NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Ketiga gadis itu pulang bersama dengan mobil milik Anya. Tadi saat mereka bertemu Kainoa dan teman-temannya di lorong, Arkan memanggil Luna, tapi karena Luna mengingat jika Anya melarangnya untuk menjaga jarak dengan Arkan, jadinya ia langsung menarik tangan Anya, begitupun Anya juga reflek langsung menarik tangan Acha dan berlari dengan tangan yang saling menarik.

Tentu saja kelima cowok itu terheran-heran dengan ketiga gadis itu. Bukankah tadi pagi Luna masih baik-baik saja bersama mereka, tapi kenapa sekarang baru di panggil sudah melarikan diri. Karena tujuan mereka sama untuk pergi ke parkiran, jadi kelima cowok itu mempercepat langkahnya untuk mengejar mereka.

Tapi saat mereka tiba di parkiran, ketiga gadis itu sudah naik ke mobil berwarna merah milik Anya. Tidak lama setelahnya mobil itu sudah meninggalkan parkiran. Tentu saja kelima cowok itu merasa heran dan pastinya ada yang aneh dengan mereka bertiga.

Sedangkan di mobil Anya, nafas mereka bertiga masih ngos-ngosan karena berlarian dari kelas sampai ke parkiran. Luna duduk di depan bersebelahan dengan Anya, sedangkan Achassia sudah merebahkan tubuhnya di belakang dengan kaki yang ia sandarkan ke kaca mobil. Gadis itu sama sekali tidak peduli jika mobil Anya akaran kotor karena sepatunya, sekarang ia benar-benar lelah karena di tarik-tarik oleh mereka berdua.

"Lo mau di anter ke rumah atau ke cafe?" Tanya Anya melirik Acha dari spion mobil.

"Gue berhenti di halte depan aja." Kata Acha, hari ini ia akan menjemput Sagara karena Anella yang menyuruhnya.

"Mau ngapain Lo di sana?" Tanya Anya menyelidik.

"Udah deh jangan banyak nanya. Capek gue." Kesal Acha dengan nafas yang masih naik turun.

"Lagian ngapain sih lari ngajak-ajak orang." Lanjut Acha.

"Reflek, lagian kita kan udah sepaket." Kata Anya.

"Bener kata Anya, kita kan emang udah biasa bareng-bareng terus." Sahut Luna.

"Serah Lo berdua." Acha mendengus kesal.

"Lo beneran turun di halte depan?" Tanya Anya memastikan lagi.

"Hmm." Balas Acha kesal.

Achassia memang belum mengenalkan Sagara pada mereka berdua, oleh karena itu ia meminta Anya agar menurunkannya di halte depan. Sebenarnya tidak masalah jika mereka berdua tau, tapi yang jadi masalahnya adalah ia malas jika harus menjelaskan pada mereka berdua. Pasti mereka akan memintanya untuk menceritakan bagaimana ia mengenal Sagara dan kapan ia mengenal pria itu, membayangkannya saja sudah membuatnya pusing lebih dulu.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Achassia baru saja sampai di rumah Sagara. Tadi ia menelfon Anella untuk memberitahu mang Ujang agar menjemputnya di halte dimana Anya menurunkannya.

"Silahkan masuk, Non. Udah di tunggu Ibu di dalam."

"Aku masuk dulu ya, makasih Mang Ujang."

"Sama-sama, Non."

Gadis itu masuk ke dalam dengan melompat-lompat hingga rambutnya yang di ikat bergerak ke kanan dan ke kiri. Mang Ujang terkekeh melihat tingkah Achassia yang tampak menggemaskan. Hanya di rumah ini ia bisa menjadi anak yang ceria karena di kelilingi keluarga yang sangat menyayanginya.

Di rumahnya sendiri ia juga bisa bersikap seperti itu, tapi Achassia jarang melakukannya karena tidak ingin menganggu pekerjaannya Isvara jika ia terlalu manja pada Mama-nya. Sebisa mungkin ia harus mendiri agar tidak menyusahkan Mama-nya dan menambah beban Mama-nya. Lagipula ia harus menjadi sosok yang lebih kuat saat bersama Isvara agar bisa melindunginya.

"Cia, kok malah diem aja di situ, sini." Kata Anella saat Achassia diam di ambang pintu.

"Hah, iya Oma."

Cia adalah nama panggilannya di rumah ini, kata orang tua Sagara biar lebih mudah memanggilnya karena tidak terlalu panjang. Sebenarnya Anella bisa saja menyuruh mang Ujang atau yang lainnya menjemput Sagara, hanya saja ia menyuruh Achassia karena ia sangat merindukan cucu perempuannya yang sudah lama tidak berkunjung ke rumah ini.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Anella mengelus rambut gadis itu. Achassia menggeleng, terakhir ia makan saat jam istirahat tadi.

"Yaudah, ayo makan dulu." Ajak Anella.

Achassia menggelengkan kepalanya. "Nanti aja, Cia belum laper." Balasnya.

"Oh ya, emangnya Papa habis dari mana?" Lanjut Acha bertanya.

"Ada pertemuan di jepang." Jawab Anella membuat Acha mengangguk mengerti.

"Terus Opa dimana?" Tanya gadis itu menanyakan ayah Sagara.

"Biasa, di halaman belakang." Jawab Anella membuat Acha kembali mengangguk.

"Yaudah, Cia ke kamar dulu mau mandi." Kata Achassia, setelah mendapatkan anggukan dari Anella ia bergegas ke kamarnya.

Gadis itu naik ke lantai atas untuk pergi ke kamarnya. Bahkan di rumah ini ia mempunyai kamar sendiri. Semua orang yang ada di rumah ini sangat menyayangi dan juga memanjakannya.

Baru saja masuk ke kamarnya, Achassia sudah di sambut oleh para bonekanya. Kamarnya hampir penuh oleh boneka karena dulu setiap kali Sagara bepergian pasti selalu membelikannya boneka. Karena saat ini kamarnya sudah penuh, jadi ia melarang Sagara agar tidak membelikannya boneka lagi. Setelah meletakkan tasnya, Achassia langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Achassia sudah siap dengan setelan berwarna putih, gadis itu langsung turun ke bawah agar tidak terlambat menjemput Sagara. Ia melihat Saka duduk di ruang keluarga, ia adalah ayah Sagara.

"Loh, Cia kapan datengnya?" Tanya Saka saat melihat Achassia menuruni tangga.

"Udah dari tadi kok. Oh iya, Papa sampe bandara jam berapa, Opa?" Tanya gadis itu setelah duduk di dekat saka.

"Satu jam lagi katanya. Pasti Oma kamu yang nyuruh jemput kan?" Tebak Saka yang sudah hafal dengan sifat istrinya. Achassia mengangguk, memang Anella yang menyuruhnya untuk menjemput Sagara.

"Sebenarnya Oma itu kangen sama kamu, dia nyuruh kamu itu cuma buat alasan aja biar kamu ke sini." Jelas Saka membuat Acha terkekeh.

"Tugas Cia belakangan ini banyak banget soalnya, jadi jarang main ke sini." Kata Acha. Tentu saja semua itu bohong, mau sebanyak apapun tugas yang di berikan, ia bisa menyelesaikannya dengan mudah.

"Gapapa, yang penting kamu kan masih nyempetin main ke sini. Daripada Kakak kamu nggak pernah datang ke rumah ini, terakhir kali dia ke sini pas masih kelas 1 SMP." Dengus Saka saat mengingat cucu laki-lakinya.

"Udah selesai mandinya?" Tanya Anella membuat Acha mengurungkan niatnya saat ingin bertanya pada saka.

"Udah, Oma." Balas Acha.

"Kamu beneran nggak mau makan dulu?" Tanya Anella.

Acha menggeleng. "Nanti aja." Ucapnya.

"Kamu mau jemput Papa sendiri atau di anterin mang Ujang?" Tanya Saka.

"Sendiri aja gapapa kan?" Ucap Acha balik bertanya.

"Gapapa dong, yang penting kamu harus tetep hati-hati, oke?" Ucap Anella memperingati.

"Oke." Balas Acha memberi hormat, membuat Anella dan Saka merasa gemas padanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!