NovelToon NovelToon
Kesalahan Satu Malam

Kesalahan Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ikromatul Fasila

Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.

Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.

Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Saat ini Edward dan juga Hanum tampak berbincang sambil sesekali tertawa, Steven yang melihat kedekatan mereka berdua benar-benar merasa kesal karena selama ini Hanum tidak pernah bersikap seperti itu padanya.

"Dasar wanita kampung! Jika bertemu dengan ku dia seperti orang ketakutan yang melihat hantu, bahkan dia juga berani menghindar saat berhadapan dengan ku tapi saat bertemu dengan Edward, dia langsung tersenyum bahkan menyapa Edward. Kenapa dia tidak menikah saja dengan Edward," kata Steven dengan nada kesal nya saat melihat kedekatan antara Hanum dan juga Edward.

Pagi hari pun telah tiba, saat ini Hanum tengah menyiram tanaman di kebun belakang Villa. Hanum tampak terlihat sangat bahagia melihat sayuran nya tumbuh dengan subur.

"Aku benar-benar tidak sabar ingin memanen nya," ucap Hanum sambil memegang salah satu sayuran tersebut.

Saat Hanum tengah asik menyiram sayuran nya, tiba-tiba Steven datang menghampiri Hanum. Hanum yang melihat kedatangan Steven pun langsung menundukkan kepalanya dan berniat untuk pergi dari tempat tersebut.

Saat Hanum berjalan melangkah untuk pergi dari tempat tersebut, tiba-tiba Steven menahan tangan Hanum.

"Kau ingin pergi kemana?" tanya Steven dengan wajah dinginnya.

"Masih ada pekerjaan yang harus aku lakukan," jawab Hanum masih menundukkan kepalanya tidak berani menatap Steven.

Melihat Hanum yang sejak tadi menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap dirinya membuat Steven sedikit kesal apalagi saat mengingat dimana Hanum dan juga Edward tampak tersenyum bahagia pada malam itu.

"Kenapa kau tidak berani menatap ku? Kenapa kau selalu menghindar saat bertemu dengan ku? Kenapa saat bersama Edward kau bisa tersenyum bahagia tapi tidak dengan ku? Apa kau masih takut padaku?" tanya Steven mendesak Hanum agar menjawab pertanyaan dari Steven.

Mendengar pertanyaan dari Steven membuat Hanum sedikit terkejut karena dia tidak menyangka bahwa dia akan mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Aku, aku-" Hanum tampak terlihat sangat gugup.

Melihat Hanum yang masih menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap Steven langsung mendongakkan kepala Hanum hingga kini antara Steven dan juga Hanum tampak saling bertatapan.

"Jika kau sedang berbicara dengan ku, tatapan mata ku! Jangan selalu menundukkan kepala mu seolah-olah kau berbicara dengan tanah,"

Saat melihat wajah Hanum dari dekat, Steven tidak menyangka bahwa Hanum memiliki wajah cantik tanpa make up di wajah nya. Steven melihat bibir ranum milik Hanum yang terlihat menggoda dan entah mengapa seperti ada dorongan pada diri Steven untuk mencium bibir Hanum.

"Aku-" belum selesai Hanum mengatakan apa yang ingin dia katakan tiba-tiba Steven mencium bibir Hanum.

Hanum langsung terdiam merasa terkejut dengan apa yang saat ini Steven lakukan pada nya dan di detik kemudian Hanum langsung mendorong tubuh Steven.

"Kau? Apa yang kau lakukan?" kata Hanum memalingkan wajahnya kepada Steven.

Steven langsung terdiam saat tersadar dengan apa yang dia lakukan kepada Hanum.

"Sial! kenapa aku bisa-bisanya mencium wanita itu? Bodoh kau Steven! Bodoh!" Steven tampak mengutuk dirinya sendiri atas apa yang telah dia lakukan kepada Hanum.

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh mencium kamu? Kamu adalah istri ku dan suka-suka aku mau melakukan apapun sama kamu," kata Steven lalu dia pun pergi meninggalkan Hanum.

Hanum masih terdiam sambil menatap kepergian Steven, Hanum benar-benar tidak menyangka bahwa Steven mengakui dirinya sebagai istrinya.

Malam hari telah tiba, saat ini Steven berada di atas balkon Villa. Steven tampak melihat pemandangan dari atas Villa, Steven bisa melihat keindahan bintang-bintang di malam hari bahkan dari atas balkon itu Steven bisa melihat lampu-lampu kecil dari rumah warga yang terlihat indah di kegelapan.

Saat Steven tengah menikmati keindahan malam itu, tiba-tiba Steven teringat akan kejadian tadi pagi dimana dirinya yang tiba-tiba mencium Hanum. Steven memegang bibirnya sambil mengingat saat bibir nya bersentuhan dengan bibir Hanum.

"Kenapa bibir nya terasa lembut?" gumam Steven di dalam hatinya. Akan tetapi saat itu juga Steven langsung memukul kepalanya karena memikirkan Hanum.

"Steven! Apakah kau benar-benar sudah gila hah, bagaimana bisa kamu membayangkan wanita itu. Ingat Steven, dia hanya wanita kampung yang tidak pantas buat kamu. Baiklah, seperti nya pikiran mu sudah tidak waras, aku harus kembali besok ke kota atau aku akan benar-benar gila berada di sini." kata Steven lalu masuk ke dalam kamar nya untuk beristirahat.

Sedangkan saat ini Hanum juga tengah memikirkan tentang kejadian tadi pagi, Hanum juga benar-benar sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Steven padanya meskipun itu hanya sebuah ciuman singkat.

"Kenapa bibirnya terasa hangat?" gumam Hanum sambil memegang bibirnya.

Hanum juga mengingat dengan apa yang dikatakan oleh Steven bahwa Steven mengakui diri nya sebagai istri Steven.

"Tidak tidak, itu tidak mungkin. Tidak mungkin dia mau menerima aku sebagai istri nya, dia menikah dengan ku hanya karena aku saat ini hamil anaknya dan setelah anak ini lahir maka dia akan menceraikan aku. Saat itu aku tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan keluarga nya dan juga dia. Hanum, berhenti berfikir yang tidak-tidak, kau dengan Steven adalah bagaikan bumi dan langit yang tidak akan bisa bersama. Steven adalah lelaki yang tampan, dia juga berasal dari keluarga kaya raya, begitu banyak wanita di luaran sana yang lebih pantas untuk bersanding dengan Steven. Ingat Hanum, bahwa kamu hanyalah wanita miskin yang datang ke kota untuk mencari rezeki jadi jangan berfikir yang tidak-tidak." ucap Hanum berusaha menyadarkan dirinya sendiri bahwa antara dirinya dan juga Steven tidak akan bisa bersama dan Hanum sangat tau diri bahwa dia tidak pantas untuk Steven.

Pagi hari pun telah tiba, setelah bangun tidur Hanum langsung melihat ke arah jendela kamarnya dan betapa terkejutnya Hanum saat dia tidak melihat mobil Steven terparkir di depan Villa.

"Bi, dimana mobil Steven? Apa dia sedang keluar?" tanya Hanum dengan terburu-buru.

"Oh Tuan? Tuan sudah kembali ke kota, katanya dia memiliki pekerjaan yang harus di selesaikan dan pagi-pagi sekali Tuan sudah berangkat," jawab Bibi Ani sambil membuatkan susu untuk Hanum.

Mendengar jawaban bibi Ani, entah mengapa Hanum menjadi sedih.

"Baiklah Bi." jawab Hanum lalu membawa susu yang di buatkan oleh Bibi Ani.

Hari demi hari berlalu begitu cepat, sudah 3 bulan telah berlalu dan kini usia kehamilan Hanum sudah memasuki usia 5 bulan dan tentu saja perut Hanum sudah mulai terlihat buncit. Selama 3 bulan itu Steven tidak pernah datang untuk menjenguk Hanum karena Steven memiliki pekerjaan yang cukup padat apalagi saat itu Steven harus menyelesaikan film nya.

"Bi, apakah sekarang waktunya untuk pemeriksaan kehamilan ku?" tanya Hanum kepada Bibi Ani.

"Benar Nak, dan nanti sore Bibi akan menemani kamu untuk melakukan pemeriksaan."

"Baiklah Bi." jawab Hanum sambil menonton film yang di perankan oleh Steven.

"Lihat Nak, itu adalah Papa kamu. Dia benar-benar terlihat sangat tampan, andai saja dia bisa memiliki waktu untuk melihat perkembangan kamu, tapi tidak apa-apa. Papa kamu pasti sibuk untuk mencari uang buat kamu nanti jadi sekarang biarkan kamu bersama Mama ya Nak karena setelah kamu lahir Mama akan pergi." ucap Hanum berbicara kepada anak nya yang masih di dalam perut sambil mengelus nya pelan.

1
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
next
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
next
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
next
tina
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!