Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Di Permalukan
Hari ini jantung Kemala berdetak tak karuan. Bagaimana tidak. Ia dan Aska akan pulang ke kampung halaman orang tua nya.
Nina, salah satu teman sekaligus tetangga nya hari ini bertunangan. Dan Kemala tidak enak jika tidak datang kesana. Selain itu, ia juga sudah sangat merindukan kedua orang tua nya.
Kemala di antar oleh supir yang ia pekerjakan. Pakaian yang ia kenakan tampak sederhana. Ia tidak ingin dikatakan pamer jika memakai pakaian yang biasa ia pakai saat di kota.
"Kamu Kemala kan? Wah sudah lama ya kamu tidak pulang kampung. Apa Mau ke rumah Nina?" Tanya salah satu tetangga nya di kampung.
"Iya wak. Wawak sehat?"
"Alhamdulillah sehat. Kamu tahu Kemala, Nina itu sangat beruntung. Keluarga suami nya kaya raya. Suami nya manager di perkebunan sawit."
"Oh ya? Tapi Mala nggak tahu Wak. Nina nggak pernah cerita."
"Ya sudah kalau gitu. Nanti kamu mampir kerumah wawak ya."
"Iya wak."
Kemala pun akhirnya menuju rumah Nina. Karena jalan kampung yang sempit, Kemala menyuruh supir nya untuk berjalan-jalan. Kemala akan menghubungi saat acara telah selesai.
"Acara nya sudah di mulai wak?"
"Belum, keluarga Pria nya masih dalam perjalanan. Makan dulu Mala."Ucap Ibu nya Nina.
Kemala melihat sana sini tapi tidak tampak kedua orang tua nya.
" Wak, Mak dan Bapak Kemala kemana ya? Kok nggak nampak?"
"Ada tuh di belakang. Keluarga mu kan cocok nya bagian dapur Mala. Udah tahu masih nanya lagi."
Memang, Keluarga Nina dan Kemala sangat berbeda jauh. Keluarga Nina lebih berada dibandingkan dengan Keluarga Kemala yang orang tua nya hanya seorang buruh sawit di kebun orang.
Kemala sangat sedih saat mendengar perkataan tetangga nya itu. Dari dulu desa ini tidak pernah berubah.
"Aska mau makan?"
"Nggak Bunda. Aska masih mual."
"Yaudah, Bunda makan dulu ya."
Saat Kemala sedang makan, Keluarga Pria datang dan Nina pun sudah memakai kebaya yang cantik. Make Up natural menghiasi wajah nya.
"Bunda, Aska takut."
"Kenapa takut?"
"Ada Ayah di depan sama nenek sihir."
Bukan hanya Aska, tetapi Kemala pun merasakan hal yang sama. Tubuh nya gemetar ketakutan. Mau ngapain Burhan ada dikampung orang tua nya.
Namun, saat Kemala sedang berpikir tiba-tiba si pembawa acara mengatakan kalau Nina bertunangan dengan Burhan.
" Apa maksud semua ini?" gumam nya di dalam hati.
"Mala, yuk sini."
Tiba-tiba tangan Kemala di tarik begitu saja oleh Nina. Tibalah ia di depan seluruh keluarga besar Nina dan Burhan. Yang aneh nya, Tiwi tidak ada disana.
"Kamu nggak keberatan kan aku menikah dengan mantan suami mu?"
Seketika seluruh tamu dan tetangga yang ada disana berdatangan. Siapa yang dimaksud oleh Nina.
Mak dan Bapak begitu terkejut melihat Kemala berada di tengah-tengah keluarga itu. Kemala tampak kecil disana. Tangan nya masih erat menggenggam tangan Aska.
"Aska, sebentar lagi Ibu Nina akan jadi Ibu kamu. Kan Ayah Aska mau nikah sama Ibu Nina."
Aska hanya diam tanpa menjawab sepatah kata pun. Ia bahkan tidak tertarik dengan drama manusia di depannya.
"Jadi, Kemala dan calon suami mu ini sudah bercerai?" sejak kapan? Bukankah pantang bagi anak keturunan di kampung kita ini bercerai?" Ucap salah satu orang tua kampung yang ada disana.
" Iya benar itu. Berani bercerai berarti harus berani di usir dari kampung ini."
Ibu-ibu yang ada di sana pun mulai menarik tangan Kemala agar segera pergi dari sana. Tampak wajah Burhan dan mantan mertua nya itu tersenyum meremehkan.
"Diam kalian semua!"
Suara Kemala menggema di antara kerumunan orang.
"Apa hak kalian menghakimi ku? Pernah selama ini kalian memberi ku makan? Kemana kalian semua saat aku di pukul beberapa kali hingga hampir ma-ti? Kemana kalian semua saat aku dijatah dua belas ribu setiap hari nya? Dan kau Nina. Ku kira kau sahabat. Ternyata kau Wanita Ular."
"Terserah apa kata mu. Kau itu perempuan bodoh. Sudah begitu baik keluarga Bang Burhan mau menerima perempuan miskin seperti mu, tapi malah kau ceraikan. Memang tidak tahu diri si Kemala ini kan Ibu-ibu."
Aska ingin menjawab, tapi Kemala langsung menutup mulut nya. Di sana Mak dan Bapak Kemala memandang ke arah nya dengan wajah yang sendu.
" Itu bukan urusan mu Nina. Jika kau ingin menikah dengan laki-laki pelit itu silahkan. Aku tidak akan melarang. Bahkan aku senang ada yang memungut sampah yang sudah ku buang."
Ibu nya Burhan yang tidak terima dengan perkataan Kemala langsung ingin memukul nya namun di tahan oleh Bapak Kemala.
" Jangan lagi kalian menyakiti anak ku."
" Kau! Sudah berani menantang ku Pak Tua?" Ucap Ibu nya Burhan.
" Untuk nya akan aku lakukan segala cara."
"Baiklah kalau begitu. Segera kosongkan rumah kalian saat ini juga."
"Apa? Jangan Nyonya. Jangan ambil rumah kami." Ucap Mak nya Kemala tiba-tiba.
Dengan baju lusuh dan setengah basah, Mak Kemala memohon kepada Ibu nya Burhan. Kemala merasa heran, kenapa rumah mereka menjadi milik mantan mertua nya itu.
"Ada apa ini Mak? Bapak? Itu rumah kita. Mengapa mereka ingin Mak dan Bapak pergi dari sana?"
"Mereka harus membayar hutang-hutang mu."
"Hutang? Hutang apa? Aku tidak pernah berhutang dengan kalian."
"Saat kau melahirkan Aska anak mu, kau melakukan operasi yang nilai nya tidak sedikit."
"Tapi, itu uang Bang Burhan."
"Darimana Burhan memiliki uang? Dia hanya lah seorang supir pengangkut sawit."
Kemala tertawa saat mendengar perkataan Ibu nya Burhan. Ia bahkan sampai memegang perut nya seakan-akan apa yang disampaikan itu adalah hal yang lucu.
"Kenapa kau tertawa?"
"Kalian memang cocok nya menjadi keluarga penipu. Supir? Bukan kah Bang Burhan memiliki kebun sawit berhektar-hektar? Dan satu lagi, Bukan kah laki-laki pelit itu seorang manager menggantikan Abang nya yang berada di alam lain."
Burhan langsung terkejut. Darimana Kemala mengetahui itu semua. Karena selama ini ia memang menutup rapat-rapat masalah keuangan nya.
" Itu tidak penting lagi sekarang. Yang jelas orang tua mu sudah menandatangani surat perjanjian. Jadi sekarang silahkan kalian pergi dari sini. Orang miskin tetap miskin sampai kapan pun."
"Tapi Bu, Burhan masih mau bicara hal penting dengan Kemala."
"Bang Burhan, calon istri abang sekarang itu Nina." Ucap Nina dengan suara manja nya.
"Ah, diam kau. Rencana kau ini tidak berhasil tau." Ucap Burhan tanpa sengaja.
"Aku lelah melihat drama kalian. Bang Burhan, Abang dan Nina cocok. Selamat menempuh hidup baru." Ucap Kemala dengan senyum indah di wajah nya.
Cemburu? Jelas tidak. Ia bersyukur sekarang Burhan akan sibuk dengan calon istri nya itu. Kemala tahu sekali bagaimana perangai Nina. Rasakan kau Mantan Ibu Mertua. Selamat mendapatkan Menantu baru dari Neraka.
"Mak, Bapak. Kita sekarang ke rumah Kemala yuk. Biar Mala dan Aska bantu berkemas."
"Tapi kita akan kemana? Dan naik apa?"
"Bapak tenang saja. Mala tidak akan membuat kalian menderita lagi."
Setelah itu Kemala langsung menghubungi supir nya. Semua tetangga Kemala yang masih ada dirumah Nina begitu takjub saat melihat mobil mewah melintas di perkampungan mereka.
"Mobil siapa itu? Kenapa berhenti nya di depan rumah Kemala si miskin itu?"