Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunggu Aku
"Cup"
Kenan mengecup sekilas bibir Cathlea, bibir yang sejak dari tadi dia tatap dan menggodanya.
"Apa yang kamu lakukan?" Kesal Cathlea karena Kenan mencuri ciuman darinya.
"Yang seharusnya dilakukan pria dan wanita dewasa." Ucap Kenan tanpa merasa bersalah.
"Kamu masih mau? aku masih bersedia melakukannya bahkan lebih jika kamu mau." Goda Kenan.
"Leppasss." Berontak Cathlea kembali.
"Tidak, aku tidak akan melepasmu lagi, biarkan seperti ini, aku akan pergi besok, mungkin sampai sebulan, jaga diri kamu dan anak-anak dari Hendra dan Bella, jangan biarkan mereka menyentuh tubuhmu sedikitpun, aku tidak rela jika milikku di sentuh orang lain." Jelas Kenan.
"Siapa yang milikmu?" Tanya Cathlea.
"Kamu, setelah kalian bercerai, kita akan menikah." Tegas Kenan.
"Tapi aku belum mau menikah lagi." Tolak Cathlea.
"Aku tidak meminta persetujuan mu, kamu mau atau tidak aku tidak perduli, yang pasti kita akan segera menikah, persiapkan saja dirimu dan anak-anak kita." Ucap Kenan.
"Apa kamu sedang memaksaku?" Tanya Cathlea.
"Bisa di bilang ia, karena kamu butuh seseorang untuk melindungimu dari Hendra, dan orang itu adalah aku." Ucap Kenan sambil memeluk pinggang Cathlea.
"Aku nggak butuh siapa pun untuk melindungi ku lagi, aku bisa mengatasi masalah ku sendiri. aku akan hidup bersama anak-anak ku setelah aku dan Hendra bercerai." Tegas Cathlea.
"Kita liat aja nanti." Ucap Kenan sambil menyandarkan kepalanya di punggung Cathlea,
"Wangi tubuhmu masih seperti yang dulu, ini yang selalu membuatku merindukanmu dan tidak bisa melupakanmu." Goda Kenan.
"Lepaskan, nanti ada yang liat." Kesal Cathlea.
"Biarkan saja, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu sebelum berangkat." Ucap Kenan.
"Kenapa kamu jadi pemaksa begini?" Kesal Cathlea.
"Aku sudah coba mendapatkan mu dengan cara halus tapi kamu lebih memilih laki-laki lain dari pada aku, makanya sekarang aku akan sedikit memaksa untuk mendapatkan mu lagi." Ucap Kenan.
Cathlea kembali berbalik menatap Kenan dengan tatapan tajam.
"Jangan menatap ku seperti itu sayang." Tanya Kenan.
"Turunkan aku." Kesal Cathlea sambil memberontak.
"Jangan banyak bergerak, kamu membangunkannya. Apa kamu tidak merasakannya?" Ucap Kenan semakin mengeratkan pelukannya.
Dengan wajah kesal Cathlea langsung berhenti bergerak.
"Aku tau kamu belum siap untuk memulai hubungan baru, mungkin juga kamu masih trauma karena telah gagal bersama Hendra. Tapi aku juga sudah tidak mau menunggumu terlalu lama, sudah cukup waktu lima tahun yang ku lalui tanpamu. Waktu di mana aku sering merindukanmu.
Kita sudah lama saling mengenal, jangan menolak ku lagi sayang, berikan aku kesempatan untuk menjagamu dan anak-anak, biarkan aku melindungimu dengan caraku sendiri." Ucap Kenan.
"Aku tidak bisa, sebentar lagi statusku akan berubah menjadi janda, apa kamu nggak malu menikah dengan janda beranak dua? apa kata orang-orang seorang Kenan menikahi seorang janda." Tanya Cathlea.
"Kenapa mesti malu? bodo amat lah dengan omongan orang, aku tidak perduli meski seluruh dunia menertawakan aku, asal aku bisa bersama kamu itu sudah cukup bagiku." Ucap Kenan.
"Tapi aku malu, aku malu karena gagal menjaga rumah tanggaku. Aku mohon jauhi aku, kamu bisa dapatkan gadis yang lebih baik dari pada aku." Tolak Cathlea.
"Seandainya bisa Lea, sudah aku lakukan sejak dulu. Aku sudah coba mendekati beberapa gadis tapi aku tidak bisa melanjutkannya. Bagaimana bisa aku mencintai perempuan lain jika di hati dan pikiranku cuma ada kamu. Kamu tau? Bagaimana sulitnya aku melewati waktu tanpamu? Aku hanya bekerja dan bekerja untuk mengalihkan pikiranku darimu bahkan aku harus minum obat agar aku bisa tidur. Aku sangat mencintaimu Lea." Jelas Kenan.
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa membalas cintamu." Lirih Cathlea.
"Tidak masalah, aku mengerti perasaanmu, aku akan menunggu sampai kau mencintaiku. Tapi kita tetap akan menikah setelah kalian bercerai." Ucap Kenan.
"Kamu benar-benar keras kepala Ken, aku tidak mau lagi menikah, aku hanya ingin fokus membesarkan anak-anak ku." Kesal Cathlea.
"Anak-anak kita sayang! mereka pasti akan setuju jika kita menikah." Ucap Kenan.
Cathlea mencubit tangan Kenan yang melingkar di pinggangnya.
"Aww, sakit sayang." Kenan pura-pura kesakitan.
"Kepedean dipelihara, mereka itu tidak mudah menerima orang lain sebagai pengganti Daddy nya, buktinya sampai sekarang Bella masih belum bisa mengambil hati mereka." Ketus Cathlea.
"Bagaimana kalo kita buat kesepakatan. Jika aku bisa mengambil hati mereka, dan mereka mengijinkan kita menikah, kamu mau kan menikah dengan ku?" Tanya Kenan.
"Nggaklah." Singkat Cathlea.
"Oke, itu artinya kita sepakat ya?" Ucap Kenan tersenyum jahil.
"Siapa yang sepakat? aku nggak mau." Kesal Cathlea.
"Kalo kamu nggak mau aku cium lagi sekarang." Ancam Kenan kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Cathlea.
"Iya, iya, jauhkan wajahmu dari wajahku." Kesal Cathlea sambil menahan dada Kenan.
"Baiklah aku harus kembali ke kantor, besok sore aku berangkat ke Singapura. Ingat jangan biarkan Hendra menyentuh mu." Jelas Kenan kemudian melepaskan tangannya.
Cathlea berpindah duduk di kursi sedangkan Kenan berdiri mengambil ponsel Cathlea yang ada di atas meja kerjanya.
"Apa yang kamu lakukan dengan ponselku." Selidik Cathlea saat Kenan sedang mengutak-atik layar ponselnya.
"Aku cuma memeriksanya." Ucap Kenan lalu meletakkannya kembali diatas meja.
Kenan kembali duduk di kursi menatap dengan dalam mata Cathlea.
"Kenapa menatapku." Tanya Cathlea.
Kenan segera memeluknya namun Cathlea berusaha melepas pelukan Kenan.
"Aku akan merindukanmu, baru kali ini aku akan pergi ke luar negeri, tapi rasanya berat sekali untuk melangkah." Ucap Kenan kemudian melepas pelukannya lalu melangkah keluar tanpa menoleh kebelakang lagi.
Setelah kepergian Kenan, Cathlea kembali mengerjakan pekerjaannya, hari ini ia ada pemotretan untuk beberapa gaun pesta dan pengantin.
Ia segera menuju galeri dan berdandan. Setelah siap ia melakukan pemotretan di salah satu ruangan yang sudah di siapkan.
"Ayo kita mulai." Ucap Cathlea.
Mereka memulai pemotretan hingga sore hari.
"Mommy." Sapa Zidan dan Zarah saat mereka masuk ke ruang pemotretan.
"Mommy sangat cantik pakai baju pengantin. Apa Mommy juga akan menikah sama seperti Daddy?" Tanya Zidan.
Cathlea tersenyum melihat Zidan dan Zarah.
"Emangnya kalian nggak marah jika Mommy menikah lagi?" Tanya Cathlea.
"Entahlah." Zidan menaikkan bahunya.
"Enggak kalo sama Uncle." Ucap Zarah kemudian menutup mulutnya.
"Uncle? Uncle siapa?" Tanya Cathlea.
"Uncle yang baik hati, tidak seperti Daddy yang jahat." Ucap Zarah.
"Usss, nggak boleh bilang Daddy jahat sayang." Ucap Cathlea.
"Memang Daddy jahat, ayo Zarah kita ke atas." Ucap Zidan.
Zidan dan Zarah berlari menuju tangga kemudian naik menuju ruangan Cathlea.
"Drrrttt.. drrtt.."
Ponsel Zarah berbunyi.
"Halo Uncle." Sapa Zarah saat melihat wajah Kenan dilayar ponselnya.
"Halo sayang, gimana sekolahnya hari ini lancar kan?" Tanya Kenan.
"Lancar Uncle." Jawab Zarah.
"Kalo Zidan gimana?" Tanya Kenan kembali.
"Lancar juga Uncle. Uncle ke sini dong, kita main game lagi, nanti Zidan kenalin Uncle dengan Mommy Zidan. Mommy Zidan sangat baik Uncle." Ucap Zidan.
"O ya? Coba uncle tebak," Kenan pura-pura berpikir, "Pasti Mommy Zidan cantik seperti Zarah, ia kan? mana Mommy kalian?" Ucap Kenan membuat wajah Zarah memerah karena dipuji cantik.
"Ia Uncle Mommy Zidan sangat cantik, Mommy ada di bawah lagi pemotretan baju pengantin." Jelas Zidan.
"Kalo begitu nanti aja kenalan dengan Mommy Zidan yang cantik, Besok Uncle akan temui kalian di sekolah sebelum jam masuk kelas. Udah dulu ya?" Ucap Kenang.
"Oke Uncle, da-dah." Ucap Zidan dan Zarah bersamaan kemudian menutup telponnya.
.
.
.
Bersambung.....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.