Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Ran, belinya yang model biasa aja, jangan yang itu, mahal banget harganya." melisa sedikit berbisik saat melihat kiran memilihkan dia HP dengan merek apel yang sudah digigit pada HP itu.
" gak apa mel, kata mamah beli yang mahal sekalian biar kualitasnya bagus." melisa yang mendengar ucapan kiran hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.
" hai kamu disini juga.?" ucap seorang laki laki, yang sedari tadi memperhatikan kiran, sedangkan kiran sendiri malah bingung saat ada seorang laki laki yang terlihat menyapanya, karna kiran merasa tidak kenal dengannya.
" mas bicara sama aku.?" tanya kiran menunjuk dirinya sendiri. karna kiran melihat jika dibelakangnya tidak ada orang lain selain mereka bertiga dan pandangan laki laki itu pun hanya tertuju padanya.
" iya lah sama kamu. maaf kamu pasti gak tau aku, kenalin aku Gerry Hartama, kita satu kampus, kamu kiran kan.?" jawab laki laki itu yang memperkenalkan dirinya bernama gerry. dan bertanya nama kiran.
kiran panik saat menyadari jika gerry adalah salah satu siswa dikampus, karna kiran takut jika gerry akan mengetahui jati dirinya..
" hemm.. iya aku kiran, tapi maaf aku gak mengenali muka kamu, soalnya aku baru masuk kemaren." kiran menjawab dengan sebiasa mungkin, agar gerry tidak mencurigainya.
" gak apa, aku juga kemarin gak sempat sapa kamu di kampus, kamu mau beli HP ya.?" jawab gerry dan bertanya pada kiran.
" bukan aku. tapi majikan aku, ini kenalin dia majikan ku." jawab kiran sambil menarik lengan sifa. sifa hanya tersenyum menyapa gerry. sedangkan melisa tidak tertarik dengan obrolan mereka dia lebih memilih melihat lihat HP yang berjajar rapi disetiap sudut toko.
" hai kenalin aku gerry." ucap gerry sambil mengulurkan tangan pada sifa.
" Asyifa." sifa membalas jabatan tangan gerry dan langsung menarik kembali tangannya, karna sifa melihat muka gerry yang menatap dia dan kiran seperti harimau yang sedang lapar.
" yuk ran kita jalan lihat kesana." ajak sifa karna malas melihat muka gerry. kiran pun mengangguk setuju, dan mereka meninggal kan gerry tanpa memperdulikan gerry yang terlihat masih ingin mengajak ngobrol mereka.
" hemm.. menarik sekali mereka, aku kencani satu satu kalian lihat saja, pasti kalian akan jatuh dalam pelukan ku." gumam gerry, menatap kepergian kira. dan sifa, gerry sangat tertarik oleh kecantikan alami yang dimiliki kiran, apalagi tubuh kiran yang menggoda walaupun tidak memakai pakaian seksi namun terlihat menggoda di mata keranjang gerry.
" kami hati hati ran sama dia, sepertinya dia bukan cowok baik." bisik sifa saat mereka sudah menjauh dari gerry. kiran mengangguk karna kiran juga bisa melihatnya sendiri.
" gimana mel apa kamu sudah pilih.?" tanya kiran saat mereka sudah di samping melisa yang sedang melihat lihat HP disudut toko.
" aku bingung ran, bagus bagus banget, tapi harganya juga mahal banget." jawab melisa. kiran dan sifa tersenyum melihat melisa yang terlihat senang saat ini. kiran berjalan kekasir, di ikuti oleh sifa dan melisa.
" mbak tolong cariin HP yang mirip seperti ini." ucap kiran melihatkan HP nya pada kasir itu. sedangkan mbak kasir malah menatap penampilan mereka bertiga.
" mbak yakin, itu hp harganya mahal loh.?" jawab kasir sedikit tidak enak saat mengatakan hal tersebut. karna kiran menunjuk Hp dengan merek iPhone 15 Pro Max 1TB.
" gak apa mbak, ini kalau mbaknya ragu bisa bayar dulu." kiran memberikan Black Card miliknya, membuat mbak kasir itu pun tiba tiba gemetar.
" ti-tidak usah, bi-biar saya ambil dulu Hpnya mbak, sebentar saya ambilkan dulu." ucap mbak kasir dengan nada gugup, karna kaget ternyata kiran bukan orang sembarangan, bisa dilihat dari Black Card itu, mbak kasir pasti tahu jika kiran adalah anak orang kaya.
" kamu sih ran aku suruh pake dress yang mamah beliin gak mau, jadi mbaknya ragu kan." ucap sifa setelah mbak kasir itu pergi untuk mencarikan HP yang kiran minta.
" males fa pakainya, ribet. lebih nyaman gini." jawab kiran tersenyum menatap sifa, sedangkan melisa hanya diam karna menolak pun percuma, pasti kiran akan tetap memaksa membelikannya.
" tapi kalian tetap cantik kok walaupun cuma pakai pakaian sederhana gitu." ucap melisa yang sedari tadi diam, kiran dan sifa tersenyum saat mendengar pujian dari melisa. dan tidak lama pun mbak kasih datang membawa Hp yang kiran minta.
" ini mbak Hpnya, dilihat dulu." ucap mbak kasir menyodor kan Hp yang masih didalam kardusnya pada kiran.
" gak usah mbak, tolong bantu aktifkan aja, sekalian masukin kartu SIM card ini." bukan kiran yang menjawab melainkan melisa dan melisa juga memberikan Sim card miliknya, mbak kasir itupun menjadi bingung melihatnya, karna setahunya kiran yang ingin membeli.
" lakuin aja mbak, saya mau gantiin HP temen saya ini, kemarin saya jatuhin soalnya HPnya." jawab kiran dan mbak kasir itu pun akhirnya paham dengan situasinya. dia segera mengotak atik Hp itu dan hanya beberapa menit sudah selsai.
" mbak sendiri jaganya.?" ucap sifa bertanya karna karyawan di sana terlihat haya 4 dan itu pun masih sibuk sendiri dengan pelanggan lainnya.
" temen saya sedang di toilet mbak, sekalian istirahat, kita bergantian nanti." jawabnya dengan senyuman manis pada sifa.
" oh gitu, kirain cuma mbak yang jaga di kasir." jawab sifa sambil mengangguk. kasir itu hanya tersenyum menanggapi ucapan sifa.
" ini mbak sudah selsai, dan sudah saya pasang sim card nya." ucap mbak kasir memberikan Hp itu pada melisa.
" terima kasih ya mbak." jawab melisa. sedangkan kiran memberikan black card yang ada ditangannya agar cepat selsai urusan mereka. mbak kasir itu langsung menuju posisinya semula untuk melakukan transaksi.
" Astaga ternyata mereka keluarga Perabu, untung bukan sekar yang melayani, jika sekar pasti dia menghina mereka terlebih dulu, karna melihat penampilan mereka yang biasa tapi meminta HP harganya sangat mahal." gumam mbak kasir setelah melihat nama yang ada di black card itu. dan dia langsung kembali ke depan setelah selsai.
" ini non kartunya dan notanya." ucap mbak kasir itu memberi kan nota pembayaran dan black card milik kiran. kiran kaget melihat harganya namun kiran tersenyum melihat melisa yang terlihat bahagia yang sedang mengotak atik Hp barunya.
" yuk mel, fa, kita pulang, kita besok harus bersiap lebih awal, kita kan besok akan pulang ke desa." ajak kiran, melisa hanya mengangguk setuju, sedangkan sifa malah diam.
" serius besok kita jadi pulang ran.?" tanya sifa yang masih diam diposisi nya.
" iya fa, kemaren kan mamah sudah kasih izin kita, papah dan mamah juga mau berterima kasih sama bapak dan ibu yang ada di desa." jawab kiran, sedangkan sifa mengangguk. mereka pun berjalan bersama tidak memperdulikan pandangan para pengunjung disana.
Bersambung...
salam damai dan kekeluargaan buat para reader semuanya.TRIMS😊