Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB. 6 Mencari Keberadaan Ruby.
Dan keesokan hari pun tiba. Pertunangan Ruby yang sudah diatur oleh Roger akan berlangsung hari ini di kediaman keluarga Sanders. Acara pertunangan diadakan secara tertutup dengan hanya jamuan makan mewah yang Shinta sudah persiapkan untuk menyambut kedatangan Tuan Herison bersama asistennya.
Semua itu dilakukan karena Roger dan Shinta tidak ingin orang-orang tahu tentang Ruby sebagai putri mereka. Mereka lebih memilih akan mempersiapkan acara yang lebih besar untuk Rachel nanti saat bertunangan dengan putra kelurga Rykhad.
"Dad, Tuan Herison dan asistennya sudah tiba." Shinta masuk ke ruang kerja suaminya dan mendapati Roger tengah menelpon seseorang dengan nada marah.
"Daddy tidak mau tahu! Kau harus menemukan Ruby hari ini juga! Cari ke semua tempat dan segera bawa anak penyakitan itu pulang!" Roger mematikan sambungan teleponnya kasar. Ia mengumpat marah karena ternyata Cakra belum juga menemukan keberadaan Ruby.
Mereka mengira Ruby akan pulang ke rumah semalam, tapi nyatanya hingga hari berganti pun Ruby sama sekali tidak menampakkan dirinya di kediaman keluarga Sanders.
Sebagai orang yang telah membawa Ruby terakhir kali, Cakra terpaksa harus mencari adiknya yang penyakitan itu. Pagi-pagi sekali ia sudah harus berkeliaran kesana kemari mencari keberadaan Ruby.
Shinta mendekat pada Roger, ia mengusap punggung pria itu untuk menenangkan.
"Kau sudah membawa Tuan Herison masuk?" tanya Roger masih dengan usahanya mengontrol emosi. Ia bisa melihat istrinya memberikan anggukan—Tuan Herison sudah berada di ruang tamu. "Ayo! Kita harus menyambutnya."
"Tapi bagaimana dengan Ruby, Dad? Dia belum pulang."
"Cakra sedang mencarinya. Dia pasti bisa menemukan anak itu."
Roger segera keluar dari ruang kerjanya bersama Shinta. Mereka harus menyambut kedatangan Tuan Herison selagi Cakra masih mencari Ruby. Jangan sampai pria tua itu tahu bahwa gadis yang akan dijodohkan dengannya saat ini malah menghilang. Bisa-bisa Roger akan terkena masalah karena sudah menyingung Tuan Herison.
Sementara itu, Cakra yang baru menyambangi club malam, tempat ia terakhir kali menyeret dan menyerahkan Ruby pada Emer, tidak jua menemukan keberadaan adiknya itu.
"Sialan! Kau hanya menyulitkanku saja! Dasar tidak berguna!" Cakra berdecak, ia segera masuk ke dalam mobil dan segera melajukannya.
Tujuan Cakra kali ini adalah kampus Ruby. Cakra berpikir, bisa jadi Ruby sebenarnya sudah pulang ke rumah dan pergi pagi-pagi sekali ke kampus karena adiknya itu yang kesal setelah ia serahkan kepada Emer.
Saat tiba di kampus Ruby, Cakra langsung turun dan mencari-cari keberadaan adiknya itu dengan tidak tentu arah. Ruby dan Rachel-adik kesayangannya berkuliah di kampus yang berbeda. Jika Rachel berkuliah di tempat bergengsi, maka tidak dengan Ruby. Ruby hanya berkuliah di tempat biasa, tapi gadis itu begitu bahagia karena Roger mengizinkannya untuk kuliah meski dengan syarat Ruby harus terus patuh pada perintahnya.
Cakra ternyata tetap tidak menemukan Ruby di kampusnya. Pria itupun langsung pergi dari sana. Di jalan, belum jauh ia meninggalkan kampus Ruby, mobil Cakra berpapasan dengan mobil Rachel yang ternyata juga tengah mencari Ruby.
"Aku sudah memeriksa kelasnya. Dia tidak masuk hari ini," kata Cakra penuh kekesalan. Ia merasa lelah karena sudah mencari adiknya yang penyakitan itu ke mana-mana.
"Mommy juga memintaku untuk mencarinya. Mommy bilang Tuan Herison sudah datang, Kak. Bagaimana jika Ruby tidak ditemukan?"
Cakra terdiam. Ia mengacak rambutnya, pusing karena tidak menemukan Ruby. Daddynya-Roger bisa mendapatkan masalah dari Tuan Herison, dan jika itu terjadi, Cakra pastinya juga akan kena getahnya.
"Atau jangan-jangan Ruby ada di..."
"Cakra!!"
Ucapan Rachel tidak selesai saat seseorang datang dan tiba-tiba mencela pembicaraan ia dan kakaknya.
Rachel dan Cakra menoleh pada Emer yang keluar dari dalam mobil sportnya dan menghampiri mereka dengan tatapan elang yang terarah pada Cakra.
"Kak Emer..." Rachel tersenyum sumringah ketika melihat Emer ada di depan matanya.
Aku tidak sedang bermimpi, kan? benak Rachel takjub saat menatap wajah tampan itu lebih dekat. Ia bergegas merapikan tatanan rambutnya agar bisa mencuri perhatian pria yang akan menjadi calon tunangannya itu.
Namun, Emer sama sekali tidak perduli dengan keberadaan Rachel. Tatapan tajamnya hanya terarah pada Cakra sialan yang sudah menipunya.
Emer benar-benar merasa kesal pada Cakra, ia pikir, ia akan bertemu dengan Cakra di club malam dan memberikan pria itu pelajaran di sana, tapi ternyata alam tengah berpihak padanya. Emer lebih cepat bertemu Cakra, ia tidak sengaja melihat Cakra sedang berbicara dengan seseorang di pinggir jalan. Membuat Emer dengan cepat menghampiri.
"Beraninya kau menipuku dengan menyerahkan gadis bervirus itu?!" Baru mendekat, Emer sudah langsung mencengkram kerah kemeja Cakra dengan begitu kuat. "Kau tidak tahu, kau sedang berurusan dengan siapa, hah?!"
Cakra merasa tercekik, ia berusaha menyingkirkan tangan Emer. Begitu juga dengan Rachel, yang sangat terkejut ketika Emer ternyata menyerang kakaknya.
"Lepas, Kak Emer. Lepaskan Kak Cakra. Dia adalah calon kakak iparmu!"
Deg!
Emer menoleh dan menatap tajam pada Rachel. Apa maksud ucapan Rachel?
"Kak Cakra adalah kakakku. Dia putra pertama keluarga Sanders."
Duar!
Cengkraman Emer seketika terlepas. Cakra putra keluarga Sanders? Keluarga yang akan menjalin perjodohan dengan keluarganya? Dan Rachel adalah gadis yang akan bertunangan dengannya?
"Berarti kau...?"
Rachel tersenyum menawan. "Aku putri keluarga Sanders...putri yang akan dijodohkan denganmu," jelas Rachel semakin melebarkan senyum bahagianya pada Emer.
Emer tampak linglung. Ia tahu Cakra dan Rachel adalah adik-kakak, karena itu saat Cakra menantang dirinya, Emer meminta Cakra menyerahkan adiknya jika ia bisa mengalahkan Cakra dalam permainan biliard.
Cakra dan Emer sebenarnya memiliki persaingan yang sudah lama—sama-sama ingin membuktikan diri sebagai yang terkuat di antara teman-teman mereka di club. Cakra yang begitu haus akan pengakuan pun dengan percaya diri menantang Emer, tapi Cakra ternyata salah perhitungan dan harus membayar harga yang mahal dengan mengorbankan Ruby.
Emer mengerjap, dan lekas mengkondisikan eksperinya. Bisa-bisanya ia tidak mengetahui jika Rachel berasal dari keluarga Sanders. Dan Cakra, Emer menatap Cakra semakin tajam. Pria sialan ini akan menjadi bagian dari keluarganya?
Astaga!
Sepertinya ayahnya-Reagan telah salah memilihkannya kakak ipar. Emer juga menatap pada Rachel, ia tersenyum samar karena ternyata Rachel lah yang akan menjadi tunangannya. Kalau tahu begini, Emer tidak akan repot-repot meladeni keangkuhan Cakra, ia akan tetap bisa meniduri Rachel.
"Tapi kau tetap menipuku," tekan Emer kembali pada Cakra. "Sekarang kau tahu, kan? Kau sedang berhadapan dengan siapa?"
Gleg!
Cakra merasa sulit menelan saliva. Ia telah salah mencari lawan, Emer ternyata putra dari keluarga Rykhad-sang penguasa.
"Sudah Kak Emer. Tidak lama lagi kita akan menjadi keluarga, jadi hentikan pertikaian ini." Rachel memutus tatapan tajam yang terus Emer layangkan pada Cakra. "Kak, kita harus segera pulang. Mommy terus menghubungiku." Rachel memperlihatkan ponselnya yang terus dihubungi oleh Shinta. Ia juga membisikan sesuatu pada Cakra, kemungkinan di mana mereka bisa menemukan Ruby saat ini.
Rachel masih sempat berpamitan dengan penuh senyum pada calon tunangannya-Emer. Setelahnya, mereka langsung pergi untuk mencari Ruby.
"Berani sekali mereka meninggalkanku lebih dulu. Ck!" decak Emer melihat dua mobil berlalu meninggalkannya.
"Kau tampak bahagia sekali karena akan bertunangan dengan gadis yang kau inginkan, ya?"
Deg!
Emer memutar tubuhnya dan netranya langsung membola ketika melihat siapa yang ada di belakangnya.
"Kau, gadis bervirus."
Sekarang pokoknya bahagia dulu aku, Emer dan Ruby jadi nikah juga. Pernikahannya sudah di umumkan 💃🕺💃🕺💃