Namanya adalah Zhang Yu. Dia anak seorang tetua klan di Kota Qian Gu yang memiliki cukup pengaruh. Akan tetapi karena dirinya terlahir berbeda, semua orang menganggapnya sebagai sampah.
Namun, tanpa diketahui banyak orang ternyata Zhang Yu memiliki tubuh spesial. Beruntung dia bertemu dengan seorang guru yang tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatannya. Mengubah dirinya dari seorang sampah menjadi genius berbakat mengerikan.
Ini adalah perjalanan Zhang Yu dalam membuktikan diri sebagai petarung terhebat. Mengemban nama kaisar petarung, mengguncang dunia dan membangun pondasi mencapai puncak keabadian.
Simak kisah lengkapnya dan jadilah saksi sebuah legenda tercipta. Kaisar Petarung!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 31 : Hukuman Untuk Jiang Yang
Pertarungan benar-benar terjadi di dalam aula tersebut. Anggota Klan Jiang yang mulanya sangat percaya diri dengan bantuan keluarga He, sekarang seperti macan kehilangan taring.
Dua klan utama serta enam klan tingkat kedua bersatu dan mengepung anggota Klan Jiang. Meski jumlah tidak jauh berbeda tapi membandingkan kekuatan jelas Klan Jiang kalah jauh karena yang menghadiri undangan sebagian besar tokoh panutan di setiap klan.
Satu persatu jatuh kehilangan nyawa. Gugur seperti daun kering yang tertiup angin.
Melihat situasi ini, air muka Jiang Yang semakin buruk. Pasalnya patriark Klan Jiang itu juga dalam situasi yang sama.
Zhang Lei patriark Klan Zhang dan Wen Ou patriark Klan Wen. Dua patriark dari dia Klan utama itu menyatukan kekuatan menyudutkan Jiang Yang. Terlebih dalam segi kultivasi Jiang Yang juga tidaklah unggul. Jadi untuk bertahan dari gempuran dua lawan dia benar-benar keteteran.
Beberapa kali dia terhempas menghantam tembok hingga hancur. Bahkan tiga pilar utama yang ada di tengah-tengah aula pun terbelah dan jatuh membuat keadaan aula kacau berantakan.
Atap hanya bertumpu pada kerangka yang perlahan mulai goyah. Tapi ratusan orang di dalamnya tidak khawatir sama sekali dan fokus pada pertarungan.
"Sial! Semua gara-gara bocah busuk itu. Kita harus memberinya pelajaran!" Jiang Wu dan Jiang Qi saling memandang. Seiring berjalannya waktu mereka menjauh dari kerumunan lalu mengincar Zhang Yu.
"Mati kau bocah!"
Dua lesatan energi melesat ke arah Zhang Yu. Satu berwarna merah dan satu lagi berwarna putih.
Setelah melesat kurang lebih dua puluh meter dua energi kekuatan itu meledak cukup keras.
Suara tawa terdengar dari Jiang Wu dan Jiang Qi karena yakin serangan mereka tepat sasaran. Tapi ....
Tidak berselang lama Zhang Yu berjalan melewati kabut tipis dengan kondisi pakaian yang bersih. Tidak ada noda ataupun sobekan dari sebuah serangan.
"Ba-bagaimana mungkin?!" Jiang Wu berkedip dua kali sambil mencubit tangan Jiang Qi pelan.
Ketika Jiang Qi meringis sambil menarik tangannya, saat itu juga mereka sadar jika ini bukan mimpi atau halusinasi.
Zhang Yu benar-benar lolos dari serangan mereka!
"Jiang Qi, kita maju?" Jiang Wu bertanya dengan tatapan yang serius.
"Tentu saja! Kita berdua tidak mungkin kalah menghadapi bocah bau kencur sepertinya."
Sesaat setelah berdiskusi keduanya melesat ke tempat Zhang Yu. Dua pedang menodong ke depan dengan aura yang mencekam. Tapi saat Zhang Yu mengeluarkan teknik pedang pembunuh, Jiang Wu dan Jiang Qi terseret mundur belasan meter.
Mata mereka terbelalak. Bertahap mengerutkan kening dan saling menatap.
"Apa dia sungguh masih di tingkat ahli? Melihat dari kekuatannya, dia sudah seperti tingkat master bintang tiga." Jiang Qi mendadak jadi ragu mendengar ucapan Jiang Wu.
Jika benar kekuatan Zhang Yu berada di tingkat master bintang tiga, bukankah itu sama seperti dirinya?
Dengan umur yang masih sangat muda bagaimana bisa sudah mencapai tingkat master? Bahkan genius kota Heishan pun tidak dapat dibandingkan dengannya.
Di saat Jiang Wu dan Jiang Qi masih termenung, kelompok Klan Jiang sudah dilumpuhkan. Bahkan Jiang Yang, patriark Klan Jiang itu sudah terkulai lemas di lantai dengan pedang menempel di lehernya.
"Sial! Tidak ada jalan lagi untuk Klan Jiang di Kota Qian Gu. Jiang Qi, bagaimana jika kita melarikan diri?"
Jiang Qi sadar dari lamunannya dan menengadahkan kepala kepada Jiang Wu. "Kemana kita akan melarikan diri?"
"Kita ...."
"Ke alam baka saja, bagaimana?"
Sebelum Jiang Wu menyelesaikan kalimatnya, Zhang Yu datang dengan sebuah tinju raksasa berwarna emas.
Mata Jiang Wu mendelik karena terkejut. Begitu pula dengan Jiang Qi. Keduanya berusaha menghindar, tapi serangan lain datang dari belakang membuat mereka terpaku di tempat.
Satu dua tiga!
Boom!
Tinju emas raksasa menenggelamkan tubuh Jiang Wu dan Jiang Qi hingga permukaan lantai sedikit cekung dan tampak berantakan. Badan remuk, tulang rusuk patah. Mereka berdua dipastikan meninggal!
Beberapa orang menyaksikannya secara langsung. Termasuk Zhang Long yang terlihat tercengang dengan kekuatan putranya.
Dua orang tingkat master bintang tiga dan empat mati di tangannya. Benar-benar putraku yang genius!
Namun berbeda dengan pandangan semua orang. Zhang Yu sadar keberhasilannya mengalahkan dua lawannya tak lain karena fokus mereka yang terbagi. Jika bukan karena situasi Klan Jiang yang jatuh, sudah jelas mereka jauh lebih menyulitkan bahkan mengalahkannya.
Terlepas dari hal itu, pandangan semua orang tidak akan berubah. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri, secara spontan mengakui kekuatan Zhang Yu adalah yang terbaik dalam generasinya.
"Patriark Zhang, menurutmu apa yang pantas penjahat ini dapatkan?" Wen Ou mengangkat pedangnya membuat Jiang Yang yang meringkuk langsung mengangkat lehernya tinggi-tinggi.
"Patriark Wen, Patriark Zhang, bukankah kita bertiga teman? Bagaimana jika kita mulai dari awal? Hapus semua hal buruk di masa lalu dan membuka halaman baru?"
Semua yang mendengar perkataan Jiang Yang tak bisa tahan untuk mencibir.
"Setelah ingin membunuh kami sekarang meminta maaf seperti tidak bersalah. Benar-benar kurang ajar!"
"Tidak kusangka ternyata Patriark Jiang sangat tidak tahu malu! Orang sepertinya tidak bisa dimaafkan!"
Seruan-seruan terdengar bersahutan dari penjuru aula. Zhang Lei berjalan ke arah Jiang Yang. Matanya menatap pupil hitam yang tampak gemetar.
"Orang sepertinya tak pantas dimaafkan. Kejahatannya bulan hanya kali ini. Tapi sudah berulang kali." Ketika pernyataan Zhang Lei keluar, beberapa orang di sana menatap dengan heran.
"Patriark Zhang, apa maksudmu?"
"Kalian ingat beberapa waktu lalu serangan kawanan binatang spiritual yang terjadi di tiga lembah? Itu tak lain karena ulahnya ...."
Setiap orang yang mendengar kebenaran itu langsung tercekat. Masalah kawanan binatang spiritual yang mengamuk di tiga lembah bukan hanya menjadi kekhawatiran Klan Zhang, tapi juga klan Wen dan klan lain yang ada di sekitar. Mereka selalu dalam keadaan waspada dan siap melakukan pertahanan jika terjadi hal yang sama di beberapa tempat titik wilayah mereka.
Siapa yang mengira semua itu adalah ulah Jiang Yang dan Klan Jiang. Sungguh keterlaluan!
"Patriark, membunuhnya secara langsung terlalu mudah untuknya. Dia harus membayar atas nyawa ratusan orang klan kita yang terbunuh di tiga lembah."
Zhang Lei menyipitkan mata. "Apa kau memiliki saran, Zhang Yu?"
"Arak dia keliling kota lalu hukum pancung di pusat kota."
"..."
Tidak ada yang bicara dengan jawaban Zhang Yu. Mereka hanya diam dan bertatapan satu sama lain.
Meski Jiang Yang sangat keterlaluan, tapi penghinaan seperti ini apa tidak berlebihan?
Di saat semua orang ragu, Wen Ou tiba-tiba tertawa.
Ha-ha-hahaha...
"Aku setuju! Aku suka dengan idenya. Orang seperti dia memang harus dihukum berat!" Wen Ou menarik pedangnya dan memberi tanda pada beberapa tetua untuk mengikat Jiang Yang.
Jiang Yang terus memberontak. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun karena luka di tubuhnya sudah sangat parah.
"Kurang ajar! Kalian tidak bisa melakukan ini!"
Jiang Yan diseret keluar oleh empat tetua Klan Wen. Pria tua itu terus berteriak marah sambil terus memberontak.
Zhang Yu menyimpan pedang semesta ke dalam cincin penyimpanannya. Dia akan menghampiri ayahnya, tapi sebuah buntalan kertas datang entah dari mana melesat hampir mengenai matanya.
Shut...
Beruntung reaksinya sangat cepat. Zhang Yu hendak melemparnya, tapi melihat ada beberapa kata di kertas tersebut.
"Paman Gendut?"