NovelToon NovelToon
Berbagi Suami

Berbagi Suami

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Oktafiana

Tak kunjung garis dua, Inara terpaksa merelakan sang Suami untuk menikah lagi. Selain usia pernikahan yang sudah lima tahun, ibu mertuanya juga tak henti mendesak. Beliau menginginkan seorang pewaris.

Bahtera pun berlayar dengan dua ratu di dalamnya. Entah mengapa, Inara tak ingin keluar dari kapal terlepas dari segala kesakitan yang dirasakan. Hanya sebuah keyakinan yang menjadi penopang dan balasan akhirat yang mungkin bisa menjadi harapan.

Inara percaya, semua akan indah pada waktunya, entah di dunia atau di akhirat kelak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Trouble maker

Setelah Nara dan Beta tiba di rumah sakit, Bu Azni telah selesai diperiksa. Kondisi masih terlelap akibat obat tidur yang dokter suntikkan. Sudah ada Arjuna yang duduk di sisi brankar. "Mas?" panggil Nara pelan, takut menganggu tidur Bu Azni.

Beruntung, ibu mertuanya telah dipindah ke ruang VIP, dimana seluruh keluarga boleh menjenguk tanpa menggunakan patokan waktu.

Ketika Arjuna menoleh, dia cukup terkejut karena istrinya datang bersama Beta. Pemandangan yang sangat langka menurutnya. "Kenapa kalian bisa datang bersamaan?" tanyanya heran.

Beta melirik Nara untuk meminta bantuan. Nara yang paham, segera menjawabnya. "Kebetulan, kita bertemu di jalan, Mas. Jadi, biar sekalian," jawab Nara tidak sepenuhnya berbohong.

"Bagaimana kondisi Mama, Kak?" tanya Beta yang sudah beralih ke sisi brankar, lalu menyentuh punggung tangan sang Mama.

"Sekarang sudah stabil. Hampir saja pembuluh darah Mama pecah dan itu bisa berakibat fatal," jelas Arjuna yang membuat Nara simpati.

"Memangnya, Mama habis kenapa? Kok bisa langsung drop?" Nara tentu penasaran tentang hal apa yang membuat kondisi Bu Azni sampai melemah.

Arjuna menghela napas panjang dan menghembuskan lewat mulut. "Ini semua karena kabar Kak Antika yang di polisikan oleh Bang Onad."

Nara dan Beta sontak menutup mulut tak percaya. Kenapa lagi dengan kakak iparnya itu? Apa belum puas membuat ulah atas perceraian rumah tangganya?

"Karena apa? Atas kasus apa, Kak?" tanya Beta menuntut penjelasan.

"Katanya sih, Kak Antika berniat menguras semua harta Bang Onad dengan cara memalsukan seluruh sertifikat tanah dan rumah untuk menjadi atas namanya."

Mendengar itu, wajah Beta mendadak pias. Dia tidak mungkin memberitahukan kabar kehamilannya disaat kondisi sang Mama seperti itu. Dia pun jadi berpikir, bagaimana kondisi kesehatan mamanya jika dia mengungkap semuanya.

Nara yang paham akan jalan pikiran Beta, memilih mendekat dan menepuk pelan bahu sang Adik Ipar. Dia ingin Beta merahasiakan kehamilannya lebih dulu, demi kesehatan Bu Azni.

"Lalu, Kak Antika sekarang dimana?" tanya Nara cukup miris.

"Dia ditahan oleh pihak kepolisian. Pihak berwajib masih menyelidiki kasus tersebut. Apalagi, Bang Onad memiliki bukti kuat seperti rekaman CCTV," jelas Arjuna lagi sambil mengusap wajahnya kasar.

Kepalanya terasa pening memikirkan masalah keluarga yang tiada habisnya. Setelah masalah Nara selesai, kini masalah baru kembali menghampiri.

"Dan satu lagi, hak asuh anak akan jatuh ke tangan Bang Onad. Itu yang semakin membuat Mama sedih dan marah secara bersamaan."

Baru mendengar masalahnya saja, badan Nara sudah merasa lelah sendiri. Entah kapan akan berakhirnya drama dari Antika ini yang memang seorang trouble maker sepanjang Nara mengenal kakak iparnya itu.

"Tapi menurutku, Bang Onad memang pantas mendapatkan hak asuhnya. Secara finansial dia mampu. Dika juga sangat dekat dengan Bang Onad. Aku percaya, Bang Onad bisa menjaga Dika dengan baik." Beta berucap begitu bijak, seakan bukan Beta yang selama ini Nara dan Arjuna kenal.

Apakah waktu yang hampir tiga bulan tidak hidup bersama, mampu merubah hidup Beta dengan waktu singkat?

Mulut Nara sampai terbuka, tertutup, terbuka, kemudian tertutup lagi. Nara sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab komentar Beta yang benar adanya.

"Aku istirahat di sofa sebentar ya, Kak? Rasanya sangat lelah," pamit Beta yang kini sudah beranjak dari tempat duduk di samping brankar.

Yang sebenarnya terjadi, Beta tidak benar-benar tidur. Bagaimana dia bisa tidur tenang? Sedangkan dalam perutnya sudah tumbuh janin yang tidak tahu apa-apa, bahkan dosa?

Semakin bertambah bulan, perutnya pasti akan semakin membuncit. Beta benar-benar lelah memikirkan semuanya sendiri. Beta akui, ini memang kesalahannya sendiri yang mudah percaya pada mulut manis pria.

Kini, Beta benar-benar berada dalam jalan buntu. Entah mengapa, terbesit di kepalanya untuk menggugurkan kandungan. Namun, apakah dosanya dijamin tidak akan bertambah?

Beta merubah posisi berbaring menjadi miring menghadap sandaran sofa. Dia ingin beristirahat sejenak untuk menenangkan riuh di kepalanya.

Melihat Beta yang mungkin sudah tertidur, Nara beralih menatap sang Suami yang masih terpaku mengelus punggung tangan Bu Azni.

Nara sadar. Seburuk apapun sikap seorang ibu kepada anaknya, seorang anak tidak akan tega meninggalkan sang Ibu begitu saja. Karena di tangan ibu, seorang anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena di tangan ibu, seorang anak bisa mencapai kesuksesan.

Bahkan, seluruh emas di seluruh dunia pun tidak bisa menggantikan jasa seorang ibu kepada anaknya. "Mas? Sudah makan belum?" tanya Nara tidak ingin suaminya juga ikut tumbang karena tidak menjaga pola makan.

Arjuna menggeleng hingga membuat Nara berdecak kesal. "Habis ini azan maghrib tiba. Mau makan martabak dulu? Kebetulan aku membelinya tadi di pinggir jalan," tawar Nara yang lagi-lagi mendapat gelengan kepala dari Arjuna.

"Mas... Kamu harus makan biar bisa saja Mama. Kalau Mas sakit, bagaimana bisa menjaga Mama?" Nara mencoba menyadarkan Arjuna.

"Baiklah. Aku akan makan martabak lebih dulu. Tetapi, kamu juga makan ya? Belum makan malam juga kan?" tanya Arjuna balik. Tanpa menunggu jawaban dari sang Istri, Arjuna membawa Nara untuk duduk di single sofa. Karena double sofa nya telah digunakan Beta untuk tidur.

Arjuna memosisikan Nara untuk duduk di atas. Sedangkan dirinya, memilih duduk lesehan di hadapan Nara. "Mas! Masa aku yang di atas?" protes Nara tidak suka.

"Tidak apa-apa. Kalau malam juga biasa di atas kan?" tanya Arjuna tanpa beban.

"Mas! Jangan ngelantur deh!" kesal Nara dengan suara yang berbisik agar tidak menganggu tidur Ibu mertua dan adik iparnya.

Arjuna terkekeh lalu mulai menyuapkan martabak telur kesukaannya. Nara juga melakukan hal yang sama dan menghabiskan dua potong martabak telur.

"Mau minum dingin apa?" tanya Arjuna yang sudah berjalan menuju kulkas mini yang terletak di sudut ruangan.

"Air mineral saja. Nadya bagaimana, Mas?" tanya Nara yang seketika terpikir tentang madunya itu.

"Nadya aman di rumah. Dia sedang hamil dan menginap di rumah sakit tidak baik untuk kondisi tubuhnya," jawab Arjuna sambil kembali mendekat dengan sebotol air mineral di tangannya.

Setelah membuka tutupnya, Arjuna menyerahkan kepada Nara lebih dulu. "Nih," ucapnya yang langsung diterima oleh Nara.

Baru setelah itu, Arjuna minum dari bekas bibir Nara seperti biasa. Memang seromantis itu sosok Arjuna ketika bersama Nara. Melihat itu, senyum Nara terkembang sempurna.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Arjuna sambil meraup wajah sang Istri gemas.

"Mas masih saja suka meminum dari bekas bibirku. Kenapa?" tanya Nara yang sudah berpangku tangan.

"Karena rasanya, kaya ada manis-manisnya." Sambil terkekeh Arjuna mengucapkannya. Pipi Nara langsung memerah karena tersipu.

"Oh iya, Mas. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan mengenai Beta," ucap Nara sambil melirik Beta sekilas, memastikan jika adik iparnya itu benar-benar tidur.

"Apa sih?" tanya Arjuna malas. Seakan menganggap tak penting bila mengenai adiknya itu. Bukannya apa. Arjuna cukup kesal dengan tingkah laku dua saudara perempuannya yang senang mengusik hidup Nara.

"Ini sangat penting, Mas. Tapi, aku tidak akan mengatakannya di sini. Nanti, selepas sholat maghrib saja." Ucapan Nara tersebut justru semakin membuat Arjuna kesal karena penasaran.

"Mau bicara apa sih? Jangan membuat Mas penasaran seperti ini," cecar Arjuna gemas sendiri.

Nara melirik Beta lagi. Dia harus memberitahukan suaminya lebih dulu agar saat Beta mengakui kesalahannya, amarah Arjuna tidak akan meledak-ledak. Dia harus memastikan jika suaminya itu dalam jangkauan aman.

"Kita keluar dulu sekalian sholat ya," ajak Nara kemudian menarik lengan Arjuna untuk turun ke lantai dasar.

1
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
anak kedua? brti smpt hml lg tah
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jd bnr itu anak arjuna? wong stlh 3th dtmbh wktu proses sidang cerai yg memakan wktu lmaa, tp usia raden sdh 2.5 th wah trnyata juna pnya anak dr rahim wanita yg dicintai
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
akhirnya yg dl dibuat menderita sekarang bahagia begitu sebaliknya, hancur hdp kamu Juna buah dari baktimu trhdp ibumu yg hrs menuruti hal konyol tp km memilih mengiyakan perintah ibumu tnpa memikirkan perasaan nara yg padahal sangat kamu cintai. sekarang makan tuh hidup sendiri, dan nadia ambisimu u menguasai milik orang lain berbuah pahit..sdh d baikin sbg madu mlh nglunjak akhrnya senjata yg akan kamu pakai u menguasai arjuna Allah ambil dan skrg km frustasi lbh tepatnya gila
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
lho kok om pras..trus anak siapa?
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
akhrnya berjodoh dg Pras..
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
terlambat.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
betul nara, sebaik apapun kamu y ttp kamu yg plng dsakiti. km sdh baik pd madumu, brsaha ikhlas suaminya menggauli wanta lain, tp cm sedikit marah juna malah tdk memaklumi mlh menghakimi...g da anak ini cerai g bgtu nmblkn luka
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
typo orang mgkn bkn uang🙏
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
Luar biasa
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jahat g sih kl reader blng alhamdulillah😁
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
satu2nya cara y mbok mu hilang dr pandangam selamanya kecuali kl sdh berubah menjadi manusia yg berhati br muncul
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
pdhl g ngapa2in cm dperhatikan cowo yg jelas2 naksir aja mrsa g enak hati sm suami, y bgtlah istri
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
maaf husnul khotimah
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kapan ada suami yg lbh percaya pd istri n mencari kebenaran, sakit rasanya berhadapan dg mertua yg pandai bersilat lidah. sk menyakiti tp berkating seolah dialah korban nya dan lbh myktkan ktka suami yg berbakti lbh percaya dg bualan ibunya
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kesalahan seoranf suami adalah dengan menempatkan istri dg ibu dan sdra2 nya seatap emng g bs pnya rmh sndiri ya untuk menjaga hati istri, kbykn suami g prnh mkr kl istrinya d rugikan n g nyaman akan kbradaan kel toxic
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
terpaksa, mn ada melakukan hal secara sadar trpaksa apalagi smpe pelepasan tentunya
Caningsih 43
mksh Thor, semangat dan sehat selalu
Dewi Erna
Luar biasa
Npy
jika jadi candu tak mungkin ada alasan lain tuk berbagi, entah raga maupun hati.
Annie Soe..
Suka penyelesaian konfliknya/karmanya ga kejam tetap enak dibacanya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!