Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Ngidam kecil.
"Yank..!!!!!" Panggil Bang Ribas. Ia mulai kebingungan karena Niken meninggalkannya. "Kenapa seperti itu reaksinya????? Seharusnya dia merayuku..!! Masa aku terus yang harus merayunya?"
~
"Apa maunya Mas Ribas??? Apa sulit hanya untuk katakan cinta??? Masa aku harus merayunya???? Seharusnya laki-laki yang mengejar perempuan." Niken pun gemas dengan kelakuan Bang Ribas.
//
"Kamu mau kemana?" Bang Ringgo panik saat Laras mengemasi pakaiannya.
"Ke Jawa." Jawab Laras santai.
Disana bayinya yang masih berusia tiga bulan menangis kencang, mungkin mengerti Papa dan Mamanya sedang tidak baik-baik saja.
Secepatnya Bang Ringgo menggandeng 'anak gadisnya'.
"Cuupp, sayaaang..!!! Sini sama Papa, Nak..!! Lita haus?? Buat susu sama Papa ya..!!" Bang Ringgo mengajak putri kecilnya ke dapur lalu membuatkan susu.
~
Jelita selalu tenang dalam buaian nya seakan ikatan batin di antara keduanya begitu dekat.
"Duduk dan bicara baik-baik..!!" Pinta Bang Ringgo pada Laras, istrinya.
Laras pun duduk di samping Bang Ringgo membawa tangisnya. Ia menunduk sesenggukan.
"Soal semalam, Abang sungguh minta maaf..!! Abang tidak sengaja, Abang khilaf dek..!!" Ujar Bang Ringgo penuh sesal.
"Saat itu Laras sudah katakan, Laras tidak mau dikasihani. Laras bisa hidup sendiri, jadi pembantu pun Laras sanggup demi anak. Laras tau, Laras tidak pantas untuk Abang tapi jangan sakiti hati Laras seperti ini. Daripada Laras di nikahi tapi tidak dicintai, lebih baik Laras mati hidup sendiri." Pekik Laras.
Bang Ringgo menarik Laras ke dalam pelukannya, sungguh rasa bersalahnya begitu dalam menyiksa batin.
"Beri Abang satu kesempatan, Abang tidak akan menyakiti hatimu lagi..!!" Pinta Bang Ringgo.
"Kalau begitu, katakan bagaimana hubungan Abang dengan Niken..!! Apakah sekarang masih lanjut, atau sudah berakhir??" Tanya Laras.
"Kamu sungguh ingin mendengarnya??"
"Iya, dari mulut Abang sendiri..!!" Jawab Laras.
"Sudah berakhir, Niken sudah menjadi istri Ribas. Abang mengingat dan menemuinya karena satu hal."
"Apa?" Tanya Laras.
"Abang pernah menikahinya namun Abang membatalkannya."
Kening Laras berkerut tak paham dengan arah pembicaraan Bang Ringgo.
"Kenapa??"
"Abang menyelamatkan seorang wanita yang akan di pisahkan dari bayinya yang baru saja di lahirkan. Namun kemudian Abang menyadari pernikahan Abang dan Niken tidak sah. Ada rasa bersalah dalam hati Abang, bagaimanapun juga Abang pernah menjadi suaminya."
Laras terduduk lemas. Hatinya terasa tidak karuan. Perlahan kesadarannya pun menghilang.
"Laraaass..!!!!!!!"
#
Malam ini Niken merasa sedikit mual, bau bumbu masakan membuatnya tidak berselera makan.
"Kita makan di luar yuk, dek..!!" Ajak Bang Ribas.
"Mas saja, Niken nggak pengen makan." Tolak Niken sambil mengusap perutnya yang terasa panas.
"Belakangan ini nafsu makanmu berkurang. Mungkin kalau kita ke kota, ada makanan yang kamu suka." Bujuk Bang Ribas.
Niken berpikir sejenak hingga akhirnya memutuskan untuk menerima ajakan Bang Ribas.
...
"Nggak ada yang kamu suka?" Tanya Bang Ribas.
Niken menggeleng dengan wajah sendu. "Sebenarnya Niken pengen tom yam."
"Waduuuhh.. disini mana ada, ndhuk." Bang Ribas mengusap punggung Niken. Rasanya kasihan juga melihat istrinya seperti ini.
Niken tampak lemas, bibirnya pun membiru.
"Mas usahakan ada, tapi janji nanti mau makan ya ndhuk..!!" Kata Bang Ribas masih mencemaskan Niken.
//
Tiga group perwira berbunyi. Letnan Ribas meminta informasi pedagang atau chef yang bisa membuat tom yum.
Bang Ringgo segera meletakan ponselnya lalu memilih bermain bersama jelita yang masih terjaga.
Laras melihat sekilas ponsel Bang Ringgo. Ia menghela nafas panjang.
"Cepat jawab groupnya, Bang. Laras bisa buat tom yum." Kata Laras.
"Biar Ribas urus istrinya. Jangan ikut campur..!!" Jawab Bang Ringgo.
"Abang masih ada rasa ya sama Niken."
Sejenak Bang Ringgo terdiam. Di saat seperti ini, ia tidak sanggup lagi menyakiti banyak hati. "Tidak lagi, Abang sudah punya kamu. Hanya saja rasa bersalah itu masih tetap ada." Ujar Bang Ringgo.
"Kalau memang sudah tidak ada rasa, bantu saja. Niken adik ipar Abang, kan??" Kata Laras memperjelas.
Bang Ringgo nampak ragu tapi jelas di dalam hati kecilnya masih terasa berantakan.
"Hamil itu juga berjuang lho Bang, bagi yang rewel."
"Coba kamu sendiri yang bicara sama Ribas, dia tidak akan mau terima panggilan telepon Abang. Ribas itu pemarah, cemburunya juga tidak terkendali." Jawab Bang Ringgo.
"Itu wajar, bagi yang punya cinta."
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂