NovelToon NovelToon
Ronan-17:The Battle Cyborg

Ronan-17:The Battle Cyborg

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Reinkarnasi / Robot AI
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dovey

Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24: Ambush

Sesaat setelah bola gelombang dilempar ke arah Satoshi, Dokter Mayfreed kemudian mengaktifkan ruangan anti ledakan dan membuat bola gelombang tersebut mampu untuk dilenyapkan. Saat itu juga Reina menyerang Satoshi dengan cepat.

Melihat hal tersebut, Dokter Mayfreed yang sudah sangat siap melepas baterai di pundak Reina segera dihentikan Satoshi. Satoshi mengisyratkan untuk Dokter Mayfreed segera menghindar dari tempat ini dan biarkan Reina jadi urusannya.

Saat Reina hampir menerjangnya, tubuh Reina kemudian segera diikat oleh Satoshi dan membuatnya kesulitan bergerak. “Tenanglah Reina. Aku mencoba membuat situasi ini jelas untukmu” ucap Satoshi sambil menahan segala serangan Reina.

Reina masih terus mencoba melawan ikatan helai benang milik Satoshi dengan penuh amarah. “Lepaskan aku! Aku tidak ingin hidup seperti ini! Biarkan aku mati saja!!” Teriak Reina dengan nada yang penuh kesedihan.

Dokter Mayfreed disana hanya mampu terdiam menyaksikan itu semua. Dia tidak tahu kalau Satoshi benar-benar menceritakan hal tersebut pada Reina. Disana juga Ronan yang lain hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian tersebut.

“Kau boleh madah padaku sesukamu, tapi inilah fakta yang kau haru ketahui, Reina! Aku ini pamanmu. Aku menyayangimu layaknya anakku sendiri!” Ucap Satoshi sambil menahan air matanya.

Reina yang masih berontak perlahan-lahan melemah. Ia akhirnya sadar kalau ia tak bisa lepas dari tali yang diikatkan padanya dan takdirnya sendiri. Ia kemudian tersungkur lemas di lantai.

“Aku tak mampu menahan takdir ini. Aku punya tanggung jawab yang luar biasa saat ini. Bagaimana bisa aku melakukannya?” Tanya Reina dengan tatapn yang kosong.

Satoshi pun kemudian memeluk Reina. Ia juga berjanji kalau pilihannya menjadikan Reina sebagai Ronan bukanlah kebetulan namun takdir.

“Aku percaya ini semua memang takdirmu. Aku akan membantumu mencapai tujuan itu, kita semua.” Ucapnya menenangkan Reina.

Reina pun mengangguk dan kembali sadar dengan dirinya. Seketika semua Ronan turun ke lantai Hall dan menghampiri Satoshi dan Reina. Di hari itu, semua Ronan dan orang disana saling berpelukan dan membuat suasanan disana menjadi hangat.

Malam harinya, pasukan militia WDT tengah merencanakan pembobolan markas jubah hitam. Dengan memanfaatkan informasi lokasi yang disampaikan oleh Charo sehari sebelumnya, tim yang terdiri dari 5 orang itu segera menuju ke lokasi.

Dipimpin oleh intel G, mereka semua akhirnya tiba di dataran padang pasir yang letaknya cukup jauh dari kota. “Kita berjarak 20 meter dari target. Arahannya komandan?” Tanya salah satu pasukan disana.

Intel G kemudian menjawab “Persiapkan senjata. Musuh diperkirakan memiliki pasukan penjaga yang cukup banyak” jawabnya sambil terus melakukan scanning. Mereka semua ternyata menggunakan semacam tank tak terlihat dengan artileri canggih.

Semakin dekat dengan tujuan merek, mereka sadar kalau tempat ini terlalu sepi. Mereka bahkan tidak mendengar atau melihat keributan sama sekali disana, padahal jaraknya sudah sangat dekat.

“Ada apa ini? Kenapa sepi sekali?” Tanya Intel G dalam hati. Mereka pun akhirnya melihat sebuah tempat berukuran sedang yang sangat sepi yang diduga adalah markas kelompok jubah hitam.

Sesaat mereka semua menengok ke arah kanan dan kiri untuk melihat situasi di tempat itu. Tak ada satupun mahluk atau kegiatan yang terjadi disana. Mereka juga melihat ke bagian dalam markas dan tak telihat satupun mahluk disana.

Merasa aneh dengan hal tersebut, Intel G kemudian memarkirkan tank tersebut tepat di halaman luas yang ada di depan markas. Ia dan pasukannya pun menuruni tank tersebut.

Dengan posisi senjata yang sudah siap sedia, mereka menulusuri ke bagian dalam markas. Disana mereka menemukan ruangan singgahsana, lab dan beberapa ruangan yang ditinggalkan begitu saja.

“Ada kemungkinan mereka baru saja pergi, komandan. Kabel tube ini masih terasa hangat” ucap salah satu pasukan sambil memegang sebuah kabel yang menyambungkan tube dengan sumber daya listrik.

Intel G yang mendengar itu kemudian mengangguk, ia segera mencari letak keberadaan clue yang bisa saja membantunya nanti. Ia kemudian melihat baju serpihan bodysuit milik Ronan yang tercecer di lantai.

“Ternyata memang benar, mereka yang menculik tubuh Ronan rusak itu” ucapnya salm hati. Tak lama ia pun melihat sebuah lokasi di peta yang ditandai dengan marker.

“Bueron… ada apa dengan tempat ini?” Tanyanya dalam hati. Saat mereka masih menelusuri markas itu, terdengar sebuah suara langkah kaki yang cepat. Mereka semua pun langsung menghentikan semua aktivitas mereka dan segera bersiaga dengan senjatanya.

“Siapa disnaa!” Teriak Intel G sambil menodongkan senjata ke sebuah ruangan gelap. Ia juga menahan pasukannya yang tadinya ingin menghampiri ruangan tersebut.

Masih dalam suasana menegangkan, Intel G kemudian mengambil sebuah alamat recorder. Ia mencoba meneruskan informasi yang ia dapat saat ini ke WDT.

“G masuk. Target ditemukan kosong. Tidak ada aktivitas. Ditemukan lokasi yang ditandari di Buero-“ belum selesai mengucapkan kalimatnya, ia diserang dari belakang oleh seseorang.

Alat recorder itupun kemudian terpental dan kemudian diinjak sampai hancur oleh Green Snake. Rupanya dia sudah berada disana sejak awal.

Disana Intel G yang diserang dari belakang masih terkulai di lantai. Semua pasukan WDT kemudian menyerang Green Snake dengan brutal.

Green Snake yang memang sangat cepat dengan mudah menghindari hujan peluru yang dilesakkan untuknya. Dengan cepat ia mampu berlindung dan menghindar dari serangan mereka.

Ia pun kemudian berganti menyerang satu persatu dari mereka. Mulai dari menusuk dari belakang salah satu anggota, hingga kemudian menjadikannya tameng dari serangan pasukan lain. Saat pasukan lain terkejut ia langsung menghabisinya seketika.

Ia pun kemudian dengan mudah menghabisi 4 orang pasukan yang menyerangnya barusan. Sesaat ia pun mendekati Intel G yang mencoba untuk bangkit. Tubuhnya kini penuh darah akibat serangan dari Green Snake yang tiba-tiba.

“Kau.. ternyata kau.. masih disini” ucap Intel G sambil menahan kesakitan. Green Snake dengan tatapan penuh seringai mendekati wajah Intel G. “Kau tahu, aku dan rekanku paling benci dengan manusia kotor yang selalu ikut campur” ucapnya.

“Sebelum kau mati, ada yang ingin kau ucapkan?” Tanyanya sambil menempatkan kukunya yang tajam ke perut Intel G.

Melihat ia sendiri semakin terdesak, Intel G hanya tertawa sambil mencoba meraih bom yang ada di pinggangnya. “Haha..haha.. kau… dan kawananmu.. boleh juga” ucap Intel G. “Segeralah..bertobat…kau mungkin..tidak akan menyesa… nantinya” ucapnya.

Mendengar hal tersebut, Green Snake semakin murka. Ia pun kemudian mencabik-cabik Intel G. Di tengah dirinya yang sekarat, Intel G berhasil meraih bom dan menekan pelatuknya. Tempat itu pun segera meledak dengan daya ledakan luar biasa.

Kini hancurlah sudah markas jubah hitam yang tak berpenghuni itu. Tak disangka Green Snake masih hidup. Ia berhasil kabur sesaat melihat tangan Intel G yang masih bergerak meledakkan bom di tubuhnya.

Ledakkan tersebut ternyata berhasil melukai Green Snake. Ia tampak begitu menyedihkan dengan luka bakar di setengah bagian badannya. “Ugh…dasar manusia kotor.. bisa-bisanya aku termakan hasutannya” ucapnya.

Ia pun terkulai lemas dan terlentang ke arah langit malam. Disana ia melihat bulan yang begitu terang. Sambil melihat tubuhnya yang kini penuh luka, ia pun mempertanyakan dirinya sendiri “Semua hal ini. Semua perbuatan ini. Apa memang akan berujungs sesuai yang aku mau” ucapnya.

Cukup lama ia berbaring di atas tanah pasir tersebut, sebelum kemudian akhirnya ia teleport ke markas baru jubah hitam.

Dari ruang intelijen, hasil rekaman Intel G rupanya berhasil sampai ke pihak WDT. Disana pihak tim intelijen langsung menghubungi Dokter Mayfreed. ia terkejut dengan apa yang diucapkan oleh tim intelijen saat itu.

“Mereka pindah ke tempat bernama Buero…… apa jangan-jangan, lereng bueron?? Ini gawat sekali. Aku harus segera menghubungi yang lain” ucapnya. Ia pun segera bergegas menuju ke ruangan Sir Paolo Mercy di tengah malam.

Malam itu benar-benar sunyi. Tampak semuanya begitu sunyi. Terlalu sunyi rasanya, menandakan tak lama lagi perang besar akan segera berkecamuk di tanah yang bernama Lereng Bueron tersebut.

1
Mikey
Cemilan dan kopi sudah siap nih..
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/
anggita
👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.
Shahriar Ilham: Terimakasih doanya! 😁🎉
total 1 replies
anggita
Reina.. nomor 17
anggita
like👍+☝iklan.
anggita
the Conqueror..
anggita
Reina Sasaki.. the cyborg 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!