"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Pesawat yang ditumpangi Kapten Zayden mendarat dengan mulus di Landasan Pacu Bandara Incheon Seoul Of Korea Selatan. Jam menunjukkan pukul empat sore waktu Korea Selatan.
Dengan menumpang taksi Kapten Zayden pun langsung menuju rumah sakit Hankook University Hospital untuk mencari Emiliana. jika memang pernikahan mereka tidak bisa terlaksana,minimal hubungan mereka jangan sampai terputus.
Jarak antara Bandara dan Rumah Sakit memakan waktu sekitar satu jam. sesaat kemudian tibalah Kapten Zayden di Hankook University Hospital, dengan berbekal foto dan nama Dokter Emiliana, susah payah Kapten Zayden pun menemukan ruangan tempat Dokter Emiliana bertugas.
Oleh Perawat Jaga,Kapten Zayden pun diarahkan ke taman belakang rumah sakit tempat biasa para dokter beristirahat sejenak setelah tindakan operasi. Kapten Zayden melangkah dengan kepastian.
"Emilia,tunggu ka' sayang" gumam Kapten Zayden seraya menggenggam kotak perhiasan berisi cincin yang terbuat dari emas putih buatan Butik perhiasan yang terkenal.
Setibanya di taman itu,Kapten Zayden pun tertegun lama,karena apa yang diharapkannya sungguh jauh dari kenyataan. saat ini,wanita yang sangat disayangi dan dirindukannya itu tengah berada dalam pelukan pria lain.
Ya,Dokter Emiliana nampak nyaman dipeluk oleh Dokter Narendra,tidak sedikit pun terusik oleh orang yang berlalu lalang,apalagi menyadari kehadiran Kapten Zayden.
Tatapan tajam Kapten Zayden terus menguliti mereka,langkah kaki Kapten Zayden sudah hampir mendekati Dokter Emiliana dan Dokter Narendra hingga ponsel Kapten Zayden berbunyi, nampak nama Ayra menari dilayar ponselnya itu, Kapten Zayden pun urung melanjutkan langkahnya. dia pun berbalik dan pergi dari taman itu dengan hati yang hancur dan matanya yang berkaca-kaca, seraya menggenggam erat kotak cincin itu.
Ponselnya kembali berdering,masih nama Ayra nampak menari dilayar ponselnya itu. Kapten Zayden pun menarik nafas panjang.
"Halo,ada apa Ayra?" ucap Kapten Zayden dengan nada tajam
"Halo,Assalamualaikum Kak,maaf... itu... Etta' Kak... Etta'..." ucap Ayra terputus oleh tangisannya
"Ada apa dengan Etta' Ayra?" ucap Kapten Zayden dengan nada tinggi
"Kak,Etta' kecelakaan ki' Kak... huhuhu..." ucap Ayra menangis
"Apa...? kecelakaan Etta'? dimana ki'? kenapa bisa? jadi bagaimana mi' sekarang?" tanya Kapten Zayden seraya berlari keluar dari gedung rumah sakit
"Halo,Kapten Zayden,Etta' kecelakaan pas pulang ki' kerja, sekarang ada mi' di rumah sakit, ini mau ki' kesana sama Ayra dan Puang" ucap Pak Akbar mengambil alih telpon Ayra
"Pulang ka' sekarang Pak" ucap Kapten Zayden seraya kembali naik ke taksi menuju Bandara Incheon Seoul Of Korea Selatan
Indonesia 🇮🇩🇮🇩
S*l**m Hospital
Bapak Malik Maulana nampak mendapat pertolongan pertama di ruang resusitasi Instalasi Gawat Darurat.
Ibu Dewi Anjani dan Ayra pun tiba di rumah sakit.
"Mana mi' Etta' mu ini Ayra Nak eee?" lirih Ibu Dewi Anjani
Ayra pun berlari kearah nurse station.
"Kak perawat,ada pasien ta' atas nama Bapak Malik Maulana,korban kecelakaan tadi pi' masuk?" tanya Ayra
"Iye' ada,itu di ruang resusitasi,sementara ki' dapat pertolongan dari dokter,duduk mi' dulu menunggu nanti dipanggil ki' kalau sudah selesai dokternya na' " ucap Perawat Jaga itu
"Iye' terimakasih Kak" ucap Ayra lalu kembali berlari kearah Ibu Dewi Anjani
"Ada didalam ruangan itu Etta' sekarang Puang,sementara dapat ki' pertolongan pertama dari dokter,tenang mi' ki' ini shaa Allah selamat ki' Etta' " ucap Ayra seraya memeluk Ibu Dewi Anjani
Sesaat kemudian pihak keluarga dari Bapak Malik Maulana pun berdatangan.
"Assalamualaikum Puang? bagaimana mi' Etta'?" tanya saudara Bapak Malik Maulana
"Weee... Daeng Iskandar,ada mi' Etta' nya Zayden itu didalam ruangan sana Daeng,tidak ku tahu pi' kodong bagaimana mi' kondisinya itu Daeng" lirih Ibu Dewi Anjani
"Mana pale' Zayden,masih di asrama ki'?" tanya Ardi keponakan Bapak Malik Maulana
"Iye',Kak Zayden ada di Korea Selatan sekarang Kak,tapi sudah mi' kuhubungi,langsung mi' pulang ini" jawab Ayra
"Allahuakbar..." ucap Ardi
Setelah satu jam berlalu,dokter pun keluar dari ruang resusitasi,dan menghampiri keluarga Bapak Malik Maulana.
"Selamat malam,bapak ibu,saya Dokter Ferdinand yang menangani pasien,meskipun kondisi pasien masih lemah,tapi sudah melewati masa kritisnya ya,ini pasien sekarang dalam pengaruh obat bius sengaja kami tidurkan agar kondisinya cepat pulih, nanti setelah pindah ke ruang ICU baru keluarga boleh menjenguknya ya" ucap Dokter Ferdinand
"Alhamdulillah..." ucap Keluarga serempak
"Terimakasih Dokter" ucap Ayra
Sesaat kemudian,keluar lah Bapak Malik Maulana dari ruang resusitasi,nampak luka dibagian tangan dan dahinya.
"Allahuakbar... Etta' Kodong" lirih Ibu Dewi Anjani
"Etta'..." lirih Ayra
"In shaa Allah baik-baik ji' Daeng Malik ta' Puang Dewi,sabar ki' na' " ucap Pak Iskandar adik dari Bapak Malik Maulana
Bapak Malik Maulana pun masuk ke ruang ICU, monitor nampak terpasang untuk memantau kondisi Bapak Malik Maulana selama dua puluh empat jam.
Keesokan paginya,jam menunjukkan pukul delapan pagi,nampak Ibu Dewi Anjani tertidur di sofa di ruang tunggu keluarga pasien dan Ayra tertidur bersandar di sofa itu dengan posisi duduk dilantai. Pak Iskandar dan Ardi serta keluarga yang lain sudah pulang sejak subuh tadi.
Sebuah tangan menyentuh pundak Ayra perlahan.
"Ay,bangun ki'... Ayra..." bisik si empunya tangan
Ayra pun menggeliat sejenak dan membuka matanya perlahan.
"Kak Zayden... " ucapan Ayra terputus saat Kapten Zayden menutup mulut Ayra dan memberi kode untuk diam
"Bagaimana mi' kondisinya Etta' sekarang?" tanya Kapten Zayden
"Masih di ICU ki' Kak,belum sadar ki', masih dibawah pengaruh obat bius" jawab Ayra
"Jam berapa pale' tidur Mama?" tanya Kapten Zayden lagi
"Abis shalat subuh tadi,pas pulang mi' Etta Iskandar sama Kak Ardi dan keluarga yang lain, baru ki' tidur" jawab Ayra
"Kenapa duduk dibawah ki' begitu,ayo naik ki' ke sofa,biar tidak masuk angin ki' " ucap Kapten Zayden seraya membantu Ayra naik keatas sofa
"Dimana pale' ruangannya Etta'?" tanya Kapten Zayden lagi
"Itu Kak,tapi tidak bisa ki' masuk,cuma bisa ki' lihat lewat jendela kaca itu" ucap Ayra seraya menunjuk ke ruang ICU
Kapten Zayden pun melangkah gontai kearah jendela kaca ruang ICU. tangannya mengepal kuat melihat kondisi sang Etta'.
"Allahuakbar... Astaghfirullah..." lirih Kapten Zayden