JAGOAN YANG TERSEMBUNYI

Calvin tertawa dan melirik wajah Anastasya yang cantik dan turun ke dadanya. Kemudian Calvin menatap lebih jauh kebawah ke kakinya yang panjang dan ramping.

"Nona Anastasya, bentuk tubuh anda sangat bagus!" saat Calvin menggodanya, wanita itu menjadi marah. Dia mengeluarkan pistol dan mengarahkannya langsung ke kepala Calvin.

Ketegangan didalam ruangan interogasi itu semakin terasa.

"Anda percaya kalau saya akan menembak anda sekarang?" kata Anastasya dengan suara dingin dan menakutkan.

"Tentu saja anda adalah seorang polisi wanita yang juga bersahabat dengan pasukan bawa tanah, tantangan apa yang tak berani anda lakukan?" Calvin menggodanya. Anastasya lupa bahwa pria ini saat ini sedang ditahan didalam ruangan interogasi.

Calvin telah mengalami situasi yang jauh lebih parah dari ini sebelumnya. Pria ini pernah diculik pengedar narkoba segitiga emas saat bertugas.

Itulah alasan mengapa Calvin bisa berhasil memasuki tempat persembunyian pengedaran narkoba dan menghancurkan pabrik itu sendirian mengunakan bahan peledak.

Beberapa kilo meter dari kantor polisi kota Astana, Addie berada dikamar pribadi sebuah hotel mewah. Addie membelai jarinya yang terpotong dengan balutan perban. Sorot matanya yang dingin membuat orang yang melihatnya ketakutan.

"Tuan Ginza, saya telah mendapat berita baru terkait Calvin Carroll. Dia terjatuh dalam perangkap anda. Sekarang dia sedang diintrogasi oleh Anastasya!" seorang anak buah beringsut mendekat kepada Addie dan melanjutkan, "Berdasarkan kepribadian Anastasya, Calvin pasti kesulitan melarikan diri dari ruangan interogasi."

"Kerja bagus, apa kamu sudah mengatur orang-orang kita?" tanya Addie.

"Ya, kami sedang menunggu kesempatan untuk membawa Calvin kepada anda, begitu pria itu keluar dari kantor polisi." jawab bawahan itu kepada Addie dengan penuh hormat.

"Aku ingin hidup pria itu seperti di neraka!" Addie mengepalkan tinjunya dengan erat. Kilatan dingin dan bengis terlintas dimatanya.

Kembali kekantor polisi!

Anastasya menatap dingin kearah Calvin, wanita itu merenung beberapa saat kemudian membatin, berani sekali pria ini bersikap tidak sopan padaku.

Setelah memikirkan hal itu, Anastasya buru-buru berjalan keluar dari ruangan interogasi lalu menabrak seorang pria paru baya.

"Anastasya, bagaimana hasilnya?" tanya pria paru baya yang mengenakan seragam polisi itu. Dia adalah, Matthews kepala departemen kepolisian kota Astana.

"Pimpinan, dia tidak mau memberitahu, jadi saya putuskan untuk menahannya selama beberapa hari lagi sampai dia mau berbicara."

"Saya akan terus menginterogasinya Nanti." Anastasya mengertakkan giginya saat melaporkan tentang Calvin.

"Baiklah!" Matthews terus mengajukan beberapa pertanyaan sebelum akhirnya pria itu pergi sambil melambaikan tangannya.

Setelah kepergian Matthews, Anastasya membawa Calvin keruang tahanan.

Di Mandara, ada banyak departemen, meski beberapa diantaranya tidak diketahui publik, tapi sebagian besar masyarakat mengetahui keberadaan departemen tersebut.

Ada sebuah departemen di spirit Land yang dikenal sebagai departemen keamanan yang bertanggung jawab untuk mempertahankan keamanan spirit Land. Semua departemen harus mematuhi perintah departemen keamanan termasuk departemen kepolisian.

Tiba-tiba telpon khusus misterius berdering dikantor kepala departemen keamanan.

pada saat yang sama juga, ada suara telpon berdering dikantor administrasi kota Astana.

Sebastian faster, sang kepala departemen keamanan sedang sibuk melakukan pekerjaannya saat itu. Ekspresinya berubah ketika mendengar dering telepon itu.

Sudah lama sekali sejak terakhir menelpon telpon khusus itu. Hanya beberapa orang besar dari luar negri yang dapat terhubung dengan telepon itu. Jika ada yang menelpon, itu berarti, ada potensi ancaman terhadap keselamatan spirit Land.

Sebastian menerima panggilan itu dengan suara gemetar. Diseberang telepon sebuah suara dingin terdengar. "Kuberi kamu waktu lima menit untuk membebaskan pria asing yang ditahan di departemen kepolisian Astana. Jika tidak, kamu harus terima konsekuensinya!"

Sebastian kaget mendengar itu dan ekspresi wajahnya langsung murung. Dia berpikir, Bagaimana mungkin itu terjadi, kenapa orang itu ada di spirit Land?

Sebastian buru-buru menelpon, setelah telpon tersambung, dia pun berkata dengan tegas, "Sambungkan aku kebalai kota di Astana sekarang!"

Ketika Matthews kembali kekantornya telepon kabel di mejanya berdering.

Ekspresi wajah Matthews langsung berubah ketika menjawab panggilan telpon itu.

"Saya dari balai kota Astana. Kami mendapat perintah dari Mandara yang mendesak agar anda melepaskan Calvin Carroll dalam lima menit, jika tidak anda akan dipecat jika anda tidak mematuhi perintah.

"Mandara?"

Tangan Matthews mulai gemetar ketakutan. Ini pengalaman pertamanya menerima perintah keras dari balai kota.

Matthews merenung, Calvin? Apakah dia yang ditahan oleh Anastasya? siapa si Calvin ini, sehingga seseorang dari Mandara membuat perintah seperti itu?

Pada saat itu, ada banyak pikiran yang berkecamuk dalam benak Matthews. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa takut.

Matthews berkeringat dingin sampai punggungnya basah lalu bergegas keluar dari kantornya, dia kebetulan menabrak Anastasya dikoridor.

Tanpa basa-basi, Matthews langsung berkata, "Anastasya, lepaskan orang itu sekarang juga!" Matthews memerintah dengan nada serius.

"Apa yang terjadi?" Anastasya tercengang, dan tidak menanggapi kata-kata Matthews.

"Pria itu tidak bersalah dan atasan kita memberi perintah!" Matthews menarik nafas dalam-dalam sambil menjelaskan.

"Atasan kita?" tidak mungkin! Dia terlibat dalam perdagangan narkoba dan itu merupakan kejahatan internasional."

Anastasya berkata tegas dan mengabaikan kata-kata Matthews.

"Anastasya, tidak ada waktu untuk berdiskusi, sekalipun jiwa ayahmu ada disini, ini bukan perintah dari balaikota melainkan dari Mandara.

"Lepaskan dia sekarang atau saya akan membawa kamu kepada ayahmu!" teriak Matthews yang tiba-tiba itu. Anastasya tidak pernah melihat Matthews marah seperti ini sebelumnya.

Bagaimana mungkin pria itu memiliki hubungan dengan Mandara? Anastasya cemberut. Sekarang Anastasya tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah dari Matthews.

Matthew dan Anastasia bergegas keruangan interogasi. Anastasya menatap tajam kearah Calvin dan berkata dengan dingin, "Kau boleh pergi sekarang!"

"Pak Carroll, ini hanya salah paham, anda bukan lagi tersangka sekarang. Anda bisa meninggalkan kantor polisi sekarang juga!" Matthew terkekeh dengan dengan nada suara yang ramah.

Matthew berharap, Calvin segera pergi sejauh mungkin darinya. pria itu takut kehilangan pekerjaannya karena Calvin.

Anastasya menatap Calvin dengan dingin. Sekarang Anastasya tidak bisa melakukan apa-apa selain mengusir Calvin pergi dari hadapannya. Meskipun dia tidak puas dengan keputusan itu.

Tiba-tiba saja Calvin tersenyum dan berkata, "Kepala Matthew, tidak kah anda berubah pikiran dalam waktu yang terlalu singkat? Saya sarankan anda melakukan penyelidikan lebih hati-hati lagi."

"Bajingan, bagaimana bisa kamu begitu berlagak sekali?" Anastasya sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

Jika mencabut nyawa orang lain bukan kejahatan, dia mungkin sudah mencabut nyawa Calvin.

"Nona Anastasya, anda sendiri yang menangkap dan menuduh saya menyelundupkan narkoba. Sekarang anda tiba-tiba membebaskan saya. apa anda bahkan telah memiliki bukti yang membuktikan saya terkait dengan kejahatan dari jarak jauh?"

Anastasya bingung dengan pertanyaan dari pria ini, sampai-sampai Anastasya tidak bisa membantahnya. Dia langsung kehilangan kata-kata.

"Anda menahan saya tanpa bukti, begitu kah cara anda menyelesaikan masalah disini?" Calvin mencibirnya.

"Sebenarnya saya menikmati suasana disini, biarkan saya tinggal sebentar disini." Calvin kembali keruangan interogasi dan menutup pintu. Tingkah Calvin yang tidak masuk akal itu membuat Anastasya dan Matthew tercengang.

Matthew berbalik dan menatap Anastasya dengan tatapan tajam. Dia geram karena Anastasya membawa masalah itu lagi.

Dia hampir kehilangan posisinya karena orang yang ditangkap Anastasya.

Kemudian dia berbalik dan berjalan menuju kantornya.

"Kepala Matthew ..." Anastasya mengikuti Samuel dari belakang dengan kebingungan yang bisa terlihat diwajah cantiknya.

"Kenapa Mandara memberikan perintah untuk melepaskan Calvin? Saya memeriksa informasi latar belakangnya dan tertulis dia hanyalah pria biasa." Anastasya bertanya dengan menyilangkan tangannya.

"Bagaimana aku tahu?" Matthews menjawab dengan ekspresi dingin, dia sangat marah.

Anastasya kaget karena ini pertama kalinya dia melihat Matthew begitu marah.

"Aku tidak peduli siapa dia, tapi balai kota baru saja menelpon mengatakan bahwa jika dia tidak dibebaskan dalam waktu lima menit, aku akan kehilangan posisiku."

"Anastasya, jika aku kehilangan pekerjaanku, akan sulit untuk menjelaskan kepada ayahmu, kan?" Matthew menoleh dan menatap Anastasya saat dia berbicara.

Ekspresi wajahnya sangat dingin, dia tidak terlihat sedang bercanda.

"Baik pak!" Anastasya mengatupkan giginya, dia tidak menyangka bahwa Calvin memiliki latar belakang yang begitu kuat.

Mau tidak mau, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, bagaimana orang biasa bisa membuat Mandara mendukungnya?

Siapa dia sebenarnya? Anastasya mengerutkan kening saat dia bertanya dalam hati. Dia pintar, tapi dia tidak bisa menghubungkan benang merahnya.

Identitas Calvin tampak menjadi misteri.

Anastasya akhirnya pergi keruang interogasi dia menyilangkan lengan didadanya dan menatap dingin melalui jendela pintu.

Sementara itu, Calvin sedang tertidur nyenyak di ruangan interogasi. tampaknya pria ini lupa, bahwa dia sedang berada didalam ruang interogasi yang dijaga ketat.

**********