NovelToon NovelToon
Inikah Cinta Itu

Inikah Cinta Itu

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: puja yanti

"Suatu saat aku akan bisa mengubah takdirku jadi lebih baik!"
April bermonolog sendiri.Dia begitu yakin kalau dirinya tidak akan selamanya miskin.
Apakah takdir April akan sesuai dengan apa yang di harapkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon puja yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Lupa Ingatan

"Siapa itu?"

Dua orang yang kebetulan lewat di kagetkan dengan seseorang yang tersungkur ke tanah dalam posisi tengkurap.Mereka yakin pasti orang itu terjatuh dari atas jurang tersebut.

Ibu itu bernama Bu Arumi, dia pulang dari kebun bersama pak Wira suaminya.

Seorang ibu paruh baya itu duduk seraya membalikan tubuh April.

"Neng Geulis?.." Bu Arumi mencoba memanggil nya.Namun mata wanita berparas cantik yang mereka temukan itu tidak terlihat membuka matanya.Bu Arumi menempelkan jari telunjuk tangannya tepat di lubang hidung wanita itu untuk mengecek keadaannya. "Alhamdulillah masih bernapas'' ucap bu Arumi.

"Ibu mengenalnya?" Tanya pak Wira sambil mendekati keduanya.

"Tidak pak,Dari pakaiannya mungkin dia bukan asli penduduk sini" Wanita itu memakai balutan gaun yang indah.Orang kampung tak mungkin memakai pakaian seperti itu.

"Kita tolong dia ya pak? Kasihan!'' Bu Arumi dan pak Wira tidak mungkin meninggalkan wanita malang itu.

"Iya,bu!"

Pak Wira membopong April di bantu bu Arumi istri kesayangannya."Hati-hati, pak!" Dengan tujuan membawanya ke rumah mereka.

Usia mereka yang sudah lanjut membuat keduanya terlihat kewalahan dengan berat badan wanita yang di tolongnya.Kondisi jalan yang curam juga ikut mempersulit mereka,hingga keduanya beberapa kali menghentikan langkahnya.

"Berat sekali bu,rasanya tangan bapak sudah tidak kuat memangkunya".

"Kita turunkan saja dulu di sini pak,sembari kita istirahat sebentar".

Hal itu dianggukki oleh suaminya.Keduanya menyenderkan April di bawah pohon besar.Mereka juga turut duduk di samping mengapitnya.Lembaran daun yang cukup besar di pakainya untuk mengipasi badan mereka yang kini mandi keringat.

"Bapak haus bu" pak Wira memegang tengkuk lehernya.Tenaga nya yang terkuras membuat kerongkongannya terasa kering.

Dengan sigap Bu Arumi mengambilkan botol minum dari gendongan kain jarik nya.Tanpa menunggu lama minuman itu di minumnya sampai tandas.

Selesai minum semangat pak Wira pulih kembali. "Ayo,jalan lagi bu!"

Mereka berusaha keras membopong April kembali,Kerja keras mereka berhasil hingga tibalah di depan sebuah gubuk miliknya.

Matahari telah menyembunyikan sinarnya dan di gantikan oleh cahaya bulan,wanita itu belum juga membuka matanya.Sepasang tangan perempuan paruh baya kembali terulur.Untuk mengobati sedikit luka di kening yang terlihat mengeluarkan sedikit darah

"Aduh,sakit sekali" rintihnya yang mulai sadarkan diri. "sakiiit "

Dia terus memegang erat kepala dengan kedua tangannya.

"Alhamdulillah kamu sudah sadar,nak!'' Bu Arumi perlahan menyangga kepalanya.Yang terlihat kesakitan.

Dia menghela napas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan.Dadanya masih terasa sesak jika dia berbicara.

Diedarkan matanya ke setiap penjuru rumah dan diakhiri pada sosok muka bu Arumi yang ada di sampingnya.

"Aku ada di mana? Ibu siapa?"

"Nama ibu Arumi,sekarang neng geulis ada di rumah ibu"

"Bu Arumi?.."ucap nya.Masih dengan suara yang sama lirih dan lemah namun masih bisa terdengar.

Bu Arumi mengangguk "iya,neng"

Bu Arumi menaruh lagi kepala gadis itu di bantal kemudian menggenggam jari jemarinya.

"Siapa nama neng?kenapa bisa sampai terjatuh dari jurang?"

Dia terlihat berpikir,dan seakan-akan mencoba mengingat siapa dirinya dan apa yang telah terjadi padanya.Alih-alih ingat,kepalanya malah terasa semakin sakit. "Aww..." Di geleng-geleng nya kepalanya itu agar sakitnya bisa berkurang.

"Aku tidak ingat..,aku tidak ingat apapun bu!"

"Ya sudah,jangan di paksakan nak" Melihat gadis itu begitu kesakitan,bu Arumi tidak ingin dia memaksakan diri untuk bisa mengingat semuanya.

"Mungkinkah benturan dari tempat ketinggian itu membuat seseorang lupa akan ingatannya?'' gumam di hati bu Arumi.

Bu Arumi mengangkat bokongnya dari tikar yang di gunakan sebagai alas nya dan April.

Derap langkahnya menyentuh lantai kayu di gubuk yang sunyi itu terdengar jelas.Kaki keriputnya itu melangkah menuju dapur.

"Sebenarnya siapa aku?" gerutu April kesal.Pandangannya kosong menatap lurus langit-langit,menandakan dirinya telah berpikir keras.Mengapa dirinya tidak ingat sama sekali tentang apapun.

" Ini minum dulu airnya neng! " Bu Arumi datang kembali dengan membawakan secangkir air putih.

Gadis itu memaksakan tubuhnya untuk bisa bangun dan duduk.Seluruh badan nya terasa sakit dan ngilu."Terima kasih bu" ucapnya seraya mengambil air yang di sodorkan bu Arumi dan langsung meminumnya perlahan.

"Sama-sama neng geulis" Sementara gadis itu belum bisa mengingat namanya sendiri,bu Arumi memanggilnya dengan sebutan Neng Geulis.

"Tunggu sebentar ya neng,ibu buatin makanan dulu.Neng geulis pasti lapar kan?" Tidak di pungkiri perut nya keroncongan saat itu.Namun mau jawab lapar April malu, dia pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya saja.

Bu Arumi mengukus singkong yang di panennya tadi dari kebun.Sambil menunggu singkong nya matang bu Arumi mengambil racikan jamu untuk di minum oleh neng geulis.

Jamu itu berkhasiat untuk meringankan rasa nyeri dan memulihkan stamina.Bu Arumi tau khasiatnya karena mereka biasa meminumnya sehari-hari.

Kepulan asap dari singkong rebus terlihat menggugah selera.

"Silahkan di makan singkong nya neng! Lumayan buat pengganjal perut.Sekalian nanti minum juga ya jamunya!''

"Terima kasih bu,tidak usah repot-repot" April malu jika dia berterus terang kalau dirinya memang lapar,namun suara perutnya yang keroncongan minta di isi tidak bisa berbohong saat itu.April buru-buru memegang perutnya itu karena malu.

"Makanlah,neng!"

Bu Arumi mengerti kalau saat itu April merasa canggung,jadi dia mengambil duluan singkong rebus nya di makan bareng sama sambal,sungguh terasa nikmat.April pun tidak tahan dengan godaannya,dia juga ikut mengambil dan langsung memakannya.

Selama beberapa hari Neng Geulis tinggal bersama pak Wira dan bu Arumi.Ada rasa yang aneh karena ingatannya yang belum kembali.

Neng Geulis yang sedari tadi hanya memandang ke luar jendela di buat bingung,kenapa dirinya tidak ingat sama sekali tentang dirinya.Tetapi gadis yang sejak dari tadi diam itu tidak punya sedikit nyali walau hanya sekedar untuk mencari informasi.

Selain karena dia merasa belum terbiasa di tempat seperti ini.Gadis itu juga memang seperti penakut.

"Ya Alloh ... Harus bagaimana diriku ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Dia bermonolog sendiri.

Neng Geulis terlonjak ketika sebuah ketukan keras terdengar dari balik pintu.

Kaget nya mengendur setelah tau kalau yang mengetuk pintu ternyata pak Wira.Ia kemudian bergegas membuka pintunya

"Neng Geulis sedang apa?" tanya pak Wira sambil masuk ke dalam rumah.

''Sedang duduk saja pak,sambil menunggu ibu pulang."

''Neng Geulis melamun lagi?" Pak Wira kembali bertanya.

"Enggak kok,pak!"

1
Suanti
semoga aja setelah ketemu edwin ingatan nya bisa cpt kembali
Suanti
rasain erica beri hukuman setimpal untuk untuk erica sama ibu tiri nya
Suanti
semoga cepat ketemu April
Asri Hajani
cepat ketemu suaminya
Suanti
semoga cepat ingatan nya kembali
Suanti
semoga cepat ketahuan erica dan ibu tiri edwin kerja sama dlm penculikan april
mudahan ibu sukma kena karma berserta ank nya toni
Yanti: terima kasih sudah mampir kak🙏 mohon dukunganny ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!