"Cih! Aku tak kan pernah mau menikah dengan lelaki yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku."
Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan memandang kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Nisha terpaksa melayani nafsu bejat pria setengah baya itu untuk membayar hutang ibu nya.
Semua tragedi hidup Nisha, berawal dari hasrat Ridwan yang ingin memperistrinya.
Pria itu cemburu buta saat Nisha tampak berduaan dengan kekasihnya Farel. Ridwan pun menuntut Nisha untuk membayar semua hutang budi yang pernah ia berikan pada Nisha dan keluarganya dengan cara ia harus menyerahkan tubuhnya pada Ridwan.
Nisha pun hamil di luar nikah dan terpaksa menikah dengan Ridwan. Lelaki tua yang tak di cintainya.
Bagaimana nasib Nisha selanjutnya ?
Jangan lupa kepoin ceritanya y 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENANGIS DI PELUKAN MANTAN
Ciitt...!
Bunyi rem sepeda motor yang berhenti di samping nya sangat mengejutkan Nisha yang baru saja menjual sayur kepada seorang pembeli.
Awal nya Nisha pikir ada orang yang akan membeli sayur nya. Namun ia salah.
Nisha tampak terkejut saat melihat sosok pemuda tampan berbaju loreng yang duduk gagah di atas sebuah sepeda motor gede. Ninja R-15 yang di kendarai nya membuat penampilan nya terlihat sangat keren.
Semua ibu-ibu yang sedang membeli sayuran Nisha langsung berisik berbisik-bisik satu sama lain mempertanyakan siapa pemuda tampan yang tampak asing itu.
Untuk mereka memang asing. Tapi bagi Nisha tidak. Ia hanya terperangah dan segera merunduk berpura-pura tak mengenal pemuda tampan berseragam tentara itu. Ia pun bergegas mengemasi dagangan nya tanpa mempedulikan Farel yang langsung turun dari sepeda motor nya menghampiri Nisha.
Rombongan ibu-ibu itu tampak cengar cengir melihat Farel berhenti di samping Nisha yang hendak mengangkat dagangan nya.
Farel pun membalas mereka dengan senyuman manis membuat para ibu-ibu langsung heboh berteriak histeris.
Mendadak, tangan Farel yang kekar bergerak cepat menyambar dagangan yang di kemas Nisha lalu membawa dagangan itu pergi dan menaruh nya cepat keatas Ninja R-15 milik nya.
Para ibu-ibu pun jadi kaget, begitu juga Nisha.
Ia hanya berdiri terpaku dengan wajah yang berubah memerah menahan malu saat Farel kembali lagi dengan sigap menarik tangan nya kuat.
Mau tak mau, Nisha terpaksa mengikuti Farel yang menyeret nya pergi di iringi tatapan heran dan iri hati dari para ibu-ibu yang langsung kasak kusuk menggunjingkan mereka.
Dengan bantuan Farel, tubuh mungil Nisha meloncat naik ke atas sepeda motor gede itu. Tubuh Nisha langsung tersentak terdorong ke depan membentur punggung Farel saat sepeda motor yang di kendarai Farel langsung tancap gas meninggalkan kepulan asap yang berdebu.
"Peluk yang kuat, nanti jatuh!" teriak Farel mengejutkan kan Nisha yang merasa canggung duduk diam di belakang nya.
Awal nya Nisha tampak ragu. Namun akhir nya ia terpaksa memeluk Farel yang tampak ngebut melajukan sepeda motor nya di jalanan pedesaan yang tak terlalu ramai dengan kendaraan ber lalu lalang.
Sepanjang jalan, Farel tampak tersenyum bahagia.
Begitu juga dengan Nisha. Hati nya berdebar-debar tak karuan. Di satu sisi, ia merasa sangat bahagia dapat menikmati kebersamaan dengan orang yang ia cintai. Namun di sisi lain, ketakutan dan kecemasan juga menghantui pikiran nya. Ia takut setelah hari ini, penduduk desa pasti akan heboh menggosipkan diri nya yang pergi bersama pria lain yang bukan suami nya.
Di sebuah tempat dengan pemandangan indah dan sunyi yang jauh dari desa, Farel menghentikan motor nya. Ia memarkir motor nya di dekat sebuah bangku yang sering di gunakan para anak muda untuk duduk berpacaran atau ber santai-santai menikmati pemandangan.
Farel pun membantu Nisha untuk turun. Senyuman manis tampak terukir di bibir nya saat tubuh mungil Nisha tampak kesusahan meloncat turun dari motor.
"Lompat saja, aku akan memegangi mu." ucap Farel lembut.
Mata indah Nisha tampak melirik ragu. Ia pun melompat turun di sambut Farel yang memegangi tubuh nya dengan kuat.
Sesaat tubuh mereka pun berpelukan.
Detak jantung Farel yang berdegup kencang membuat Nisha bergegas menarik tubuh nya dari pelukan Farel yang seperti enggan melepaskan tubuh mungil Nisha.
Sejenak suasana canggung meliputi mereka berdua.
Nisha yang juga tak kuasa menahan debaran di dada nya segera duduk di atas bangku di ikuti Farel yang ikut duduk di sebelah nya.
"Sejak kapan kamu ber dagang sayur keliling desa seperti itu?" tanya Farel.
Farel mencoba mengusir rasa canggung yang terjadi di antara mereka berdua dengan bertanya masalah pekerjaan Nisha yang menurutnya kurang pantas untuk perempuan secantik Nisha.
Nisha menundukkan kepala nya. Ia merasa malu dengan pertanyaan Farel yang mendadak mengenai pekerjaan nya yang berdagang sayur ke pasar-pasar dan ber keliling desa.
Farel yang merasa tak ada jawaban yang keluar dari bibir Nisha terdengar menarik nafas berat. Ia menoleh ke arah Nisha yang terlihat menundukkan kepala tanpa ingin memperlihatkan kan wajah nya.
"Sebenar nya, apa yang terjadi antara kamu dan suami mu?" Farel mengganti pertanyaan nya pada Nisha dengan pertanyaan yang membuat diri nya sangat penasaran.
Sekian detik menunggu, lagi-lagi tak ada jawaban dari mulut Nisha. Farel menarik nafas panjang sekali lagi dan menghembuskan nya pelan.
Bangku kayu kecil yang berukuran pas untuk mereka duduki berdua, membuat lengan kekar Farel yang bergerak tak sengaja mengenai lengan Nisha yang langsung mengangkat kepala nya menatap Farel dengan mata berkaca-kaca.
Farel tertegun memandang wajah Nisha yang tampak sedih dan berurai air mata. Hati nya langsung luluh dan terasa pilu. Tangan kekar nya dengan cepat merengkuh kepala Nisha dan membenamkan nya di dalam dada nya yang bidang.
Tak ayal lagi, Isak tangis Nisha pun pecah. Nisha tak mampu lagi menahan kesedihan hati nya. Semua beban derita yang selama ini ia simpan dan di tanggung nya sendiri tumpah ruah dalam dekapan Farel. Ia menangis sepuas hati nya. Keegoan nya, kekerasan hatinya luntur sudah. Dihadapan pria yang ia cintai, Nisha tak mampu lagi untuk bertahan menyembunyikan penderitaan yang ia lalui selama ini.
Tak ada kata yang terucap dari bibir Farel. Hanya Isak tangis Nisha yang terdengar di bawa semilir angin yang bertiup pelan. Pemuda tampan itu membiarkan Nisha larut dalam dekapan nya yang hangat, penuh cinta dan kasih sayang.
Tak lama kemudian, tangis Nisha pun mulai reda. Ia pun segera melepas kan tubuh nya dari dekapan Farel.
Dengan bibir yang bergetar, ia pun menceritakan semua kisah hidup nya yang teramat pahit dan menyedihkan setelah pernikahan nya dengan Ridwan.
Nisha pun menceritakan alasan mengapa ia memutuskan jalinan kasih yang dulu telah terjalin di antara mereka berdua dan terpaksa menikahi Ridwan hanya untuk membayar hutang keluarga nya pada pria tua yang layak jadi bapak nya itu.
Farel yang mendengar semua cerita Nisha tampak terkejut dan berubah murung. Ia tak menyangka Nisha mengalami nasib yang begitu sengsara dan menyedihkan.
Hati nya begitu marah saat mengetahui perempuan yang ia cintai itu di paksa melayani Ridwan hingga hamil hanya untuk membayar hutang-hutang keluarga nya.
Penderitaan yang di lalui Nisha selama menikah dengan Ridwan membuat Farel merasa geram. Namun disudut hati nya yang lain, timbul sedikit rasa benci dan marah pada Nisha yang ia anggap sangat lemah dan tak berdaya.
Mengapa Nisha mau mengikuti keinginan pria tua itu? Seketika, ingatan nya saat merenggut kesucian Nisha melintas di benak nya.
Mungkin kah ini adalah kesalahan diri nya sendiri?Ia telah membuat Nisha kehilangan kepercayaan diri nya dan merasa diri nya sudah tak berharga sehingga ia rela menyerah kan tubuh nya untuk membayar hutang-hutang keluarga nya pada pria itu.
Sejenak pikiran Farel berkecamuk. Hati nya di liputi kebimbangan. Perasaan benci dan amarah yang mulai hinggap dalam hati nya pada Nisha terasa mengusik pikiran nya.
"Seperti nya hari hampir sore. Lebih baik kita cepat pulang sebelum kamu kemalaman sampai di rumah." ujar Farel dengan ekspresi wajah nya yang tampak berubah datar setelah mendengar keseluruhan cerita Nisha.
Nisha yang tampak bingung dengan perubahan Farel hanya mengangguk dan mengikuti Farel yang tampak bergegas menaiki sepeda motor nya.
Sikap Farel yang semula hangat dan lembut, terasa berbeda saat ia membantu Nisha naik ke atas sepeda motor gede milik nya.
Sepanjang perjalanan pulang, Farel pun tak ber reaksi meminta Nisha untuk memeluk nya. Pria tampan itu hanya diam tak bersuara mengendarai motor nya hingga berhenti di perbatasan desa.
"Maaf aku hanya bisa mengantar mu sampai di sini. Mungkin besok atau lusa kita tak kan bertemu lagi. Aku akan segera kembali ke kota B untuk melanjutkan pelatihan ku." ucap Farel setelah menurunkan dagangan Nisha dari motor gede nya tanpa memandang ke arah Nisha yang menatap Farel dengan hati bertanya-tanya.
Pemuda tampan itu segera naik ke atas motor nya dan menatap Nisha sejenak. Sekilas raut kekecewaan tampak terukir diwajahnya yang tampan membuat perasaan Nisha jadi tak enak.
Nisha ingin sekali bertanya, akan tetapi Farel telah lebih dulu tancap gas meninggalkan Nisha yang termangu sendirian di perbatasan desa.
Kepergian Farel yang secepat kilat, membuat hati Nisha yang semula bahagia dan berbunga-bunga kembali sedih dan terasa hampa.
Pemuda yang ia cintai itu, telah pergi membawa sebuah tanda tanya di hati Nisha yang merasa janggal dengan perubahan sikap Farel setelah mendengar cerita sedih nya.
.
.
.
BERSAMBUNG
Apakah hubungan Nisha dan Farel akan kembali seperti dulu lagi ?
Yuk baca kelanjutan kisah nya 🤗
