Zara harus berjuang sendiri membesarkan putranya, tanpa suami, tanpa keluarga. Dia banting tulang sendiri, menafkahi dirinya dan putranya.
Beberapa tahun lalu, Zara mempermalukan keluarganya dengan hamil di luar Nikah namun dengan pria yang tidak di ketahui identitasnya. Lebih tepatnya Zara tidak mau mengatakan siapa Ayah dari bayi yang saat itu dia kandung.
"Aku sudah berjanji padanya, untuk tidak meminta pertanggung jawaban jika aku hamil"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uni Ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darah Dagingku
Angga melesakkan laju motor nya dengan kecepatan tidak seperti biasa. Gemuruh didalam dadanya semakin membuncah karena pikirannya ingin cepat sampai dirumah sakit dan bertemu dengan Rangga. Karena Tidak ingin terkena macet, jadi Angga memilih untuk mengendarai motor nya saja, tapi ternyata jalanan juga tak se macet biasanya.
"Pa,, Angga mau kemana sih? buru buru banget, kayaknya tadi motor yang keluar dari garasi" ucap mama menghampiri papa di ruang keluarga
"Gak tau, tadi katanya ada urusan penting gitu" jawab papa, Kemudian mama ikut duduk dan menonton acara TV yang sedang di tonton papa.
Begitu sampai di rumah sakit, Angga segera turun dari motor nya dan berlari ke bagian administrasi rumah sakit.
"Suster" ucap Angga dengan nafas tak beraturan
"Dokter Angga? ada yang bisa kami bantu?" tanya pegawai itu yang jelas mengenal Angga
"Dimana,,, ruangan pasien bernama Rangga di rawat?" tanya Angga
"Sebentar ya Dok, saya cari dulu datanya" Kemudian suster itu menggerakkan jari jari tangannya untuk mencari pasien yang bernama Rangga.
"Adanya anak anak Dokter, atas nama Rangga Nugraha di Ruang anak Merpati 3, Dokter" ucap Suster
"Terima kasih" Ucap Dokter Angga yang langsung pergi menuju ke ruangan tempat Rangga di rawat..
Angga terus berlari menuju ke ruang rawat khusus anak anak tanpa peduli orang yang hilir mudik di sepanjang lorong rumah sakit. Hingga sampailah Angga pada ruangan yang menjadi tujuannya. Tangga Angga bergetar dengan deru nafas begitu terdengar saat tangannya terangkat untuk membuka handle pintu ruangan itu. Dengan sangat pelan, Angga mendorong kedalam dan kakinya melangkah masuk kedalam secara perlahan
"Assalamualaikum" Bibirnya tertutup sangat rapat saat matanya terfokus pada sosok anak kecil yang saat itu tengah memejamkan mata di balik selimut yang menutupi setengah badan mungil itu. Tubuh Angga semakin bergetar saat menatap wajah yang sedang terlelap itu tenyata benar, sangatttt mirip dengan dirinya diwaktu kecil. Angga mengalihkan pandangannya ke segala sudut ruangan itu namun tidak menemukan siapa siapa selain Rangga. Lalu Angga menutup pintu kamar dan mendekat pada anak itu.
"Dia,, mirip sekali dengan ku?" Angga menatap lekad wajah Rangga. Dia seperti bertemu dengan kembarannya saja, apa mungkin nanti setelah Rangga Dewasa, dia akan seperti dirinya?
"Apa benar kamu putraku,,?" Angga ingin menyentuh Rangga, namun dia takut jika membangunkan anak itu.
"Jika benar kamu darah daging ku, berarti selama ini aku sudah menelantarkan mu dan mama mu" tiba tiba Angga menangis meski tak bersuara. Dia tidak bisa membayangkan Jika Rangga adalah putranya dari Zara, bagaimana Zara bisa menjalani hidup tanpa keluarganya, tanpa suami dalam membesarkan putranya.
"Kenapa kamu sembunyikan semua ini sendirian Ra?!" Angga menggigit kepalan tangannya untuk menahan tangisnya yang akan pecah.
"Jika Ini anakku, bahkan aku tidak perlu menyangkal, ataupun melakukan tes DNA, sudah sangat jelas Rangga anakku! Tapi kenapa kamu sembunyikan Rahasia besar ini dariku?!" Batin Angga ingin sekali berteriak, menghujam Zara dengan ribuan pertanyaan
Angga segera mengusap air matanya saat mendengar handle pintu di tekan.
"Apa itu Zara?!" Batin Angga sudah bersiap untuk melihat siapa yang datang.
Tapi sayang, yang masuk tidak sesuai harapan, ternyata malah suster yang datang
"Loh, Dokter Angga? ada disini?" tanya Suster kaget melihat keberadaan Angga
"Ah iya, tadi saya seperti mendengar suara dari dalam sini, lalu saya masuk untuk memeriksa. Dimana keluarganya?" tanya Angga mengalihkan kecurigaan Suster
"Ada dok, tadi ibunya sedang pergi ke minimarket sebentar, mungkin sebentar lagi kembali. Saya hanya ingin mengecek anak ini saja, karena tadi dititipkan pada saya " jawab suster
"Oh begitu,, sakit apa anak ini?" tanya Angga
"Gejala Demam berdarah dok, kalau begitu saya permisi ya dok. Saya mau kembali bertugas" jawab Suster
"Iya, saya juga akan keluar dari sini" ucap Angga beralasan.
Kemudian Suster keluar lebih dulu, sedangkan Angga masih bergeming di tempatnya.
"Kamu bisa sampai sakit begini nak,,, kasihan sekali kamu,," Angga mengusap lembut kepala Rangga dengan rasa sedih karena anak itu bisa sampai terkena demam berdarah.
Ceklek
Zara masuk kedalam dengan membawa sekantong makanan. Seketika tubuhnya membeku kala tatapan matanya bertemu dengan Angga yang saat itu juga membeku menatapnya.
Deg!
.
.
.
.
Wessss pada beku bekuan semua kalian berdua! terus gimana kelanjutannya? 🥴
tapi imronnya yg Gak kuat
😂😂😂😂😂😂