Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Dimas datang mengunjungi rumah Anna seperti biasa. Dia langsung saja masuk ke dalam rumah. Dimas menuju ruang makan. Dia sedikit heran melihat wanita asing di rumah nya.
"Kamu siapa?" Dimas memperhatikan Maya dari atas sampai bawah. Maya memakai pakaian seragam khas pelayan.
"Selamat pagi, Tuan!" Maya membungkuk kan sedikit tubuh nya. "Saya Maya ... pelayan baru di sini."
"Sejak kapan kamu bekerja di sini?" tanya Dimas.
"Mulai hari ini, Tuan," jawab Maya.
Dimas hanya menganggukan kepala. Dia mengarah menuju lantai atas. Dimas membuka pintu kamar tapi Anna tidak ada. Dia juga mencari Anna ke kamar mandi tapi Anna juga tidak ada di sana.
"Dimana Anna?" Dimas duduk di tepi ranjang. Dia mengusar rambut nya ke belakang. Dimas datang untuk melihat kondisi Anna. "Dia pasti marah dengan ku." Dimas berkata dengan lirih.
Dimas turun ke bawah menghampiri Maya. "Siapa nama mu?" tanya Dimas pada Maya.
"Maya, Tuan!" jawab Maya.
"Dimana istri ku, Anna?" tanya Dimas lagi.
"Nona Anna pergi berlibur menenangkan diri selama 2 hari," tutur Maya.
"Berlibur?" Dimas mendesah. "Dia benar-benar marah. Anna bahkan tidak minta izin dari ku."
Dimas menatap menu sarapan yang di buat oleh Maya. Dia duduk lalu mencicipi makanan itu. Dimas merasakan perbedaan masakan Anna dan Maya.
Maya mengernyit karna Dimas hanya mengaduk-aduk makanan yang dia buat. "Tuan ... apa makanan nya tidak enak?" Maya bertanya dengan hati-hati.
Dimas mengeleng. "Tidak ... aku hanya menyukai masakan istri ku."
Dimas tidak menghabiskan sarapan yang di buat oleh Maya. Dia beranjak berdiri. "Kamu jaga rumah ini. Aku akan datang saat Anna ada di rumah," ucap Dimas.
Maya mengangguk. "Baik, Tuan!"
Dimas pergi keluar dari rumah Anna. Dia kembali balik untuk menjemput Lisa. Mereka akan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kandungan.
...****************...
Anna dan Rey sudah selesai sarapan bersama. Rey bersiap-siap untuk ke kantor nya. Anna memasang dasi di leher kemeja Rey. Dia juga memakaikan Rey jas.
Rey mengecup kening Anna. "Kamu mau ke butik?"
Anna merapikan kembali pakaian Rey dengan tangan nya. Dia mengusap jas yang di pakai oleh Rey. "Iya ... kamu antar aku."
"Hari ini kamu menginap di sini saja. Aku sudah bilang pada Maya kalau kamu akan berlibur selama 2 hari," tutur Rey.
"Koq kamu gak izin dulu sih?" kesal Anna.
Rey mencubit hidung Anna. "Gak perlu izin lagi. Pokok nya selama 2 hari kamu menginap di rumah ku."
"Gimana dengan Dim-" Anna terdiam saat jari telunjuk Reyhan menutup bibir nya.
"Suami mu itu sudah ada Maya yang mengurus nya. Jangan khawatir dan sebaiknya kamu tidak usah lagi mengkhawatirkan diri nya," tutur Rey.
"Iya ... aku ikut kamu saja," ucap Anna.
"Nah ... begitu dong! jadi istri harus menurut sama suami," ujar Rey.
"Hei ... aku bukan istri mu," ketus Anna.
Rey terkekeh. "Sebentar lagi juga bakal jadi istri ku."
Rey dan Anna keluar dari kamar. Mereka menuju lift yang memang ada di rumah Rey. Lift terbuka, Rey dan Anna keluar. Mereka menuju mobil sport mewah. Pelayan sudah ada membukakan pintu mobil untuk Rey dan Anna.
Rey melajukan mobil membelah padat nya jalanan kota. Beberapa menit kemudian mobil Rey sampai di depan butik Anna.
"Nanti sore aku akan menjemput kamu." Rey membelai wajah Anna. "Ingat ... jangan pulang ke rumah kamu. Tunggu aku yang akan menjemput."
Anna mengangguk. "Siap ... aku akan menunggu kamu."
Rey mendaratkan kecupan di kening dan bibir kekasih nya. Anna keluar dari dalam mobil Rey. Karyawan Anna tampak heran karna bos mereka di antar dengan mobil mewah.
Anna melambaikan tangan pada Rey yang berlalu dari butik nya. Anna kemudian masuk ke dalam butik. Anna melihat tatapan penuh pertanyaan dari para karyawan nya.
"Apa pun yang kalian lihat tadi, lupakan dan anggap kalian tidak pernah melihat nya," tegas Anna.
"Baik, Nona," ucap karyawan Anna serempak.
...****************...
Rey sampai di gedung kantor nya. Dia berjalan dengan gagah nya. Semua karyawan wanita memang sangat kagum akan ketampanan seorang Rey.
Rey masuk ke dalam lift dan menekan angka teratas menuju ruangan nya berada. Rey keluar saat pintu lift sudah terbuka. Rey masuk ke dalam ruangan nya dan ada Diki di dalam.
"Pagi, Dik," sapa Rey.
"Pagi juga," balas Diki.
Rey duduk di sofa berhadapan dengan Diki. "Suruh anak buah kita untuk menghajar Dimas." Rey berkata tanpa basa-basi lagi.
"Kamu itu beneran jatuh cinta, sama istri orang?" tanya Diki.
"Aku jatuh cinta pada Anna," jawan Rey mantap.
Diki menghela. "Hah ... dari sekian banyak wanita yang bersama mu. Kamu malah kepincut dengan istri orang."
"Apa kamu pernah mendengar, istilah orang yang berkata, istri orang lebih nikmat dan menggoda," ucap Rey dengan terkekeh geli.
Diki hanya mengeleng. "Jadi ... apa yang harus aku lakukan?"
"Aku ingin Dimas merasakan pukulan yang telah dia berikan pada Anna," ucap Rey.
Rey sangat marah saat melihat luka-luka di tubuh Anna. Dia hanya menahan amarah nya saja malam itu. Dia tidak ingin menujuk kan sisi kejam nya di depan Anna.
"Kamu tinggal habisi saja Dimas itu. Selepas itu Anna akan menjadi milik mu," ujar Diki.
"Tidak semudah itu. Kamu tidak mengerti dengan perasaan Anna. Bagaimana pun Dimas itu suami nya. Ikatan pernikahan itu sangat kuat. Aku akan pelan-pelan membuat Dimas semakin menjauh dari Anna," tutur Rey.
"Akan aku lakukan perintah mu," ucap Diki.
Diki keluar dari ruangan Rey. Dia mulai melaksanakan perintah dari Rey. Diki menelpon para anak buah nya untuk menguntit Dimas.
...****************...
Dimas dan Lisa telah selesai dari melakukan pemeriksaan kehamilan. Anak dalam kandunga nya baik-baik saja dan sangat sehat. Dimas tentu sangat senang mendengar perihal itu.
Lisa dan Dimas masuk ke dalam mobil. Dimas melajukan mobil nya kembali pulang ke rumah. Sebuah mobil Van mengikuti kemana arah mobil Dimas berjalan.
Dimas tidak menyadari jika mereka sedang di intai. Di perjalanan yang agak sepi mobil Van itu menghadang mobil Dimas. Sontak saja Dimas menginjak rem dengan mendadak.
Lisa hampir saja kejedot kaca mobil. Dimas berdecak kesal kepada mobil Van itu. "Sayang ... kamu tidak apa-apa? "
Lisa mengusap dada nya. "Aku gak apa-apa. Tapi, siapa mereka?"
Enam orang berbaju hitam keluar dari dalam mobil Van. Mereka menuju mobil Dimas. Ke enam pria itu mengedor kaca mobil Dimas. Lisa sangat ketakutan akan situasi ini.
"Mas ... ada apa ini?" tanya Lisa yang sangat ketakutan.
"Kamu jangan takut. Kamu tetap di dalam mobil. Apa pun yang terjadi kamu harus tetap di dalam mobil," kata Dimas.
Dimas membuka pintu mobil. Langsung saja tangan Dimas di tarik oleh mereka. Dimas berusaha untuk melawan mereka semua.
"Kalian siapa? apa aku ada masalah dengan kalian?" Dimas berusaha mempertahankan diri nya.
"Kamu memang tidak bermasalah dengan kami. Tapi kamu bermasalah dengan bos kami," ujar pria berambut panjang.
Pria itu memberi kode pada lain nya. Mereka mulai memukul Dimas. Mereka memukuli Dimas dengan tali pinggang. Dimas tidak bisa melawan ke enam pria itu.
Dari kejauhan Rey tersenyum sinis melihat nya. Dia memang sengaja menyuruh Anna untuk menginap di rumah nya. Rey tidak ingin Dimas malah akan datang ke rumah Anna pada saat terluka. Biar saja Dimas itu di urus oleh istri muda nya.
"Dik ... hentikan mereka," titah Rey.
Diki mengambil ponsel dan menelepon anak buah nya. "Cukup ... berhenti memukuli nya. Tinggalkan dia."
Diki menutup telepon saat mendengar kata oke dari anak buah nya. Mereka meninggalkan Dimas setelah puas memukuli nya. Dimas sudah berdarah-darah karna pukulan dari tali pinggang.
Lisa keluar dari dalam mobil dengan menangis. Dia membawa Dimas dengan tertatih-tatih masuk ke dalam mobil. Lisa membawa Dimas langsung ke rumah sakit.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.