SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!
"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"
Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.
Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?
IG otor : Kolom Langit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan gadis manja
Pukul dua siang Naya bergegas pulang. Dia menuju sebuah halte bus. Gadis itu duduk menunggu dengan wajah berseri-seri.
Matanya menjelajah kesana-kemari melihat beberapa bangunna tinggi disana. Gadis itu kemudian melihat sebuah gedung pencakar langit bertuliskan KIA GROUP yang berada di samping cafe tempatnya bekerja.
"Wah, gedung itu besar sekali, lebih besar dari gedung kantor ayah," gumam Naya.
Beberapa saat kemudian, matanya menangkap sosok lelaki jangkung berjas hitam keluar dari gedung itu, hendak menaiki sebuah mobil mewah yang berada di depan gedung dengan seorang sopir yang membukakan pintu mobil.
Naya mencoba menajamkan penglihatannya. Namun, gadis itu tidak dapat melihat wajah lelaki itu dengan jelas. Hingga mobil yang di tumpangi pria itu melaju meninggalkan lokasi.
Kenapa aku merasa seperti melihat Zianku tadi? Tapi mata bodohku ini tidak berfungsi dengan baik. Aku pasti sudah gila. Aku melihat Zianku dimana-mana. Bahkan aku memimpikannya hampir setiap malam.
Tidak lama setelah itu, sebuah bus berhenti di halte. Naya pun segera naik ke bus itu dan duduk di kursi penumpang. Dia mengarahkan pandangannya keluar jendela. Ingatannya menerawang jauh kebelakang.
Ketika beberapa bulan lalu untuk pertama kalinya dia naik bus bersama Zian. Dia begitu bahagia bisa duduk bersebelahan dengan sosok pujaan hatinya itu.
Setibanya di rumah, Naya melanjutkan beberapa pekerjaan rumah seperti biasanya, mengabaikan rasa lelahnya. Naya memaksakan dirinya mengerjakan seluruh pekerjaan itu, tidak ingin Zian pulang dan mendapati rumah dalam keadaan kotor.
Saat membersihkan, dia membuka sebuah ruangan yang kata Zian merupakan sebuah gudang. Sedangkan ruangan satunya yang bersebelahan dengan gudang itu, telah di haramkan baginya oleh Zian.
"Ini ruangan apa ya? Selama berbulan-bulan tinggal di sini, aku belum pernah melihat ruangan ini. Zianku melarangku masuk ke sini. Suamiku yang misterius itu seperti punya harta karun di dalam sini." gumam Naya.
Nayapun melupakan rasa penasarannya dan memilih membersihkan gudang itu.
Kalau Zianku punya ruangan rahasia, aku juga boleh punya ruangan rahasia kan? Aku akan membersihkan gudang ini dan menjadikannya ruang rahasiaku.
Akhirnya, seluruh ruangan itu telah bersih. Naya duduk di sebuah kursi kayu menyandarkan tubuhnya yang lelah.
Tiba-tiba Naya teringat pada sosok wanita dewasa yang dia lihat bersama Zian di bengkel.
"Wanita yang bersama Zianku itu sangat cantik. Aku tidak ada apa-apanya kalau di bandingkan dirinya."
Nayapun berdiri di hadapan sebuah cermin yang terletak di dalam gudangyang telah bersih itu. Menatap wajahnya yang sayu.
"Kalau wajahku sepucat ini, bagaimana Zianku akan tertarik padaku? Dia hanya akan bilang aku seperti mayat hidup."
Naya beranjak meninggalkan ruangan itu, lalu menapaki tangga menuju kamarnya.
Gadis itu melirik jam di dinding, dan sudah mendekati jam pulang sang suami. Dia segera memoles wajahnya dengan make up untuk menyamarkan wajah pucatnya.
"Sekarang aku cantik, kan? Mulai sekarang aku akan selalu tampil cantik di hadapan Zianku."
Tidak lama setelah itu, terdengarlah suara motor berhenti. Naya bergegas turun ke bawah untuk membukakan pintu. Zian tampak turun dari motornya.
Naya menyambut kepulangan Zian dengan senyum merekahnya.
Ada apa dengan gadis bodoh ini? Tidak biasanya dia berdandan seperti ini.
Zian mendekat pada Naya dan berdiri di depannya. Naya pun menyunggingkan senyum manisnya ketika melihat Zian berdiri di hadapannya.
"MINGGIR!" bentak Zian, "Kenapa kau berdiri di pintu, aku mau lewat,"
"Ma-maaf, aku hanya ingin menyambutmu," kata Naya.
"Aku pernah tidak memintamu melakukannya." Zian mengabaikan Naya dan masuk kedalam rumah. asementara Naya berdiri mematung di depan pintu.
"Kenapa kau malah mematung di situ? Kau mau memasukkan nyamuk-nyamuk di luar ke dalam rumah?" teriak Zian dari dalam rumah.
Dengan segera Naya menutup pintunya dan bergegas masuk ke dalam rumah. Gadis itupun segera menyiapkan makan malam untuk Zian meja makan.
Zian keluar dari kamar dengan lilitan handuk di pinggang, Saat melewati dapur, dia melihat dua menu yang sama di atas meja dengan wadah yang berbeda.
Bukankah dua menu makanan ini sama? Kenapa Si Bodoh itu menyimpannya ke dalam wadah yang berbeda?
Karena penasaran, Zian akhirnya mengambil sendok dan mencicipi kedua makanan itu. Yang satu rasanya seperti yang sering di makan oleh Zian, dan yang satunya hambar. tidak ada rasa sama sekali.
Zianpun langsung mual setelah mencicipi makanan hambar itu.
Apa Si Bodoh itu makan makanan hambar seperti ini setiap hari? Kenapa? Sial, kenapa aku malah memikirkan Si Malapetaka itu, aku tidak peduli dia mau makan apa.
Laki-laki itu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena seharian beraktivitas di luar rumah.
***
Zian dan Naya pun makan malam bersama, mereka saling diam satu sama lain, membuat Zian heran. Karena biasanya saat makan malam, Naya akan banyak bicara hal-hal tidak penting.
Kenapa hari ini aku merasa dia sedikit lain. Apa ini karena dia sudah bekerja.
Naya menuangkan air putih untuk Zian tanpa suara. Lalu melanjutkan makannya. Untuk pertama kalinya, Zian menatap Naya lebih dari sepuluh detik, dia memperhatikan gerak-gerik Naya yang makan seperti tanpa beban walaupun makanan yang di makannya sangat hambar.
Pertanyaan pun bermunculan di benaknya. Mengapa Naya harus memisahkan makanannya dengan Zian dan makan makanan hambar itu. Namun sekelumit pertanyaan di dalam benaknya itu segera dia tepis dengan memikirkan keburukan tentang gadis itu.
"Aku sudah dapat pekerjaan," kata Naya sesaat setelah makan malamnya selesai.
Sekikas Zian melirik Naya dengan ekor matanya, lalu kembali menyeruput kopinya.
"oh..."
Oh? hanya oh, Zianku ini memang sangat berbeda dari laki-laki lain.
"Aku akan menyesuaikan jam kerjaku dengan pekerjaan rumah. Aku akan memasak sarapan seperti biasa sebelum berangkat kerja. Dan aku sudah minta izin bosku untuk pulang di siang hari supaya bisa membawakanmu makan siang," ucap Naya dengan penuh semangat. Namun, Zian seolah tidak tertarik dengan apapun yang Naya katakan.
"Aku tidak peduli dengan semua itu. Kau bekerja karena kau merasa uang yang aku berikan padamu kurang kan? Itu tidak cukup untukmu bersenang-senang."
Tidak Zianku, aku bekerja agar aku bisa hidup lebih lama. Aku ingin hidupku kembali normal seperti saat sebelum laki-laki jahat itu menembakku. Agar aku bisa bersamamu sebanyak yang aku mau tanpa harus mengkhawatirkan tubuh lemahku.
"Aku, hanya ingin kau tahu aku bukan gadis manja dan tidak bisa apa-apa... Aku ingin kau tahu bahwa aku juga bisa bekerja," ucap Naya pelan.
Zian kemudian teringat pembicaraannya dengan Dimas beberapa hari lalu yang tanpa sengaja di dengar oleh Naya.
Baiklah, aku akan membuatmu semakin tersiksa. Aku akan menambahkan pekerjaan yang lebih berat untukmu. Sampai akhirnya kau menyerah dan pergi dari hidupku. batin Zian.