NovelToon NovelToon
Bukan Mantan

Bukan Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: nenah adja

Bukan Mantan, tapi pernah berarti.
Saat rasa cinta datang kita tak tahu dimana dia akan berlabuh, kita bahkan tak bisa menolak perasaan yang mencokol dan mendamba ingin memiliki.
Lalu bagaimana jadinya jika perasaan tersebut tak bersambut? berjuang mungkin salah satu jalannya.
Namun, bagaimana jika kita sudah berjuang cinta itu tetap tak bersambut? menyerah, mungkin yang terbaik.
Tapi bagaimana jika disaat kita menyerah, cinta itu justru memberi luka yang mendalam hingga berbalik menjadi benci.
Nizar Raksa Darmaji cowok yang dicintai Anggun, merenggut kesuciannya hanya karena salah paham, dan karena itu Anggun harus menanggung kesedihan yang teramat dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Kamu udah nikah Nggun?" Anggun menarik tangannya dari genggaman Ibra dan tersenyum ...

"Kamu gak berpikir aku akan terus mengejar Nizar kan?" Ibra terkekeh canggung.

Benar juga terlebih mengingat perdebatan Anggun dan Nizar lima tahun lalu, untuk apa Anggun masih berharap pada Nizar.

"Kalau gitu aku balik ke ruanganku." Ibra mengangguk, dia ingin bertanya sejak kapan Anggun menikah tapi sepertinya dia tidak bisa bertanya lebih lanjut karena seperti yang Anggun katakan mereka tak seakrab itu.

Ibra menghela nafasnya lalu kembali ke kursi kerjanya, "Gimana kalau Nizar tahu Anggun udah nikah," gumamnya sambil menatap layar laptopnya.

Ibra menghela nafasnya beberapa bulan lalu sebelum dia kembali ke Indonesia, Ibra sempat bertemu dengan Nizar, yang mengatakan dia juga akan kembali ke Indonesia bulan ini.

Dan pernyataan Nizar soal Anggun membuat Ibra terkejut.

Ibra memang sengaja bertanya soal Anggun pada Nizar, mengingat sudah lima tahun Nizar tidak pulang, dan mempertanyakan apakah Nizar sudah melupakan kesalahannya pada Anggun.

"Gimana gue bisa lupa, setiap hari gue inget sama kesalahan gue, dan gue sadar kalau apa yang gue lakuin bisa buat Anggun gak punya masa depan, jadi setelah gue ketemu Anggun mungkin gue bakal ajak dia nikah sebagai bentuk pertanggung jawaban gue, gue tahu ini udah telat harusnya dari dulu gue nikahin Anggun, tapi gue juga punya tanggung jawab Ib. Gue harus selesain pendidikan gue."

Ibra hanya bisa mendukung Nizar, dengan menepuk pundak Nizar saat itu, tapi hari ini saat dia tahu Anggun sudah menikah, apa yang akan Nizar lakukan sebagai bentuk tanggung jawab?

...

Ketakutan Anggun tentang Ibra tidak terjadi, kehidupan Anggun masih normal sampai saat ini, dia juga bisa bekerja dengan tenang, meski sesekali di buat canggung karena Ibra menyapanya.

Dan tiba- tiba kantor di buat ramai oleh gosip yang mengatakan jika Ibra dan Anggun pernah sekolah di sekolah yang sama, maka dari itu atasan mereka kerap menyapa Anggun, ya, meski kenyataanya itu bukan hanya sebuah gosip.

Tapi tak ada yang aneh selain itu, sebab teman kantor Anggun tahu jika Anggun sudah menikah dan memiliki anak, bukan tanpa alasan Anggun mengatakan jika dia telah menikah, di awal Anggun bekerja banyak pria yang menaruh perhatian lebih padanya dan membuatnya tak nyaman dengan tatapan sekitarnya, padahal Anggun tak pernah menggoda siapapun, tapi orang- orang menatapnya dengan pandangan jijik, jadi Anggun memutuskan mengenakan sebuah cincin dan mengenakannya di jari manisnya, dan sejak itu hari- hari Anggun berjalan normal, dan tak ada pria yang berani mendekatinya.

Dan saat ini Anggun lagi- lagi terasa terbantu oleh cincin nikah palsu itu, sebab dengan begitu orang tidak menggosipkan hal berlebih tentang Ibra yang selalu menyapanya, bahkan tersenyum.

Anggun kadang merasa heran kenapa pria itu suka tersenyum padanya, padahal dia dingin pada karyawan yang lain, dan Anggun selalu ingat jika saat di sekolah dulu Ibra kadang mencibirnya dan menatapnya dengan tatapan tak suka.

Tapi Anggun tak ingin ambil pusing dengan itu, yang penting Ibra tak mengusiknya, apalagi mengungkit tentang Nizar.

"Hai." Anggun mengerutkan keningnya saat melihat Ibra ada di belakangnya, ikut mengantri dengan nampan di tangannya.

Anggun sedang mengantri makanan di kantin kantor, bukan hanya karena alasan masih satu gedung dengan kantor hingga tak menyita banyak waktu, tapi makanan disini geratis untuk semua karyawan, dan Anggun bisa lebih menghemat uangnya dan yang membuat Anggun bingung adalah kenapa Ibra yang direktur ini ikut mengantri, padahal pria itu bisa memesan dan pegawai kantin akan mengantarnya.

"Lagi apa bapak disini?"

"Ya makan lah," jawab Ibra acuh.

Jadi Anggun mengedikan bahunya dan kembali menghadap ke depan.

"Kamu gabung di grup alumni gak?" tanya Ibra tiba- tiba.

Anggun mengerutkan keningnya, lu menggeleng "Enggak."

"Berarti kamu gak ikut reuni?"

Reuni? apa mereka merencanakan reuni SMA mereka, tapi Anggun tak bisa datang dan tak mau datang terlalu banyak luka disana.

Anggun menunduk lalu menghela nafasnya.

"Aku gak ada waktu buat hal seperti itu, jika ada waktu, lebih baik menghabiskan waktu dengan anakku ... "

Prang...

Semua mata kini tertuju pada Ibra yang tiba- tiba menjatuhkan nampannya "Bapak gak papa?" tanya Anggun dengan kaget, namun Ibra masih terpaku.

Beberapa saat kemudian Ibra menyadari apa yang terjadi, jadi dia tersenyum canggung lalu mengambil nampan yang dia jatuhkan "Gak, papa ... " Anggun menghela nafasnya lega, bagaimana pun Ibra seperti ayam yang sawan barusan.

"Aku cuma kaget, ternyata kita benar- benar sudah lama tidak bertemu ya," ucapnya dengan terkekeh.

Kenyataan tentang Anggun yang sudah menikah pun membuatnya terkejut, apalagi sekarang, Anggun sudah memiliki anak?

Ibra benar- benar tak bisa berkata- kata saat ini. Anggun sendiri sudah mengambil makanannya dan berjalan menuju kursi kosong lalu duduk disana.

Giliran Ibra yang mengambil makanan, dan berjalan ke arah dimana Anggun duduk. Pria itu bahkan tak peduli dengan tatapan sekitarnya karena tingkahnya yang terus berdekatan dengan Anggun.

Anggun hanya bisa menarik nafas pelan lalu membiarkan Ibra duduk di depannya, lama mereka duduk tapi Ibra tak berniat memakan makanannya, pria itu hanya duduk dan terus menghela napas "Ada yang mau bapak tanyakan?" tanya Anggun setelah meneguk minumannya, Anggun bahkan merasa malu pada teman di sebelahnya karena Ibra yang terus memperhatikannya.

"Kapan kamu punya anak?" Anggun mengerutkan keningnya, "Maksudku, berapa usia anak kamu ... Ah tidak kapan kamu menikah?"

Anggun melipat tangannya di dada "Jadi yang mana yang harus aku jawab." lagi Anggun berucap dengan tenang, seperti pertanyaan itu akan terlontar cepat atau lambat, jadi Anggun sudah siap.

"Bapak sedang memata- matai aku? Dan mencari informasi tentang aku, siapa? Nizar suruh bapak?" Ibra menelan ludahnya kasar, dia merasa wibawanya sebagai pemimpin sedang jatuh sekarang sebab bisa- bisanya dia terlihat gugup di depan Anggun.

"Enggak, Nggun aku cuma mau memastikan sesuatu ... Maaf tapi kamu gak perlu jawab, anggap aku hanya terkejut, dan tak menyangka." ucapan Ibra di sertai kekehan.

Diam- diam Anggun menghela nafas lega, padahal dia sudah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan Ibra, tapi baguslah dia jadi tak perlu berbohong lebih banyak. Sudah cukup kebohongannya mengenai statusnya yang menikah, bukan janda anak satu.

Banyak pertanyaan yang ada di benak Ibra, tapi rasa- rasanya Ibra jadi segan apalagi mendengar Anggun mulai curiga, jika Nizar yang memintanya untuk bertanya.

Astaga, Anggun sudah memiliki anak.

Ibra tercenung, Mengingat apa yang dulu Nizar lakukan pada Anggun bukan tidak mungkin kan, kalau anak itu anak Nizar, ada jarak saat mereka bertemu terakhir kali, dan waktu satu tahun cukup untuk melahirkan, jika Ibra bisa memastikan usia anak Anggun mungkin Ibra bisa tahu apakah benar itu anak Nizar seperti prasangkanya saat ini.

...

Di sore hari Anggun mengemas barang- barangnya dan memasukannya ke dalam tas kerjanya, turun ke lantai satu dan mencapai parkiran untuk menaiki motornya.

"Aku duluan ya Nggun," ucap salah satu karyawan yang juga akan pulang.

"Ya." beberapa orang yang mengenal Anggun nampak menyapa dan berpamitan pada Anggun.

Anggun menggantung tas kerjanya di gantungan depan, setelahnya barulah dia bergerak mengenakan helm dan mulai melajukan motornya.

Di dalam sebuah mobil seorang pria tak mengalihkan tatapannya dari Anggun hingga motor Anggun menghilang di jalan raya.

Tiba- tiba dia di kejutkan dengan seseorang yang mengetuk kaca mobil "Sialan lo gimana kalau Anggun liat lo!" seru Ibra kesal.

....

Doble up ya hari ini🤗, maaf kalau ada typo🙏 boleh di like- komen- vote 😘

1
MPit Mpit MPit
bawangnya Thor..
ovi Putriminang
malas ngitung thor tentuin aja..thor
ovi Putriminang
Luar biasa
ovi Putriminang
angun memaafkan,tp dgn TDK mudah
ovi Putriminang
😭😭
ovi Putriminang
😭
ovi Putriminang
menarik
Agus Tina
Luar biasa
Nana Niez
hahahahahahahaha,, asli Thor kl km bikin yg judul kyk km sebutkan di akhir bab tdi,, asli beneran q lewati g q baca sm sekali,, mampir aja g mgkn,, 🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
Luar biasa
Nana Niez
jantung masih nempel kan zarrr,,, jauhkan semua benda tajam dri Nizar😁😁😁😁
Nana Niez
keren Thor,, luar biasa
Nana Niez
keren ceritanya Thor,, g ruwet to the point,, suka
Nana Niez
keren ceritanya
Tukang Jagung
Luar biasa
moral hazard
jangan kembali dengan Nizar..ngga rela
moral hazard
anggun..😭
Tukang Jagung
ini novel cerita nya memang beda dari kebanyakan novel yang lain
anna
Luar biasa
anna
peluk jauh buat anggun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!