After Five Years

Bengkak di pergelangan kakinya mulai menampakkan warna kebiruan. Dokter bilang diagnosa sementara Ankle Sprain atau dalam bahasa Indonesianya terkilir. Dokter menyarankan rawat inap untuk pemeriksaan selanjutnya.

"Etna kamu baik-baik aja?" ujar Hexa.

"Iya, cuma terkilir" ujar Etna sambil menampakan senyum terpaksanya menahan rasa sakit.

"Terima kasih udah nolongin Ilaria" ujar Hexa merasa bersalah.

Hexa dan Etna ngobrol sambil menunggu mamanya pulang menyiapkan perlengkapan rawat inap. Kebetulan Hexa yang baru selesai melakukan operasi pasien terakhirnya pagi itu, diminta oleh mamanya untuk sementara menjaga putrinya.

Hexa ternyata bertugas di rumah sakit tersebut. Ilaria memilih resign dari tempat kerjanya dan ikut Hexa pindah ke Jakarta. Ilaria sedang hamil. Usia kandungannnya memasuki dua minggu. Pantas saja Thunder begitu emosional saat Ilaria hampir ditabrak.

Thunder merasa bersalah. Dirinya meminta izin Hexa untuk menjaga dan menemani Ilaria berbelanja keperluan bayi, di saat Hexa sedang bekerja. Sekarang Thunder sedang menjaga Ilaria yang ternyata ada di ruangan VVIP sebelah kamar Etna.

Tidak lama kemudian Naomi tiba dan Hexa pamit.

"Papa jaga rumah, biar mami yang nemenin kamu di rumah sakit" ujar Naomi sambil menyusun barang yang di bawanya ke cabinet yang tersedia di ruangan tersebut.

"Mami juga udah hubungin kantor kamu"

"Makasih ma" ujar Etna sambil mengamati pergelangan kaki kanannya yang semakin membiru.

Etna menceritakan obrolannya dengan Hexa tadi.

"Dia belum datang ke sini?" ujar Naomi

"Besok mungkin mah?"

"Mami udah nanya sama perawat yang tadi dorong kamu ke sini. Katanya istri dokter Hexa gak kenapa-napa. Udah di USG aman. Ga ada benturan sama perdarahan.Thunder aja panik, minta Ilaria harus rawat inap".

"Mami nggak habis pikir sama dia. Tunangannya kakinya hampir di amputasi, dia malah sibuk ngurusin istri orang"

"Ih mami ini gak diamputasi cuma keseleo doang" Etna menampakan ekspresi horror mendengar mamanya menyebut kata amputasi.

Ruang yang ditempati Etna berada dekat pintu masuk bangsal VVIP yang berarti sebelum menuju ruang yang di tempati Ilaria harus melewati ruangannya dulu.

Baru beberapa jam yang lalu di rawat, mamanya mengomentari orang yang berlalu lalang di di depan ruangannya untuk menjengguk Ilaria. Ilaria terkenal suka membantu, relasinya juga bagus tidak heran jika banyak yang datang menjengguknya.

Sejak masuk sampai malam hari saat jam kunjung berakhir, hanya beberapa orang teman kerjanya yang mengunjunginya sedangkan yang kainya memberi semangat agar dirinya cepat sembuh setelah postingan WA dan Instagram mamanya.

Sejak tadi Thunder belum juga menampakan batang hidungnya malah memposting keadaan Ilaria. Etna hanya melihat postingan tersebut sambil menahan air matanya yang bisa tumpah kapan saja.

"Thunder kayaknya nginap di sebelah" ujar mamanya saat perawat menutup pintu bangsal yang bertanda tidak ada yang boleh berkeliaran di bangsal selain penjaga dan petugas rumah sakit tersebut.

"Seingatku hanya boleh di jaga satu orang mah, apalagi Ilaria lagi gak dalam keadaan yang mengharuskan di jaga oleh dua orang"

"Kali aja keluarga Routhbone nanam saham di rumah sakit ini atau peraturannya berbeda"

Mendengar perkataan mamanya barusan membuat dada Etna sesak. Air matanya tumpah.

"Lho sayang kamu kenapa" ujar Naomi panik melihat putrinya tiba-tiba menanggis saat menonton film horror yang di putar di televisi kamar itu.

"Mah kakiku sakit banget, aku gak bisa jalan, gak bisa ke kamar mandi, gak bisa ke kanto" ujar Etna sambil terus menanggis.

"Mama panggilin suster ya" mamanya bersiap menekan bell yang terletak di samping tempat tidur.

"Gak usah mah. Ga papa. Aku cuma kepikiran bakal di amputasi" ujar Etna menghapus air mata dengan punggung tanggannya.

...----------------...