Lorong tak berujung
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.
Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.
"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:
"Lorong tak berujung"
karya putri cobain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumbal terakhir Nyi Sunter
Hari ke tujuh telah tiba, perjanjian Sunter dengan Nyi Dasima pun hampir selesai.
"Sunter, kamu wanita paling bodoh di bumi ini."
Ucap Nyi Dasima yang merupakan guru besar Nyi Sunter.
Mendengar ucapan dari mulut Nyi Dasima, Sunter pun menjawab kembali.
"Aku tidak peduli dengan ucapan mu guru, aku hanya ingin pendamping hidup."
Jawab Nyi Sunter dengan wajah nya yang tersenyum jahat.
"Aku tidak percaya jika kamu bisa melawati malam ke tujuh ini Sunter, aku hanya simpati dengan apa yang sudah kamu lakukan untuk Sastro."
Jawab Nyi Dasima yang merasa kasihan pada Nyi Sunter.
"Apa aku juga akan kehilangan kekuatan ku?."
Tanya Sunter yang sedikit merasa ragu dan bimbang.
"Kekuatan mu tidak akan hilang, justru akan semakin kuat jika kamu terus melakukan ritual tanpa meminta satu imbalan."
Jawab Nyi Dasima yang menatap tajam mata Sunter.
"Apa yang akan terjadi jika aku gagal nanti."
Tanya Nyi Sunter yang merasa semakin ragu.
"Kamu akan hidup menyendiri selama nya, sama seperti aku Sunter, ha, ha, ha."
Jawab Nyi Dasima dengan suara tertawa nya yang sangat menakutkan di telinga Sunter.
"Jadi, guru juga seperti aku, kamu pernah jatuh cinta?, rasanya tidak mungkin orang sejelek guru bisa jatuh cinta, sadar diri guru, hahaha."
Terdengar tawa Sunter dan ucapan nya yang menyinggung perasaan gurunya.
"Murid kurang ajar !!, aku jauh lebih cantik dari kamu, karena aku terkena kutukan saja, sehingga wajahku berubah menjadi seperti ini.''
Jawab Nyi Dasima yang sedikit marah pada murid nya.
"Hahaha, pembenaran diri saja guru ini."
Ucap Nyi Sunter yang tertawa pada gurunya.
Waktu pun terus berjalan, malam itu pun Nyi Dasima pun kembali pergi meninggalkan Sunter yang sedang berdiri di depan pintu rumah nya.
"Tumbal terakhir, siapa yang akan aku jadikan tumbal berikut nya."
Kini tinggal Sunter yang berbicara pada dirinya sendiri.
Sunter pun berjalan menyusuri jalan setapak yang menghubungkan antara kampung Angka dengan kampung Muara.
Waktu pun terus berjalan, Sunter merasa hilang kesabaran, hati nya di penuhi dengan amarah kembali.
"Sunter, kamu dari mana?."
Sapa Nyi Mas pada Sunter yang kebetulan lewat di depan rumah nya.
Sunter pun melihat wajah Nyi Mas dengan kesal, apa lagi dilihat nya, ada bayi mungil yang kini telah menjadi penghalang terbesar nya.
"Aku sedang berkeliling saja, ternyata bayi mu laki-laki Nyi Mas?."
Tanya Sunter yang mendekati tubuh bayi mungil itu.
"Iya, wajah nya mirip sekali dengan ayahnya."
Jawab Nyi Mas yang tidak tau jika kemarin ada perang mulut antara Sastro dan Sunter.
Dengan cepat, Sunter langsung mendorong tubuh Nyi Mas,
"Aaaa, sakit Sunter, apa yang kamu lakukan."
Teriak Nyi Mas yang berhasil menahan bayinya yang jatuh bersama nya.
"Aku ingin kamu dan anak mu pergi dari kehidupan Sastro, jika tidak, aku yang akan membuat Sastro yang akan meninggalkan kamu Nyi Mas."
Ujar Sunter yang membuat Nyi Mas kaget saat mendengar ucapan itu.
Teriakkan dan tangisan bayi Nyi Mas pun membuat Sastro datang ke arah mereka berdua.
"Nyi Mas, apa kamu baik-baik saja?."
Tanya Sastro yang langsung memeluk tubuh Nyi Mas.
Melihat istrinya yang terjatuh, Sastro pun sangat marah pada Sunter.
"Sunter, sudah hilang apa akal sehat kamu?."
Tanya Sastro yang menahan rasa amarah nya.
"Kamu yang sudah buat aku gila Sastro, kenapa kamu pilih dia dan bukan pilih aku!."
Jawab Sunter yang memang sudah buta mata dan hatinya.
"Keterlaluan kamu Sunter, aku tidak akan memaafkan kamu!."
Tegur Sastro yang marah pada Sunter.
Perkelahian antar dua orang manusia yang pernah berteman dekat pun, tidak bisa di hindari lagi, keduanya saling mengadu kekuatan.
Sesaat kemudian, Sunter pun ingat jika dia harus mencari tumbal ke tujuh, bukannya membuang-buang waktu dan energi untuk melawan Sastro.
"Kamu beruntung Sastro, aku masih ada urusan, jika tidak, aku sudah menghabisi mu di depan istri dan anak mu."
Ucap Sunter yang langsung pergi meninggalkan Sastro dan Nyi Mas.
"Bedebah itu, sangat menjengkelkan, awas saja kamu nanti."
Ucap Sunter yang kini di penuhi oleh rasa dendam pada Sastro dan Nyi Mas.
Hari menjelang sore, Sunter masih sibuk dengan urusan nya, dilihat nya kanan dan kiri, tidak ada satupun pemuda yang bisa dia dapatkan.
Akhirnya, disaat Sunter sedang bingung, Sunter pun akhirnya mendapatkan angin segar, dimana dia melihat Dimas Anggara yang merupakan anak dari ketua desa Muara.
"Sunter, kenapa kamu melihat ku seperti itu!."
Tegur Dimas yang memang tampan di desa nya, wajar jika dia sedikit sombong pada siapapun yang melihatnya.
"Aku hanya heran, kenapa pemuda setampan kamu, hanya bisa berdiam diri di rumah saja, dasar tidak ada guna."
Jawab Sunter yang meledek Dimas yang memang tidak memiliki keahlian beladiri.
"Untuk apa Sunter, jika hanya untuk mendapatkan wanita, aku bisa mendapatkan nya dengan mudah."
Jawab Dimas yang penuh dengan kesombongan nya.
"Hahahaha, lucu sekali kamu Dimas, jika memang mudah, apa bisa kamu mendapatkan aku?."
Tawa Sunter yang terdengar sangat menghina Dimas.
"Kamu mau berapa Sunter, aku bisa bayar kamu, tidak ada satupun wanita yang mau menolak aku."
Jawab Dimas yang memandang remeh Sunter.
"Aku tidak butuh apa-apa, karena aku tahu, kamu tidak akan pernah mendapatkan aku."
Jawab Sunter yang langsung pergi meninggalkan Dimas.
Dimas marah pada Sunter, baru kali ini, ada wanita yang berani menolak ajakan nya.
"Hanya manusia bodoh yang akan datang kembali ke pada ku."
Ucap Sunter di dalam hati nya.
Benar saja, Dimas langsung mengejar Sunter, Sunter yang melihat ke arah belakang nya, langsung berlari menuju rumah nya.
Sesampainya di belakang rumah Sunter.
"Mau lari kemana kamu Sunter, apa kamu bisa melawan aku yang tidak pandai dalam beladiri?."
Tanya Dimas yang langsung menarik tubuh Sunter.
"Sialan kamu Dimas, berani sekali kamu mengikuti aku !,"
Jawab Sunter yang melawan Dimas.
Kala itu, Sunter sengaja kalah saat melawan Dimas, dan membiarkan Dimas membawa nya masuk kedalam rumah nya.
"Sunter, aku sudah bilang, tidak ada yang bisa menolak aku."
Ujar Dimas yang melihat wajah Sunter.
"Aku mengaku kalah, sekarang apa mau kamu."
Tanya Nyi Sunter yang mencari celah agar bisa melakukan ritual nya.
"Aku mau kamu Sunter, ternyata, kamu sangat cantik di banding gadis desa yang aku temukan."
Ujar Dimas saat melihat wajah Sunter yang terlihat dengan rambutnya yang terurai panjang.
"Baiklah, aku mau, tapi aku ingin mandi dengan bunga tujuh rupa, karena aku masih perawan."
Jawab Sunter yang membuat Dimas kaget.
"Aku tidak percaya jika kamu masih perawan, sudah sana mandi."
Ucap Dimas sambil menyuruh Sunter untuk mandi.
Satu persatu, tubuh Sunter mulai terlihat oleh Dimas yang duduk di kursi tamu.
"Kamu berani sekali menggoda ku Sunter."
Ucap Dimas yang berjalan mendekati Sunter dari arah belakang.
Sunter pun mencari dimana Dimas, kenapa dia tidak ada di kursi tamu.
Hingga akhirnya, tanpa sadar, Dimas sudah berdiri di belakang Sunter, tangan nya langsung meraih tubuh Sunter.
"Jangan sekarang Dimas, aku belum selesai."
Teriak Sunter yang hampir kecolongan.
"Aku tidak peduli lagi, aku sudah tidak kuat Sunter."
Ucap Dimas yang langsung menyerang Sunter.
Entah kenapa, Sunter yang memiliki kekuatan, justru terasa tidak berdaya saat sesuatu yang aneh mulai dirasakan nya.
"Sunter, seperti nya kamu memang masih perawan."
Ucap Dimas yang masih berusaha untuk mendapatkan apa yang sedang dia inginkan.
"Sebaiknya jangan sekarang Dimas."
Jawab Sunter yang bingung untuk melakukan ritual nya.
"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, aaaa."
Sunter sedang menyiram tubuh nya, dalam siraman ke enam, dia pun tidak kuasa saat merasakan sakit pada bagian tubuhnya.
"Kenapa Sunter, teruskan hitungan mu."
Ucap Dimas yang tidak tahu, jika Sunter sedang melakukan ritual untuk nya.
Sunter pun berhenti sejenak, membiarkan semua nya terjadi pada dirinya, hingga saat Dimas selesai, Sunter pun menyelesaikan siraman ke tujuh nya.
Beberapa saat kemudian, tubuh Dimas pun mulai merasakan panas tinggi, sehingga membuat nya masuk kedalam bak kamar mandi.
"Sunter, apa yang kamu lakukan, kenapa aku merasakan panas."
Ucap Dimas yang menarik tangan Sunter.
"Kamu sudah melakukan nya, sebagai hukumannya, kamu akan menjadi budak kekal ku."
Jawab Nyi Sunter yang memegang wajah Dimas.
Tak lama kemudian, Dimas pun meregang nyawa di tempat, tak mau ada orang yang curiga, Sunter pun memasukan tubuh Dimas ke dalam sumur tua yang tidak ada ujungnya.
Bagaimana kelanjutan kisah nya, apa yang akan terjadi setelah Sunter melakukan larangan nya?
Kita lanjutkan di update terbaru nya setiap hari.
smngt thor