Berbagi Suami

Berbagi Suami

Bab 1. Pernikahan kedua

Inara menyeret langkahnya menuju ballroom, tempat dimana acara pernikahan sang Suami akan berlangsung. Sebenarnya, Inara tidak harus menghadiri acara tersebut. Hanya saja, ibu mertuanya memaksa hadir, sebagai sebuah bukti jika Inara benar-benar rela untuk dimadu.

"Kamu harus datang. Jangan sampai orang-orang mengira jika kamu tidak dengan sukarela membagi Arjuna. Padahal, kamu saja yang tak kunjung hamil hingga pernikahan kedua Arjuna harus digelar," ucap Mama Azni, sang ibu mertua.

Ya. Pernikahan Inara sudah berjalan hampir lima tahun. Tetapi, Inara tak kunjung diberi momongan oleh Yang Maha Kuasa. Menurut syariat, memang tidak ada larangan karena sang Suami ingin memiliki keturunan.

Walau sesak sekaligus kecewa karena harus berbagi suami, Nara mencoba menguatkan hati. Seperti janji suaminya tempo hari, anak yang akan lahir dari istri kedua, akan menjadi anak Nara juga. Namun, untuk membayangkannya saja Nara tidak sanggup.

Tidak ingin terlihat menyedihkan di tengah keramaian, Nara duduk di antara tamu undangan yang ingin menyaksikan pernikahan itu berlangsung.

Banyak tatapan mata iba tertuju kepadanya. Mungkin, mereka sudah mengetahui jika Nara merupakan istri pertama dari seorang Arjuna Bagaswara.

Gamis panjang yang Nara gunakan seakan sudah tak mampu meningkatkan kepercayaan diri Nara. Padahal, gamis itu didesain dengan sangat indah walau Nara memilih warna hitam sebagai dasarnya.

Ya. Ini adalah hari berkabung itu hidup Nara.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ranadya binti Bapak Beni Anggara, dengan maskawin yang tersebut, tunai!"

"Para saksi sah?"

"SAH!"

Saat itu juga Inara kembali menitikkan air mata. Apalagi ketika melihat suaminya tengah mencium kening Nadya, sang Istri kedua. Bagai ada ribuan belati yang menghunus jantung Nara.

Dunia Nara seakan berhenti berputar. Nyawanya seperti ditarik paksa untuk menerima kenyataan pahit di depan sana. Namun, ketika tatapnya bertemu dengan mata sang Suami, Nara memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

"Selamat," gumam Nara dengan menguatkan hatinya sekeras baja. Arjuna yang berada beberapa meter darinya, balas tersenyum iba. Nara tidak suka ditatap seperti itu seakan dia adalah seorang wanita yang payah.

Tak tahan lagi, Nara memilih bangkit lalu berniat pergi dari sana. Dia ingin mengasingkan diri terlebih dahulu sebelum hari esok tiba.

Waktu bergulir, Nara masih bertahan dalam kamarnya dengan mata yang tak berhenti mengeluarkan cairan bening. Merasa lelah duduk di sisi ranjang, Nara memilih menuju balkon kamar. Siapa tahu, angin malam bisa membuat perasaan Nara menjadi lebih baik lagi.

Namun, belum sempat kakinya melangkah, ponsel yang tergeletak di atas ranjang berdering panjang. Ketika mengetahui siapa sang Penelepon, Nara memilih untuk mengubah setelan menjadi senyap. Dia tidak ingin berbicara dengan suaminya itu.

"Aku bahkan ragu jika cintamu tidak akan berubah seperti yang kamu katakan padaku, Mas. Nadya begitu cantik dan lebih muda dariku. Wajar jika kamu langsung mau ketika Mama menjodohkan kamu," gumam Nara tersenyum getir.

Nara masih ingat ketika ibu mertuanya memaksa Arjuna untuk menikah lagi. Mereka menginginkan calon penerus usaha besarnya karena selain Arjuna anak laki-laki satu-satunya, Arjuna juga pewaris tunggal dari usaha Bagaswara Group.

"Sampai kapan kamu mau menunggu Nara hamil? Ini sudah lima tahun lihat, Jun. Bagaimana jika Nara ini mandul? Siapa yang akan meneruskan bisnis Papa kamu," ucap Bu Azni ketika semua sedang berkumpul untuk sarapan.

Nara hanya sanggup menunduk. Dia tidak memiliki alasan untuk menolak saran ibu mertuanya. Namun, Nara yakin jika Arjuna bisa menolak karena cinta kepadanya.

"Bagaimana lagi, Ma? Arjuna tidak masalah jika Nara tidak memiliki anak," jawab Arjuna yang membuat perasaan Nara menjadi lebih baik.

"Pokoknya, Mama tidak mau tahu. Kamu harus menikah lagi agar memiliki keturunan. Dari dulu Mama sudah sabar karena pernikahan kalian belum lima tahun. Sekarang terbukti, pernikahan kalian sudah lima tahun dan tak kunjung memiliki anak. Jadi, menurut agama bukankah sah saja jika mau poligami?" ucap Bu Azni dengan santainya, seakan lupa jika Nara masih berada di sana.

"Mama jangan seperti itu. Kasihan Mbak Nara, Ma," sahut suara yang tidak lain adalah milik adik ipar Nara, yaitu Beta. Ada tawa mengejek yang Nara tangkap dari pembelaan tersebut.

"Mama tidak peduli. Lebih baik Mama bicara di depan Nara langsung daripada di belakang. Mama harap, kamu tidak menolak lagi. Kali ini, calon yang Mama pilih sangat berbeda dari calon yang dulu-dulu. Mama yakin, kamu pasti suka," ucap beliau lagi yang membuat tenggorokan Nara bagai tercekat. Makanan di hadapannya tak lagi menarik minatnya.

Suaminya itu menoleh pada Nara sebentar. "Baik, Ma. Aku setuju untuk menikah lagi. Namun, aku juga memiliki syarat," jawab Arjuna dingin.

Nara yang mendengar pernyataan Arjuna sampai terperangah tidak percaya. Tidak ada angin tidak ada hujan, suaminya itu memutuskan sepihak. Rasa kecewa seakan menghantam perasaan Nara saat ini.

Bu Azni tersenyum simpul. "Apa syaratnya? Mama pasti akan setuju."

"Aku harap, setelah aku mau menikah lagi, pembahasan soal anak tidak lagi terdengar. Aku tidak mau Nara selalu menjadi bahan olok-olokkan kalian. Aku harap, kalian bisa lebih menghargai Nara karena dia adalah istriku," putus Arjuna yang segera mendapat anggukan dari Bu Azni.

"Baik. Itu tidak akan sulit."

"Siapa bilang kita mengolok-olok? Kita hanya berbicara tentang kenyataan, Jun," sahut Antika, kakak dari Arjuna. Raut wajahnya sudah tampak bengis setelah mendengar penuturan sang Adik.

"Jangan pikir aku tidak tahu ya, Kak. Aku tahu semuanya," kesal Arjuna berniat ingin membela Nara.

"Ternyata selain benalu, Nara juga tukang ngadu!" pekik Antika ikut kesal.

"Cukup! Coba pikir siapa yang menjadi benalu sebenarnya!" Arjuna tak kalah memekik. Amarahnya sudah berada di ubun-ubun.

Nara yang namanya banyak disebut, hanya terdiam dengan isi kepalanya sendiri. Suaminya akan menikah lagi? Lalu, dimana janji setia yang pernah Arjuna katakan dulu? Ternyata, janji-kanji itu hanya palsu.

"Tolong kamu jangan salah paham dulu. Aku melakukan ini agar ibu dan saudaraku tak lagi menghinamu. Ini demi kamu," bujuk Arjuna yang sayangnya tidak mampu menenangkan gemuruh di hati Nara.

Entah sudah berapa lama Nara bertahan duduk di balkon hingga suara ketukan pintu di depan berhasil menyadarkan lamunannya. Nara menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Dia keluar dan memilih untuk membuka pintu lebih dulu.

Ceklek.

Ketika pintu terbuka, Nara bisa melihat wajah Arjuna yang tampak kelelahan. "Nara. Kenapa tidak menjawab telepon dariku?" cecarnya yang hanya Nara balas dengan senyuman.

"Nara tolong! Jangan tersenyum seperti itu. Jangan membuatku semakin merasa tertekan. Ini demi cinta kita," pinta Arjuna sambil mengusap wajahnya kasar.

Nara lagi-lagi tersenyum. "Demi kita? Kamu yakin? Bukan demi baktimu pada Mama?" tanyanya menohok.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...selamat datang di novel baruku......

...semoga suka ya... ...

...Mampir juga kesini yuk👇...

Terpopuler

Comments

S

S

Kenapa Inara tidak mundur saja karena itu menurutku lebih baik.baik utk batinmu .Kenapa harus meletakkan bafan mu d atas bara api .bodohbkali kau.Jikanmmg tidaknkuat kenapa bertahan.

2023-06-09

3

Rika Rahayu

Rika Rahayu

ga tau harus ngmong apa

2023-06-04

0

cinta semu

cinta semu

lanjut thor ...

2023-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pernikahan kedua
2 Bab 2. Dzolim?
3 Bab 3. Mas rindu, Ra.
4 Bab 4. Nara!
5 Bab 5. Overthinking
6 Bab 6. Masih cinta
7 Bab 7. Ibadah terlama
8 Bab 8. Perdebatan
9 Bab 9. Antara adil dan tidak
10 Bab 10. Rencana Arjuna
11 Bab 11. Tiba waktunya bersama
12 Bab 12. Saling menginginkan
13 Bab 13. Terjadi lagi
14 Bab 14. Membeli rumah baru
15 Bab 15. Pengusiran
16 Bab 16. Ayah!
17 Bab 17. Keyakinan Nara
18 Bab 18. Tak tergapai
19 Bab 19. Mengulang kenangan
20 Bab 20. Apakah Mas mencintaiku?
21 Bab 21. Upnormal
22 Bab 22. Interview
23 Bab 23. Bidadari tak bersayap
24 Bab 24. Perempuan?
25 Bab 25. Pulang?
26 Bab 26. Perkara Dissa
27 Bab 27. Bertukar cerita
28 Bab 28. Beta?
29 Bab 29. Menuju jalan kebenaran
30 Bab 30. Trouble maker
31 Bab 31. Apa salahku?
32 Bab 32. Khawatir?
33 Bab 33. Nadya bertingkah lagi
34 Bab 34. Akhirnya terjadi
35 Bab 35. Kemarahan Nara
36 Bab 36. Episode terbaik
37 Bab 37. Membara
38 Bab 38. Balasan
39 Bab 39. Banyak hal baik
40 Bab 40. MAS PRAS
41 Bab 41. Tersentil
42 Bab 42. Lamaran Pras
43 43. Pov Pras-Beta
44 Bab 44. Tersenyum-senyum
45 Bab 45. Kemarahan Nara
46 Bab 46. Pilihan untuk pergi
47 Bab 47. Saran Dissa
48 Bab 48. Perceraian
49 Bab 49. Hantu?
50 Bab 50. Sudah berakhir
51 Bab 51. Jatuhnya talak
52 Bab 52.Mulai terlihat
53 Bab 53. Membahas kasus
54 Bab 54. Bertemu
55 Bab 55. Penyesalan Bu Azni
56 Bab 56. Arjuna dengan cintanya
57 Bab 57. Sidang mediasi
58 Bab 58. Terapi lagu
59 Bab 59. Melahirkan?
60 Bab 60. Operasi caesar
61 Bab 61. Sama-sama kehilangan
62 Bab 62. Tiga tahun kemudian
63 Bab 63. Atok!
64 Bab 64. Tidak ada masa tenggang
65 Bab 65. Dipertemukan kembali
66 Bab 66. Anak Mas cantik
67 Bab 67. Dugaan Arjuna
68 Bab 68. Gerak cepat
69 Bab 69. Kenapa?
70 Bab 70. Saling sayang
71 Bab 71. Mengunjungi Nadya
72 Bab 72. Mungkin lupa
73 Bab 73. NADYA!
74 Bab 74. Turut berduka cita
75 Bab 75. The wedding
76 Bab 76. Hadiah dari Arjuna
77 Bab 77. Boleh sekarang
78 Bab 78. Suasana pengantin baru
79 Bab 79. Main lagi yuk!
80 Bab 80. Membesarkan Raden
81 Bab 81. Tebakan Beta
82 Bab 82. Positif
83 Bab 83. Bukan sebuah akhir
84 Sayap Cinta Yang Patah by ika oktafiana
85 Novel horror Ummu Sibyan by Ika Oktafiana
86 Balas Dendam Putra Terbuang by ika oktafiana
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Pernikahan kedua
2
Bab 2. Dzolim?
3
Bab 3. Mas rindu, Ra.
4
Bab 4. Nara!
5
Bab 5. Overthinking
6
Bab 6. Masih cinta
7
Bab 7. Ibadah terlama
8
Bab 8. Perdebatan
9
Bab 9. Antara adil dan tidak
10
Bab 10. Rencana Arjuna
11
Bab 11. Tiba waktunya bersama
12
Bab 12. Saling menginginkan
13
Bab 13. Terjadi lagi
14
Bab 14. Membeli rumah baru
15
Bab 15. Pengusiran
16
Bab 16. Ayah!
17
Bab 17. Keyakinan Nara
18
Bab 18. Tak tergapai
19
Bab 19. Mengulang kenangan
20
Bab 20. Apakah Mas mencintaiku?
21
Bab 21. Upnormal
22
Bab 22. Interview
23
Bab 23. Bidadari tak bersayap
24
Bab 24. Perempuan?
25
Bab 25. Pulang?
26
Bab 26. Perkara Dissa
27
Bab 27. Bertukar cerita
28
Bab 28. Beta?
29
Bab 29. Menuju jalan kebenaran
30
Bab 30. Trouble maker
31
Bab 31. Apa salahku?
32
Bab 32. Khawatir?
33
Bab 33. Nadya bertingkah lagi
34
Bab 34. Akhirnya terjadi
35
Bab 35. Kemarahan Nara
36
Bab 36. Episode terbaik
37
Bab 37. Membara
38
Bab 38. Balasan
39
Bab 39. Banyak hal baik
40
Bab 40. MAS PRAS
41
Bab 41. Tersentil
42
Bab 42. Lamaran Pras
43
43. Pov Pras-Beta
44
Bab 44. Tersenyum-senyum
45
Bab 45. Kemarahan Nara
46
Bab 46. Pilihan untuk pergi
47
Bab 47. Saran Dissa
48
Bab 48. Perceraian
49
Bab 49. Hantu?
50
Bab 50. Sudah berakhir
51
Bab 51. Jatuhnya talak
52
Bab 52.Mulai terlihat
53
Bab 53. Membahas kasus
54
Bab 54. Bertemu
55
Bab 55. Penyesalan Bu Azni
56
Bab 56. Arjuna dengan cintanya
57
Bab 57. Sidang mediasi
58
Bab 58. Terapi lagu
59
Bab 59. Melahirkan?
60
Bab 60. Operasi caesar
61
Bab 61. Sama-sama kehilangan
62
Bab 62. Tiga tahun kemudian
63
Bab 63. Atok!
64
Bab 64. Tidak ada masa tenggang
65
Bab 65. Dipertemukan kembali
66
Bab 66. Anak Mas cantik
67
Bab 67. Dugaan Arjuna
68
Bab 68. Gerak cepat
69
Bab 69. Kenapa?
70
Bab 70. Saling sayang
71
Bab 71. Mengunjungi Nadya
72
Bab 72. Mungkin lupa
73
Bab 73. NADYA!
74
Bab 74. Turut berduka cita
75
Bab 75. The wedding
76
Bab 76. Hadiah dari Arjuna
77
Bab 77. Boleh sekarang
78
Bab 78. Suasana pengantin baru
79
Bab 79. Main lagi yuk!
80
Bab 80. Membesarkan Raden
81
Bab 81. Tebakan Beta
82
Bab 82. Positif
83
Bab 83. Bukan sebuah akhir
84
Sayap Cinta Yang Patah by ika oktafiana
85
Novel horror Ummu Sibyan by Ika Oktafiana
86
Balas Dendam Putra Terbuang by ika oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!