NovelToon NovelToon
Namanya Rajendra

Namanya Rajendra

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Keluarga
Popularitas:59.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Penulis_Baru15

Tulisan ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Kaluna Seretha Ardianto atau yang akrab disapa Luna, seorang wanita berstatus dokter spesialis bedah syaraf di usianya yang sudah menginjak angka 34 tahun. Memiliki masa lalu dengan seorang laki-laki bernama Rajendra Prabu Wicaksono atau yang akrab disapa Rendra, putra sulung dari pemiliki sekaligus ketua dari Future Corporation. Wanita yang semula merasa tidak akan bisa dekat dengan laki-laki seperti Rendra suatu ketika pemikirannya berubah yang menjadikan hubungan mereka semakin berkembang hingga pada di tahap Kaluna meminta berpisah tanpa alasan yang jelas. Apa sebenarnya alasan Kaluna meminta pisah dari Rendra setelah hubungan yang sudah mereka jalani cukup lama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis_Baru15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Direktur..."

Panggilan itu berhasil menghentikan langkah kaki Kaluna yang baru saja keluar dari ruangannya di gedung rawat jalan.

Kaluna berbalik, laki-laki dengan kacamata, scrub warna navy lengkap dengan sneli berlari ke arahnya.

"Dokter Arga memanggil saya?" Kaluna memastikan begitu Arga berdiri tepat di depannya.

Arga mengangguk. "Selamat ya Direktur. Tidak, haruskah saya memanggil anda Presdir?" Arga memandang Kaluna sembari tertawa kecil.

Kaluna menggeleng, tersenyum. "Terimakasih. Tapi, gelar Presdir itu saat saya di D'Book Print, kalau di rumah sakit, panggilan itu milik dokter Dhira." Jelasnya lembut.

"Baiklah." Arga tersenyum canggung saat Kaluna tidak merespon baik candaannya. "Ow iya, nanti malam apa anda ada acara?"

"Kenapa?" Kaluna penasaran.

"Kebetulan ada coffeshop yang baru saja buka di dekat rumah sakit. Mau mencobanya?"

Kaluna mengernyitkan dahi. "Kenapa harus saya?" Tanyanya tidak mengerti.

Arga mengangkat bahu. "Memang kenapa kalau anda?" Arga balik bertanya.

Kaluna tersenyum. Bukannya ingin terlalu percaya diri, tetapi sekarang rasanya dia tahu kalau Arga benar-benar menaruh perhatian padanya.

"Boleh saya izin kekasih saya dulu?" Tanyanya coba memancing respon Arga.

Arga diam. "Anda memiliki kekasih?" Arga menatap Kaluna dengan ekspresi bingung.

Kaluna tersenyum, mengangguk. "Namanya Rajendra." Ucapnya singkat yang berhasil membuat Arga diam dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah menjadi sangat canggung. Ekspresi yang sangat berbeda dengan Arga beberapa saat yang lalu.

"Saya seperti tidak asing dengan namanya." Jawab Arga canggung. Kaluna tersenyum, mengangguk mengerti.

"Saya permisi dulu ya dokter." Kaluna pamit, meninggalkan Arga setelah lelaki itu mengangguk tanda mengiyakan.

...****************...

Kaluna menghela napas bersamaan dengan tangan yang melempar blazernya ke atas sofa setelah hari kedua acaranya selesai.

Kaluna merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruangannya.

"Laporan rapat bulanan dari rumah sakit mau dibaca sekarang atau nanti Presdir?" Ajeng duduk di single sofa yang ada di sisi kanan Kaluna.

Kaluna menutup mata menggunakan lengan kanannya. "Kamu sudah baca hasilnya?" Tanyanya lemah.

Ajeng mengangguk. "Sudah Presdir."

"Bisa tolong sampaikan kesimpulannya untukku?"

Ajeng tersenyum, tipis. Tangan kanannya meraih tablet yang baru saja dia letakkan di meja. "Dengan senang hati." Ucapnya lembut.

"Kesimpulan rapat hari ini untuk rumah sakit pusat semua aman terkendali. Sedikit masalah terdapat di rumah sakit cabang yang baru. Bagian keuangan cabang pesisir mencurigai adanya manipulasi jumlah jam lembur di seluruh bagian pelayanan rumah sakit."

Kaluna menurunkan lengannya. Wanita itu bangun dari posisi berbaring dengan tatapan bingung.

"Memangnya ada penurunan pasien?" Tanyanya serius.

Ajeng menggeleng. "Justru bulan ini ada kenaikan sampai 30% daripada bulan lalu. Rumah sakit bahkan sempat menolak beberapa pasien karena ketersediaan kamar rawat inap tidak memenuhi."

Kaluna menghela napas. "Rumah sakit yang baru berdiri 1 tahun dengan 7 lantai sampai menolak pasien tetapi jumlah jam lembur dicurigai?"

Kaluna diam. Dahinya berkerut, kedua matanya menyipit sempurna tanda wanita itu sedang memikirkan hasil rapat yang membuatnya tidak terima.

Baginya, ketika pasien naik, jam lembur bukanlah hal yang aneh karena kondisi di lapangan bisa sangat situasional. Terutama karena rumah sakit cabang pesisir baru beroperasi satu tahun dengan tenaga kesehatan yang tentu saja belum sebanyak rumah sakit pusat ataupun rumah sakit cabang yang lainnya. Tetapi mencurigai jam lembur pegawai adalah suatu tindakan aneh baginya.

"Ini sama saja mereka menuduh team-ku di cabang mencuri waktu kerja." Gumam Kaluna dengan ekspresi tidak terima.

Kaluna menoleh ke Ajeng. "Tindakan mereka apa?"

Ajeng menghela napas panjang. "Sidak. Karena mereka harus tahu dimana masalah yang membuat para pegawai lembur sampai lebih dari 2 jam per shiftnya."

"Memangnya manusia gila mana yang mau kerja lembur?" Omelnya tidak terima. Ajeng hanya diam saat melihat Kaluna mengotak atik ponselnya.

"Halo, dimana Ra?"

[Di ruangan. Baru selesai operasi. Gimana? Lancar acaranya?]

Kaluna menghela napas. "Aku kesana ya."

Dhira tertawa. [Alamat komplain perkara menteri keuangan di bagian cabang ini Direktur SDMku.] Ucap Dhira saat dia hafal betul tabiat sahabat baiknya itu.

"Nggak terima aku tim SDMku dibilang memanipulasi jam kerja. Aku kesana pokoknya."

[Iya udah, sini deh aku tungguin.]

Kaluna mematikan ponselnya. Tangannya mengambil balzer yang tadi sempat di lemparnya di sofa. Kaluna membuka dompet, tangannya mengambil sebuah kartu di dompetnya.

"Terimakasih ya untuk hari ini. Kamu ajak tim makan malam." Kaluna menyerahkan kartu miliknya.

Ajeng tersenyum, tangannya dengan pelan mendorong kartu yang disodorkan oleh Kaluna.

"Makan malam kami hari ini ditanggung oleh pak Rendra. Pak Rendra pernah bilang ke saya kalau dia tidak akan membiarkan calon istrinya mengeluarkan uang sepeserpun."

Kaluna menghela napas lalu menarik tangan Ajeng. "Malam ini biar saya yang traktir." Ucapnya seraya menyerahkan paksa kartu miliknya.

"Saya memang gak sekaya Mas Rendra, tapi tolong terima ini sebagai ucapan terimakasih saya karena kalian semua sudah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir."

Tatapan mata tulus dari Kaluna membuat Ajeng tidak bisa menolak permintaan bosnya. Dengan senyuman lembut, wanita itu menerima kartu pemberian bosnya.

"Terimakasih Presdir."

Kaluna mengangguk. Tersenyum. "Saya ke rumah sakit dulu ya." Pamitnya.

"Anda akan menyusul kan Presdir?"

Kaluna menoleh. "Nanti setelah urusan rumah sakit beres, saya nyusul." Ucapnya yakin sebelum meninggalkan Ajeng yang masih ada di ruangannya.

Kaluna turun dari mobil dengan ekspresi yang sudah tidak bisa lagi di deskripsikan. Di kepalanya sudah banyak sekali pertanyaan tentang rapat yang tidak bisa dia hadiri hari ini.

"Sekalinya gak datang rapat bulanan aja malah hasilnya plotwist." Gerutunya dengan nada kesal pada diri sendiri sembari menunggu pintu lift.

"Kaku banget itu wajah?"

Kaluna menoleh. Setelah melihat sosok di sebelahnya, Kaluna hanya menghela napas.

"Gimana gak kaku, sekalinya gak datang ke rapat bulanan aja SDM rumah sakit dituduh nyuri jam kerja Ghe."

Gheya hanya mengangguk. Dia tahu benar kalau Kaluna tidak suka seseorang mengusik timnya tanpa alasan yang jelas.

"Masalah jam lembur?"

Kaluna mengangguk. "Ya pasien banyak, kalau lembur ya wajar kan? Lagian pegawai di cabang pesisir belum banyak Ghe, belum lagi kalau ada kondisi yang memang di luar kendali. Tau sendiri ranah kerja kita itu bisa berubah hanya dalam hitungan sepersekian detik."

Gheya kembali hanya mengangguk. Tangan kirinya menepuk-nepuk pelan punggung Kaluna. "Sabar Lun, jangan emosi." Ucapnya coba menenangkan.

"Mungkin keuangan cabang memang belum stabil untuk bayar lemburan pegawai." Celetuknya sembari berjalan masuk ke dalam lift yang diikuti oleh Kaluna.

"Ya kan mereka masih di supply dari pusat Ghe. Lagian orang gila mana sih yang mau kerja lembur?"

Gheya benar-benar tidak bisa mengendalikan saat Kaluna sudah seperti ini. Jangankan dirinya, Dhira yang seorang Presdir saja tidak akan mampu mendebat Kaluna, apalagi saat Kaluna memiliki data.

"Nggak salah kamu jadi Presdir di D'Book Print Lun." Gheya melirik Kaluna dengan senyum tipis.

"Kenapa memangnya?" Jawabnya sinis.

Gheya mengangguk. "Kamu tahu cara menjadi leader, bukan jadi bos. Dan yang terpenting, kamu tahu cara memanusiakan pegawai, itu juga penting. Pantes mas Rendra cinta mati ke kamu."

"Rese." Celetuk Kaluna sinis saat Gheya tiba-tiba menyebut nama Rendra.

Gheya hanya meresponnya dengan senyum tipis, membuat Kaluna ikut tersenyum tipis, memudarkan sedikit kesal yang sedari tadi menghiasi wajahnya.

1
Ayangnya Junmyeon❤
Ini sriusaannn udahan thor? 😭
Penulis Baru: garis besar yg author buat emang cuma sampe sini
total 1 replies
Alina
ehh ini udah end beneran 😲
Lucya Handayani
lohlohloh..terkejut..tw² muncul up and end 😲😲 sampai ketemu di cerita selanjutnya ya mas ren..semoga saat qt bertemu qm sudah punya anak .llooh ehh 😆😆
Wida Nengsih
knp udh End aja ka ,blm selesai kan ceritanya /Sob/
Penulis Baru: Udah kak.. pointnya kan emang Kaluna gak mau lunasin hutang kakaknya
total 1 replies
Santy_
Yoookkk extra part yoookkk,.
Mau tauuu donkkkzzz Rendra - Kaluna Junior seperti apaaa??
Penulis Baru: Mereka masih nunda momongan
total 1 replies
Fitri Isdarwanti
kok end?sedih ikhh😭
Penulis Baru: ya emang sudah end kak
total 1 replies
Irani Ira
setiba tiba end. ok
Penulis Baru: lhah emang udah beres, di prolog awal kan udah dijelasin ini tentang perjalanan Kaluna dan Rendra, bukan perjalanan keluarga Kaluna
total 1 replies
Ayangnya Junmyeon❤
Masrennnddkuu😭❤
Penulis Baru: kenapa? 😂😂
Sarina Astriani: gemeeessss pasuntrii baruuuu
total 2 replies
Santy_
Selaluuu syukaaakkk sama jalan cerita yg di buat,.
Mita Sari
omaygat,,, Rendra junior
Penulis Baru: belum heh /Scream/
total 1 replies
Cici Pramita
demii apaa sepagii ini udah upp .. /Drool//Drool//Drool/sehatt selalu author kuuu
Penulis Baru: itu sebenarnya nulisnya semalam cuma emang di uploadnya pagi
total 1 replies
Lucya Handayani
duh mas reen nanggung..ayo kaaak lanjutkaan🤣🤣
Penulis Baru: nggak... udah sampai situ aja
total 1 replies
Ayangnya Junmyeon❤
Masrennndkuuuu YaAllah😭 Engapp dkit bcanyaa😭😭😭
Penulis Baru: maaf ya /Grin//Grin/
total 1 replies
Lucya Handayani
wah kan jdi rame mas ren kalo babnya kyak gini ..mas ren sih mancing /Facepalm/
Mita Sari
kan nanggung bgt ih 😭
Penulis Baru: udah segitu aja.. butuh effort banget nulisnya yg itu soalnya bahasanya harus diperhalus 😁
total 1 replies
Sarina Astriani
lanjjuuuuut mas ren jangan kasih ampun hahaaaaaaa
Irani Ira
woooo isuk2
Santy_
Naaahhh ini niiihhhhh,. Walopun seperti biasaaa,, berakhir penasaraaannn dg lanjutannyaaa /Shy//Shy//Shy/
Penulis Baru: Nggak, author nggak tau, author belum nikah kak, mana tau /Facepalm/
Santy_: Author kaaannn tauuu,, kentanggg tuhh rasanya gaenaaakkk hloooo /Drool//Drool/
total 3 replies
Sarina Astriani
selaluuu kerrrn
Penulis Baru
Giliran begini aja rame yang comment /Smirk/ Udah ya, gak usah ada adegan ++nya, udah biasa juga kan baca di novel lain /Slight/
Santy_: Haiiissshhhhh,, cuma di novel ini ga ada adegan ++ nya hloooo iniiihhh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!