Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fifian Adalah Milik Nya
Fifian memang setulus itu menyayangi Gani dan Gina,begitu juga sebaliknya anak-anak juga menyayangi Fifian.
Dulu Gina juga sangat menyayangi Fifian,bahkan Gina lebih manja dari Gani. Tapi entah kenapa belakangan ini Gina seperti membenci Fifian..
"Sini tangan kamu.." Alex mengulurkan telapak tangan nya.
"Tangan aku..?" Dengan wajah bingung, Fifian meletakkan tangan nya di telapak tangan suaminya. Lalu dia menyusupkan jari-jari panjangnya ke celah jari-jari istrinya.
"Eh.." Fifian terkejut
"Pas banget.." Alex tersenyum dan mengangkat jari mereka yang bertaut..
"Jari kita seolah di ciptakan memang untuk mengisi kekosongan satu sama lain ."
"Apaan sih Mas,sejak kapan kamu suka gombal kayak gini.."
Fifian tertawa dan merasa heran berfikir sejak kapan suaminya jadi tukang menggombal..
"Karena aku punya cita-cita baru sekarang.." ucap Alex sambil mengecup punggung tangan Fifian yang masih ada dalam genggaman nya.
"Cita-cita baru apa ,,?" tanya Fifian penasaran
"Membuat kamu semakin jatuh cinta padaku dan tidak akan pernah melupakan aku seumur hidup mu. Setiap kamu dekat dengan laki-laki lain kamu pasti akan teringat dengan keromantisan ku ini.."
Sepanjang perjalanan Alex tak henti hentinya menggombal..sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti di sebuah cafe karena cuaca yang sangat begitu panas..
Karena belum tahu ke mana tujuan mereka, akhirnya Alex hanya melajukan mobilnya menyusuri jalanan. Namun karena cuaca Jakarta siang hari sangat panas, Alex pun memutuskan untuk pergi ke cafe saja.
"Ke kafe aja ya, panas." ajak Alex
Fifian mengangguk dan keluar mobil sementara suaminya juga ikut keluar dari mobil.
"Ayo," ajak Fifian
Sambil berjalan duluan, tapi Alex justru menghentikan langkah nya di depan mobil.
"Ayo Mas, masuk, tadi katanya panas." gerutu Fifian
"Kamu anggap aku suami kamu nggak sih?" ucap Alex yang malah berhenti
Fifian pun menghampiri suaminya dan berdiri di depannya.
"Tentu saja, kamu suami aku dan aku istri kamu."
"Terus begitu cara kamu masuk ke dalam kafe saat bersama suami kamu?"
"Ya terus gimana?" Bingung Fifian
"Iya gini," Alex menggenggam tangan istrinya,
" mulai sekarang setiap kita pergi ke cafe atau restoran, tangan kita harus bersatu."
"Ya ampun, Mas, ini kamu beneran nggak kesambet?"
Fifian benar-benar heran dengan perubahan suaminya.
"Kesambet cinta kamu," Alex mengedipkan mata, secara otomatis tubuhnya merapat pada Fifian, ingin mencium, sontak saja Fifian membulatkan mata dan mendorong dada suaminya menjauh.
"Di depan umum main nyosor aja." umpat Fifian
Alex terkekeh, lalu mengangkat tangan mereka yang masih bergenggaman dan mencium punggung tangan istrinya.
"Ayo masuk," sambil bergendengan tangan mereka masuk ke dalam kafe.
Sejujurnya Fifian agak malu, menurut nya, ini agak berlebihan. Dari tiga couple yang baru masuk ke dalam kafe, hanya dia dan suaminya yang bergandengan tangan. semua orang-orang di dalam kafe melirik ke arah mereka dengan muka-muka julid.
Selesai memesan, mereka pun duduk di salah satu kursi yang kosong. Sampai detik ini pun suaminya masih menggenggam tangan nya di atas meja.
Bahkan dengan tidak tau malunya, Alex memainkan jari-jari mungil Fifian dengan gemas.
"Mas malu tuh sama orang ,nggak usah suap-suapan kali mas, malu dilihat orang."
"Siapa sih yang Mau lihatin, mereka juga sibuk dengan aktivitas mereka sendiri. Udah ah ayo buka mulut."
Dengan bujukan suaminya akhirnya Fifian membuka mulut dan makan klapertart dari suaminya.
"Kamu nggak mau suapin aku?"
"Mas..."
Alex tertawa, puas sekali rasanya menjahili istrinya. Dia pun lanjut makan sambil mengobrol ringan dengan istrinya. Alex bercerita bagaimana perkembangan bisnisnya. Meskipun sudah 3 tahun tidak bekerja, sama masih bisa memahami dan menyahut topik obrolan suaminya tentang bisnis.
Hingga tak terasa mereka sudah mengobrol hampir setengah jam, tapi bahan obrolan mereka seolah tidak ada habisnya. Alex senang bercerita dan Fifian selalu menanggapi dengan baik.
Dulu saat Alex masih menikah dengan Febi, Alex Tidak pernah berbicara tentang bisnisnya, karena dia memang tidak bekerja sejak dia lulus kuliah. Lulus kuliah dia langsung menikah dengan nya dan jadi ibu rumah tangga sepenuh nya.
Pernah Alex membicarakan tentang bisnis dengan Febi, obrolan mereka tidak nyambung dan akhirnya Alex selalu mencari topik pembicaraan yang biasa disukai oleh Febi.
Sekarang Alex senang mendapatkan partner hidup yang bisa diajak ngobrol tentang banyak hal.
"Kayak nya aku masih bisa nih Mas kalau jadi sekretaris kamu."
"Kamu jadi sekretaris pribadi aku aja di rumah. Saat aku pulang kamu menyambutku, mencium dan memeluk ku, lalu aku menggendong Kamu dibawa kamu ke kamar. Lalu kita-"
"Mas," potong Fifian sebelum suaminya keceplosan dan mengatakan area privasi mereka.
Alex hanya terkekeh.
Fifian senang sekali hari ini, suami nya begitu baik padanya.
Selesai makan mereka pun kembali ke mobil.
"Kita langsung pulang atau mau ke mana Mas"
"Langsung pulang aja aku mau cium kamu sampai puas,"
ucap Alex dengan gamblang nya, seolah tidak memiliki rasa malu sedikit pun. Sementara yang digoda sudah menunjukan wajah malu-malu dengan pipi merona merah.
Saat hendak menyalakan mesin mobil, Alex melihat ponselnya menyala. Ternyata ada notifikasi chat yang masuk.
Alex sedang membaca chat dari Febi, ada puluhan miscall dan pesan dari Febi yang intinya Febi ingin ditemani hari ini.
Tapi Alex tidak menanggapi dan menonaktifkan ponselnya. Dia sudah bertekad ingin menjaga jarak dengan Febi dan lebih perhatian pada istrinya.
Dengan begitu Alex berharap Fifian tidak meminta cerai lagi dan Si Sialan Yaris itu tidak punya kesempatan mendekati istrinya.
Alex belum mencintai istrinya, semua ini dia lakukan semata-mata karena egonya sebagai seorang laki-laki yang tersentil saat miliknya ingin direbut, karena itu Alex terus memberikan perhatian agar Fifian tidak punya waktu memikirkan laki-laki lain.
Egois? Memang iya.Alex merasa dirinya sangat egois.. Karena Fifian adalah miliknya. Apapun yang menjadi miliknya, Alex tidak akan memberikan kepada siapa pun dan tak ada yang bisa merampas darinya.
****
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺