatikan.

Ini adalah pengalaman pertama sekaligus yang paling membosankan bersama dengan anaknya, mereka baru bisa pulang setelah jam 12 saat anaknya merengek minta digendong, Faisal yang sudah tidak bisa dihitung berapa kali dia menguap hanya bisa menggendongnya sembari menawarkan kepada putrinya untuk pulang.

Agar tidak ikut bosan melihat kelakuan mereka berdua, singkat waktu mereka telah sampai dalam waktu dua jam, kenapa bisa molor sampai dua kali lipat, karena Faisal sempat tersesat dan lupa arah pulang, sempat panik tapi akhirnya dia menemukan jalan yang biasa digunakan para pengangkut kayu.

Istrinya di rumah telah menyiapkan sebuah nasi berbentuk kerucut dengan tambahan 2 ayam yang di potong potong di sampingnya, nasi berwarna kuning itu dia taruh di atas meja dan segera duduk sembari memutar tubuhnya menimbulkan suara tulang patah yang langsung membuatnya bernafas lega, dia sangat kelelahan karena tidak berhenti memasak sejak subuh.

Walaupun aku bilang ini surprise, tapi Tutik tidak terlalu khawatir ketahuan anaknya mengingat anaknya juga masih kecil dan tidak terlalu peduli hal kayak ginian, setelah dipikir pikir buat apa ya dirayain, kan anaknya juga nggak peduli, hadiah ulang tahunnya juga palingan masih tetap ngalir ke orang tua.

Faisal yang telah sampai dan melihat nasi tumpeng itu segera membangunkan istrinya dan menyuruhnya untuk memakan nasi itu bersama, anaknya yang awalnya tertidur di jalan langsung terbangun begitu sampai, sepertinya dia tahu kalau ada yang enak disini.

Mereka bertiga memakan nasi yang mereka anggap kue itu dengan di selingi candaan dan rasa bahagia, rasa yang sangat langka dimana sangat sulit mencari keluarga yang harmonis seperti ini, memang miskin tapi bahagia itu memang enak, sebenarnya mau apapun pilihan Faisal bertahun tahun yang lalu seluruhnya pasti akan memiliki kelebihan dan konsekuensi yang sama.

Bahkan jika Faisal memilih bunuh diri sekalipun, dia masih mendapatkan untung karena seluruh masalahnya saat itu menghilang dari otaknya, tapi apa dia bisa menghilangkan tuhan di otaknya, inilah yang pernah aku katakan di masa depan nanti.

Setiap kelakuan manusia itu tidak ada yang baik dan juga buruk, semua hal yang telah kita lakukan akan dan pasti sangat berdampak dimasa depan, jadi yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak apa yang membuat kita senang dan meminimalisir musibah yang datang, kenapa tidak menghentikan musibah nya saja?, karena tentu kita juga tidak akan pernah bisa menghentikannya.

Kita tidak akan pernah bisa menentukan masa depan, kalau kelakuan yang tidak disengaja bahkan tidak bisa kita prediksi sekalipun seperti kejadian penculikan anak yang membuat Faisal bisa mendapatkan kebahagiaan tentu tidak siapapun bisa menduganya, dan sayang seribu sayang pasangan itu harus meninggal karena dibunuh pada malam harinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!