NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhitungan untuk Max

Retina mata itu perlahan terbuka, pemandangan langit-langit berwarna putih kamarnya membuat Eila mengernyit bingung. Gadis itu mendudukkan diri menatap linglung sekitaran Kamarnya.

Bukannya tadi Eila ketiduran di Bus ya?

Kenapa bisa dirinya ada di Kamar? Tidak mungkin, kan, dirinya tidur sembari berjalan?

Eila memegangi keningnya yang berdenyut nyeri, tadi Ia bermimpi.. Max yang menggendongnya?!

Itu bukan mimpi, astaga!

Eila beranjak dari ranjang empuknya, melangkah keluar dari kamarnya.

"100 kali lagi! Kalo nggak sanggup, Gue nggak bakal izinin Lo dekat sama Eila."

"Ck, jadi Cowok itu yang kuat. Gitu aja tepar! Ulang lagi!"

Samar-samar Eila dapat mendengar suara Rega dan Elang yang saling bersahut-sahutan dengan suara tegas.

Eila yang khawatir mempercepat langkahnya menuju ruang tamu, matanya membelak lebar mendapati Max bertelanjang dada melakukan push up dengan tubuh banjir keringat.

"Max!"

Lelaki itu mengabaikannya, namun tatapannya kini beralih padanya, menatapnya lurus. Bulir keringat nampak hampir jatuh dari hidung bangir nya.

Eila menghampiri Max, "Udah! Gue bilang berhenti sekarang atau Gue nggak mau ketemu Lo lagi!"

Ancamannya itu berhasil membuat Max berhenti, tubuh kekarnya yang berkeringat ambruk.

Rupanya Lelaki itu benar-benar memaksakan diri, terbukti tubuhnya yang begitu dingin saat Eila menyentuh lengannya.

"Astaga.." Eila beralih menatap Rega dan Elang yang kini saling pandang mencoba menghindari tatapan Eila. "Ambil air sama handuk kering!" Titahnya galak.

Membuat Rega dan Elang langsung bergegas melakukan perintah Eila.

Setelah kepergian ke-dua Kakaknya itu, Eila mencoba berusaha keras membantu Max untuk mendudukkan tubuhnya.

Mata Lelaki itu terpejam dengan nafas memburu. Bahkan Eila dapat melihat wajah Max kembali muncul memar di sebelah matanya.

Eila menyentuh perlahan wajah Max. Sentuhan lembut itu membuat matanya mendadak terbuka, pandangan mereka saling terpaut sejenak.

"Lo.. Nggak papa?"

Max mengulas senyum tipis dan mengangguk. "Hm.." Tangan Lelaki itu terulur menggenggam tangan Eila yang berada di wajahnya, mengecupnya pelan. "Kenapa kebangun?"

"Nggak usah modus Lo!" Sembur Elang, menyerahkan handuk kering pada Eila. Sempat-sempatnya Lelaki itu melayangkan tatapan tajamnya pada Max.

Berikutnya Rega memberikan gelas berisi air putih, Lelaki itu mengancam Max menggunakan gerakan tangannya seolah mengatakan kalau dia akan mengawasinya.

Eila menggeleng samar melihat itu. "Mending Bang Rega sama Bang Elang masuk ke kamar! Kalian berisik!"

"Tapi, Dek, kita diam aja--" Sebelum sempat Rega menyelesaikan kalimatnya Eila sudah mengancamnya dengan lirikan sinis. "Iya, iya." Tuturnya pasrah, menarik Elang yang meronta-ronta.

Eila memberikan Max minum, Lelaki itu menerimanya dan langsung meminumnya hingga tandas.

Eila memberikan handuk kering itu pada Max. "Ini, pakai buat usap keringat Lo."

"Bisa usapin? Gue capek." Lelaki itu terlihat menatapnya penuh harap.

Eila merasa bersalah karena penyebab Max seperti itu, kan, karena Kakak-kakaknya yang eror itu. Jadi tanpa ragu Eila mengangguk, dengan ragu tangannya terulur mengusap keringat di wajah Max.

Lelaki itu terlihat memejamkan mata, menerima usapan lembut yang membelai wajahnya. Usapan itu turun pada lehernya hingga dada bidangnya lalu..

Eila tidak berkedip, disuguhi perut Max yang six pack berkeringat dengan ritme nafasnya yang naik turun teratur.

Baru pertama kali Ia melihat perut six pack secara langsung didepan matanya.

Keningnya berkerut saat tidak ada gerakan halus yang membuatnya hampir mengantuk itu, Max membuka matanya dan mendapati Eila yang terdiam dengan dengan wajah semerah tomat.

Max mengikuti arah pandang Eila, dengan tangan yang masih terulur ragu Eila memandangi perutnya.

Max mengulum senyum geli. "Lo suka? Mau coba sentuh? Gue nggak keberatan."

Eila yang sadar, menggeleng cepat. Mendengus kesal Gadis itu meletakkan handuk keringnya begitu saja. "Usap sendiri!"

Max terkekeh kecil, menatap Eila yang cemberut dengan tangan dilipat ke dada.

"Maaf.. Jangan ngambek, hm.." Max menusuk-nusuk pipi menggembung Eila, gemas.

Eila membuang wajahnya, salah tingkah. "Apaan sih! Pakai baju sana!"

Saat Max ingin memakai Seragamnya kembali Eila mencegahnya. "Seragam Lo basah! Keringat semua. Mending Lo mandi aja terus pakai baju Bang Farel."

"Bang Farel, Kakak Lo?"

Eila mengangguk. "Kakak pertama Gue, dia lagi lembur. Pulangnya agak larut. Kalo pakai baju Bang Rega, atau Bang Elang kayaknya nggak muat. Badan Lo kegedean."

Max mengangguk, mengerti. Lelaki itu terlihat lemas, seperti ada lagi beban yang menimpanya entah apa.

Eila menarik tangan besar Lelaki itu, membawanya ke hadapan pintu kamar mandi.

"Lo mandi aja dulu, Gue mau ambil baju sama celananya Abang."

Max mengangguk, menurut. Lelaki itu membiarkan Eila pergi untuk mengambil baju dan celana, sedangkan dirinya masuk ke dalam kamar mandi.

Eila susah payah mencari baju hingga celana Farel yang ukurannya cocok dengan Max dan akhirnya menemukan kaos hitam dan celana jeans selutut.

Setelah itu, Eila kembali ke hadapan pintu kamar mandi yang masih tertutup.

Eila mengetuk nya pelan. "Max ini baju sama celananya."

Pintu terbuka sedikit, muncul lah sebuah tangan kekar terulur Eila yang faham memberikannya.

Beberapa menit kemudian pintu terbuka lebar menampilkan Max dengan kaos hitam yang membentuk tubuh atletisnya.

"Em, celananya sempit." Max mengembalikan celana jens selutut itu pada Eila, Lelaki itu masih mengenakan celana abu-abunya.

Eila terkekeh. "Lo nya yang besar. Kayak Titan!" Celetuknya.

Max mendengus mendengar itu. Tatapan dalamnya mengamati wajah Eila yang tertawa, hingga fokusnya jatuh pada satu titik.

Tangan Max terangkat mengusap kening Eila yang terdapat plester itu. "Cepat sembuh.." Bisiknya seolah mengucapkan mantra.

Eila membeku. "M-max."

Lelaki itu mengangkat salah satu alisnya,"Hm?"

Bahaya sekali berdekatan dengan Max. Perlakuan Lelaki itu semanis madu berbanding terbalik dengan wajah sedatar dinding yang selalu ditunjukkannya itu.

"Jangan sentuh, modus!" Seru Eila saat berhasil mengendalikan diri.

Bukannya tersinggung, seulas senyum tipis justru hadir di wajah tampannya. "Gue melakukan apapun yang Gue suka,"

Max selangkah maju, mendekatinya. "Gue udah bilang, kan, Gue nggak butuh persetujuan Lo."

Eila menahan dada bidang Max yang merengsek maju. "Ada Bang Farel.." Cicitnya.

Mendengar itu, Max sontak berbalik dan menemukan Lelaki yang melipat tangan didepan dada menatapnya seolah ingin mengulitinya hidup-hidup.

"Ngapain Adik Gue Lo?!"

Eila cepat-cepat maju saat Farel menarik kerah leher kaos hitam yang dikenakan Max.

"Abang, lepasin Max.."

"Diam kamu, Dek. Biar Abang kasih pelajaran Cowok brengsek ini."

Max menatap Eila, meyakinkan Gadis itu kalau dirinya tidak papa.

Tapi Eila keras kepala, Gadis itu berpikir kalau Kakak-kakaknya bersikap berlebihan pada Max.

"Bang! Lepasin Max, Eila nggak suka Abang bersikap kasar."

Penuturan Eila membuat Farel mau tidak mau melepaskan cengkeramannya. Lelaki itu berdecih, memandang wajah Max dengan sinis. "Pergi Lo! Jangan dekati Adik Gue lagi mulai sekarang!"

1
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!