NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:620
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 Bagian 3: Hilangnya sang Pahlawan

Sambil menyuapi Ibu, dia mulai berbincang sedikit pada Ibu. Omong-omong dia adalah bibiku, adik dari Ibu—dan namanya adalah Vinnette Relgi.

“Kakak terlihat sangat menyedihkan. Kemana Kakakku yang dulu ku banggakan?” Ucap Vinnette pada Ibu, sambil menyuapinya.

Namun tetap. Meski sudah diajak berbicara, Ibu masih tidak mau berbicara. Vinnette masih tak mau menyerah, dia tetap berbicara walau diabaikan oleh Ibu.

“Kak Crane, sebenarnya menyuruhku kesini untuk merawatmu. Dia sedang pergi mencari Celvin,”

“...”

“Aku tahu Kak, meski sungguh menyakitkan bagi Kakak. Tapi jangan sampai merusak hidup Kakak seperti ini,”

“...”

“Ya. Tapi Kakak tenang saja, Celvin pasti ditemukan kok!” Ucap Vinnette sambil tersenyum.

*************** Kembali ke sisi Ayah.

“Hnggh, Segitu saja?” Ucap Ayah sambil mengelap cairan hijau tua dari pipinya.

Suasana gua kembali sunyi. Dan terlihat, bangkai Alpha dari Brown Back Arachnid yang hancur dan remuk serta dipenuhi oleh cairan hijau. Terlihat juga, tangan Ayah yang dipenuhi cairan itu. Dan ternyata itu adalah darah dari Brown Back Arachnid itu.

Setelah mengalahkan Alpha dari Brown Back Arachnid, Ayah dan pasukannya kembali berjalan untuk mencari keberadaanku dan Finn.

“Ayo. Tidak perlu basa basi lagi!” Ucap Ayah untuk melanjutkan ekspedisi.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Dengan matinya semua Arachnid yang ada, mereka bisa mengeksplorasi lebih jauh lagi. Terlihat jelas berbagai jaring laba-laba di sekitar area gua yang mereka lalui. Dan tak jarang juga kristal-kristal berkilau yang mereka lewati.

Ayah, sudah mulai sedikit khawatir pada keadaanku dan Finn. Sambil berjalan, Ayah kembali terbayang-bayang apabila kami telah dimakan oleh para Arachnid itu. Tapi mengingat jenis Brown Back Arachnid tidak memakan mangsanya, melainkan menghisap darahnya sampai habis tak tersisa.

(Aku mulai sangat khawatir dengan keadaan anak-anak itu. Tidak, tidak, tidak Crane. Jangan berpikir hal yang mengerikan. Hidup atau mati, aku setidaknya harus menemukan mereka) ucap Ayah di dalam hatinya sambil terlihat serius.

Terlihat dengan jelas rute-rute yang ada di dalam goa itu. Dan ketika tiba di perbelokkan, terlihat dua jalur yang berbeda. Memisahkan rute satu dan rute dua. Ayah kemudian berpikir, tidak mungkin mereka bisa berpencar. Terutama pencahayaan hanya ada pada Light Sphere dari Blade.

Namun Ayah teringat, bahwa Liam juga memiliki kekuatan elemental petir, yang dimana bisa digunakan untuk menjadi pencahayaan di salah satu rute. Ayah kemudian menyuruh mereka untuk berpencar. Liam ikut dengan Ayah, dan Blade, ikut dengan Arnold.

“Ingat, ketika kalian menemukan sesuatu. Maka melapor lah. Dimengerti?” Ucap Ayah pada semuanya.

“Ya! Dimengerti!” Ucap Blade dan Arnold pada Ayah.

Setelah itu, mereka kemudian berpencar. Ayah dan Liam pergi ke arah kiri. Lalu Blade dan Arnold pergi ke arah kanan. 

Sambil berjalan, Ayah tetap fokus pada pandangannya. Berjaga-jaga jika dia menemukan sesuatu. Sementara itu, Liam menggunakan kekuatan petirnya untuk menciptakan aliran listrik di sekitar bagian tangannya.

“Electric Static!!”

Sebuah titik listrik kemudian muncul di atas tangan Liam dan membentuk seperti bola sengatan yang berbentuk seperti bola berduri. Sambil masuk lebih dalam lagi, mereka mengharapkan sesuatu yang akan muncul.

Sampai tibalah mereka pada suatu titik, terlihat teratai-teratai yang memenuhi langit-langit gua. Dan ruang yang tampak besar, serta dengan danau yang berada di dalam gua.

“Woah! Ini…ini sungguh menakjubkan!!” Teriak Liam dengan nada yang antusias.

Terlihat, sebuah pemandangan gua yang sangat indah. Dengan teratai yang menjalar di sekitar langit-langit gua dan dilengkapi dengan buah-buahan yang tampak bersinar. Serta banyaknya kunang-kunang di area sekitar gua.

“Antusiasmu sangat kuhargai, tapi ingat misi kita kebawah sini” ucap Ayah dengan serius pada Liam.

“Ya. Aku mengerti Kapten!” Jawab Liam.

Mereka kemudian lanjut mengeksplorasi gua itu. Namun meski sudah mengelilingi berbagai sisi dari gua, mereka tidak dapat menemukan jalan ataupun keberadaan kami. 

(T-Tidak mungkin! Kami sudah berkeliling di sekitar tapi… tidak ada apa-apa?!)

(Tidak tidak! Mungkin Blade dan Arnold menemukan sesuatu di sisi lain dari gua ini,) ucap Ayah yang sedang mencoba tenang.

Ketika Ayah sedang mencoba menenangkan dirinya, Terlihat sebuah bunga yang sangat besar dengan berwarna biru, serta dengan putik yang menyala sangat terang. Liam yang penasaran kemudian mendekati bunga itu.

“Bunga yang cantik. Aku cukup kagum, bunga yang cantik seperti ini berada di…”

*SCREECH!!

Bunga itu kemudian menjadi hidup dan berubah menjadi monster dengan cepat. Monster itu kemudian mencoba menyerang Liam. Tapi dengan sigap, Ayah langsung muncul di depan Liam dan dengan cepat menangkis serangan bunga itu.

Terlihat, Ayah yang sedang menahan serangan dari monster bunga itu. Dan Ayah kemudian mengarahkan tangannya ke dalam mulut monster itu dan…

“Wind Charge!!”

Dengan menggunakan kekuatan anginnya, Ayah mengeluarkan tekanan yang sangat besar dari tangannya. Dengan tekanan angin yang besar itu, membuat monster itu langsung meledak dan memuncratkan darahnya yang berwarna hijau tua.

Ayah lalu berbalik ke arah Liam dan kemudian bertanya padanya.

“Kau baik-baik saja, Liam?!”

“Y-Ya. Aku baik-baik saja, terima kasih kapten!” Jawab Liam pada Ayah.

“Ya. Berhati-hatilah, gua ini memiliki hal-hal yang sangat tidak terduga. Kau tidak akan tahu jika monster sedang mengincarmu” ucap Ayah pada liam sambil menyilangkan tangannya.

Ayah kemudian melihat-lihat sekitar. Dirasa tidak ada lagi yang harus ditelusuri, Ayah kemudian berkata.

“Sepertinya nggak ada lagi yang bisa kita jelajahi. Kita harus mundur untuk sekarang, dan menemui grup Balde”

“Ya. Dimengerti, Kapten!” Ucap Liam pada Ayah.

*************** 

Sementara itu di sisi kelompok Blade dan Arnold. Mereka tetap berjalan walau terasa jauh, mereka merasa mereka sudah berjalan sangat lama. Sejauh mereka berjalan, tidak ada hal menarik yang terlihat di bagian kanan dari gua tersebut. Hanya ada beberapa genangan air kecil dan stalaktit-stalaktit yang tersebar di bagian gua itu. 

Sayangnya… setelah berjalan cukup lama, tidak ada tanda-tanda apapun di bagian kanan dari gua. Mereka mencapai ujung dari gua itu dan terlihat hanya dinding batu yang berada di depan mereka tanpa ada tanda jejak apapun.

“Ya. Kupikir ini adalah ujung dari rute ini. Mungkin kita harus menghubungi Crane dengan cepat,” ucap Blade dengan nada yang kecewa pada Arnold.

“Kau yakin? Apa kita tidak melewatkan sesuatu?” Jawab Arnold pada Blade.

“Tidak. Aku sudah mengecek berbagai sudut di sekitar terowongan ini tapi… aku tidak menemukan apa-apa” Jawab Blade pada Arnold.

“Yasudah kalau begitu. Biar ku hubungi Senior,” ucap Arnold pada Blade.

Arnold kemudian mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Ayah. Tapi ketika dia sedang mencoba menelpon Ayah tiba-tiba…

“Panggilan tidak masuk”

Terdengar suara dari ponsel Arnold, yang menandakan Ayah—tidak bisa dihubungi. Setelah melihat itu, Arnold merasa janggal dan kemudian berkata.

“Aneh. Mengapa sinyalnya gak masuk ya?”

“Tentu saja panggilan tidak masuk, kita kan sedang berada di dalam goa. Sinyal mana mungkin masuk disini” ucap Blade pada Arnold.

“Mungkin. Kita juga berada pada kedalaman yang sangat jauh dibawah.” Jawab Arnold pada Blade.

Merasa tidak ada cara lain selain kembali. Mereka akhirnya memutuskan untuk balik ke tempat awal saja.

“Baiklah kalau begitu. Sepertinya kita harus berjalan pulang” ucap Arnold pada Blade.

“Ya. Kau benar”

Mereka akhirnya kembali ke titik awal perpencaran dengan tangan kosong. Tak lama dari itu, Ayah dan Liam pun kembali dengan hasil yang sama. Ketika bertemu kembali, Ayah kemudian bertanya pada Blade dan Arnold.

“Bagaimana?! Kalian menemukan apa-apa?!”

“Sayangnya tidak. Kami hanya menemukan jalan buntu,” ucap Blade pada Ayah.

Mendengar jawaban itu, Ayah kemudian mundur sedikit dengan shock. Sambil bernafas dengan berat, Ayah berbicara di dalam hatinya.

(A..Apa?!! Kupikir, kami sudah dekat?!!)

Semua orang melihat Ayah yang tersungkur. Kemudian mencoba menenangkannya.

“Sudahlah Crane, Tidak apa-apa. kami akan tetap membantumu hingga ujung tanduk pun kami akan membantumu,” ucap Blade sambil memegang pundak Ayah.

Ayah yang masih shock dengan fakta bahwa ekspedisi ini sia-sia saja, langsung menyingkirkan tangan Blade dari pundaknya.

“Kau…kau tak tahu apa!!” 

Ucap Ayah sambil berteriak pada Blade. Tapi kemudian, Ayah tiba-tiba langsung memukulkan tangannya ke dinding gua dengan sangat-sangat keras.

“BOOOM!!!

Dikarenakan kekuatan yang dilepaskan Ayah sangatlah besar, seketika seluruh atap gua langsung bergemuruh dan bergetar dengan sangat kuat. Aku belum pernah melihat Ayah  sefrustasi itu. Melihat itu, Arnold langsung mencoba menghentikan Ayah.

“Senior!! Tenang, tenang! Gua ini akan runtuh jika kau terus begini,”

“Kumohon, tenang lah sedikit. Kita pasti akan menemukan Celvin”

Setelah itu, Ayah kemudian berhenti dan kemudian jatuh terduduk di dinding gua merenungi perbuatannya.

“Maaf…maaf aku kelepasan,” ucap Ayah sambil memegangi kepalanya.

“Bukan masalah. Cukup! kita harus tetap bergerak untuk mencari Celvin!” Ucap Arnold pada Ayah untuk menyemangatinya.

“Ya. Kau benar. Bertengkar seperti ini tidak akan menyelesaikan apa-apa” ucap Ayah pada Arnold.

Ayah kemudian berdiri, mencoba menahan semua rasa lelah dan sakit yang ia alami. Setelah keadaan Ayah membaik, mereka kemudian melanjutkan untuk kembali ke atas permukaan.

Setelah semuanya pergi, Blade terdiam sebentar menatap ke arah terowongan yang dilaluinya bersama arnold tadi dengan ekspresi yang curiga.

(Ada sesuatu yang tidak benar) Ucapnya di dalam hati.

Setelah berdiam sebentar, Blade langsung kembali ke rombongannya. Ketika sampai di lubang jalan masuk tadi, ayah langsung menggunakan kekuatan anginnya untuk menaikkan mereka semua.

“Cyclone Tornado!!”

Sebuah pusaran angin kemudian muncul dari kaki mereka dan kemudian menerbangkan mereka ke atas dengan cepat.

Tak perlu waktu yang lama, mereka akhirnya sampai di permukaan. Terlihat di atas ada beberapa pasukan yang sudah menunggu kembalinya Ayah dan yang lain. Namun seperti yang kita tahu, Ayah kembali dengan tangan kosong tak menemukan apa-apa.

Meskipun begitu, Ayah lega jika aku dan Finn, tidak ada di gua yang dalam itu. Yang dimana dia berpikir bahwa ada kemungkinan besar aku dan Finn masih hidup.

“Tunggu saja nak, Ayah akan datang menyelamatkanmu” ucap Ayah sambil melihat ke atas dengan perasaan yang lega.

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!