Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Pindah Rumah.
Acara pernikahan yang akhirnya selesai juga. Alisha yang ternyata langsung dibawa ke kediaman Adrian. keluarga Alisha yang sekarang mengantarkan Alisha keluar rumah dengan satu koper yang di bawa Aruna.
"Alhamdulillah hari ini acara yang kita laksanakan berjalan dengan lancar," ucap Eyang yang merasa begitu lega.
"Benar sekali. Sekarang Alisha dan Adrian sudah sah menjadi suami istri dan saya sangat berharap jika silaturahmi di antara keluarga kita tetap terjalin dengan baik," sahut Agam.
"Mas Agam, hal itu tentu saja akan terjalin. Karena kita yang memang sekarang sudah menjadi keluarga," sahut Erlangga.
"Kami menitipkan putri kami kepada kalian dan kami berharap kalian bisa menerima putri kami di rumah kalian dengan baik," sahut Riana dengan penuh harap.
"Semua tergantung bagaimana kepribadiannya dan jika bisa mengikuti peraturan di rumah dan mungkin akan mendapatkan perlakuan baik dan jika tidak ya bagaimana bisa diperlakukan dengan baik," sahut Agni yang berbicara berterus terang membuat ekspresi wajah Riana langsung berubah.
"Hmmmm, maksud Agni. Kami keluarga juga sangat berharap jika Alisha menerima kami sebagai keluarganya di rumah barunya nanti dan dia juga bisa betah di rumah kami," sahut Eyang yang harus turun tangan untuk melarat kata-kata yang diucapkan Agni. Agar keluarga Alisha tidak terlalu khawatir atau berpikiran buruk.
Agni memang kadang-kadang berbicara mau suka-suka dan tidak peduli dengan perasaan orang lain dan dengan siapa dia berbicara.
Sementara Alisha sejak tadi hanya diam saja yang masih berdiri di samping orang tuanya. Dia sudah bisa menduga jika Ibu mertuanya kurang menyukainya. Alisha benar-benar penuh dengan ujian, bukan hanya tidak disukai sang suami tetapi ibu mertua juga memiliki ciri-ciri menjadi ibu mertua yang julid.
"Apapun itu kami sangat mempercayakan keluarga kalian untuk putri kami," sahut Agam.
"Insyaallah, kami akan menjaga putri kalian dengan baik dan akan memperlakukan dia seperti anak kami sendiri di keluarga kami dan kami juga berharap jika Alisha juga menganggap kami sebagai orang tua dan keluarga," sahut Ambar.
"Eyang kita belum berangkat, ini sudah malam?" tanya Feny yang kelihatan sudah mulai lelah berdiri.
"Oh iya. Baiklah kalau begitu kami permisi dulu dan kami akan membawa Alisha," sahut Ambar pamit.
Alisha yang langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya yang mencium punggung tangan Riana dan juga tidak lupa memeluk Riana begitu erat dengan Riana yang pasti sangat sedih.
Agni dipenuhi dengan kesedihan yang memberikan pesan yang banyak kepada Alisha yang memasuki rumah baru yaitu rumah suaminya. Alisha juga berpamitan pada sang papah dan juga memeluk Agam sangat erat.
Agam juga memberikan nasehat sedikit kepada Alisha dan pasti dia sebagai seorang ayah sangat berat melepaskan putrinya yang sekarang sudah bersama orang lain.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya dan Alisha melanjutkan memeluk Mike.
"Ini adalah rumah kamu Alisha dan pulanglah ke rumah kamu jika kamu sangat merindukan dan jangan pernah lupa untuk selalu berbicara pada Kakak. Kakak ingin terus mendengar semua keluhan kamu dan apapun itu kamu tidak boleh menyembunyikan sesuatu," ucap Mike yang memberikan saran.
"Iya Kak!" sahut Alisha yang juga meneteskan air mata yang tidak bisa membendung kesedihannya.
Sementara Agni yang sudah terlihat mulai sangat bosan melihat drama yang terjadi di depannya itu, padahal Ambar tampak begitu sangat terharu yang bisa melihat keluarga Alisha benar-benar sangat hangat.
Setelah itu Adrian yang juga tidak lupa berpamitan dengan keluarga Alisha, setelah Adrian berpamitan pada Riana dan juga Agam yang sekarang dia berpamitan kepada Mike.
"Aku menitipkan adikku kepada kamu dan aku sangat berharap. Jika kamu bisa menjaga adikku dengan baik dan jangan pernah sakiti dia dan membuat air mata Alisha jatuh. Aku tidak akan membiarkan siapapun yang menyakiti Alisha," ucap Mike dengan tegas yang berusaha memberikan peringatan kepada Adrian.
"Apa dia sedang memerintahku dan apa dia tidak sadar. Justru adiknya yang telah mengambil kebahagiaanku dan masuk ke dalam kehidupanku yang merusak segalanya," batin Adrian yang terlihat begitu tersinggung mendapatkan peringatan seperti itu dari Mike.
Adrian yang begitu kesal tidak mengatakan apa-apa dan langsung berlalu dari hadapan Mike yang tanpa mengatakan apapun.
"Baiklah! kalau begitu kami permisi dulu. Assalamualaikum!" ucap Ambar pamit yang tidak lupa mengucapkan salam.
"Walaikum salam," sahut keluarga Alisha.
Dengan berat hati Alisha meninggalkan kediaman rumah orang tuanya, rumah masa kecil yang penuh dengan kenangan. Tetapi apapun itu. Alisha menerima semua itu dan lagi pula dia sudah menjadi istri seseorang dan punya kewajiban untuk ikut bersama suaminya.
**
Akhirnya sampai juga di kediaman Adrian untuk pertama kali bagi Alisha yang mana mereka memasuki rumah. Alisha melihat rumah mewah milik Adrian lebih dari istana yang memang melebihi kediaman rumah Alisha.
"Selamat datang Alisha di rumah kamu yang baru, kamu jangan pernah sungkan-sungkan di rumah ini anggap saja rumah ini seperti rumah kamu sendiri," ucap Eyang Ambar yang sejak tadi sangat ramah dan memperlakukan Alisha dengan sangat baik.
"Menganggap rumah ini rumah sendiri dan juga harus tahu aturan rumah ini dan jangan samakan saat berada di rumah kamu," sahut Agni yang berbicara langsung to the point dengan sinis.
"Ma!" tegur Erlangga yang sejak tadi memperhatikan istrinya itu yang memang tidak bisa menjaga kata-katanya.
"Apa yang mama katakan adalah apa adanya dan mama tidak ingin orang baru di rumah ini membuat peraturan sendiri. Jadi mengikuti peraturan yang ada di rumah ini dan jangan banyak tingkah atau merasa paling benar!" tegas Agni
"Iya Tante. Alisha akan berusaha beradaptasi dengan tempat tinggal Alisha yang baru," ucap Alisha tersenyum. Dia sama sekali tidak mengambil hati atas apapun yang dikatakan ibu mertuanya itu.
"Kamu itu Agni. Orang Baru saja sampai di rumah ini dan kamu sudah membicarakan peraturan. Apa tidak bisa nanti saja," sahut Eyang geleng-geleng kepala.
"Lebih baik aku mengatakan sekarang daripada aku harus mengatakan nanti!" sahut Agni.
"Sudahlah jangan memperdebatkan apapun yang tidak penting. Feny Sekarang kamu bawa Alisha kekamar. Dia pasti lelah dan ingin beristirahat. Kamu juga Adrian!" sahut Erlangga.
"Baik Pa!"
"Ayo Kak!" ajak Feny. Alisha mengangguk dan ingin membawa kopernya.
"Biar Adrian yang membawa koper kamu, kamu ke kamar terlebih dahulu saja bersama dengan Feny," sahut Eyang yang mencegah hal itu.
Mata Alisha yang langsung melihat ke arah Adrian dan sudah tampak jelas Adrian begitu sangat tidak suka.
"Ayo Kak buruan! Aku juga mau tidur soalnya sudah ngantuk," ajak Feny yang langsung menarik tangan Alisha karena Alisha masih bengong sejak tadi yang terus melihat Adrian yang pasti tidak ingin membawa koper Alisha.
Bersambung