NovelToon NovelToon
Sebatas Menjadi Istri Boneka

Sebatas Menjadi Istri Boneka

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:32.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Dia hanya harus menjadi istri boneka.

Bagaimana jika Merilin, gadis yang sudah memendam cintanya pada seseorang selama bertahun-tahun mendapatkan tawaran pernikahan? Dari seseorang yang diam-diam ia cintai.

Hatinya yang awalnya berbunga menjadi porak-poranda saat tahu, siapa laki-laki yang akan menikahinya.

Dia adalah bos dari laki-laki yang ia sukai dalam kesunyian, yang menawarinya pernikahan itu.

Rionald, seorang CEO berhati dingin, yang telah dikhianati dan ditingal menikah oleh kekasihnya, mencari wanita untuk ia nikahi, namun bukan menjadi istri yang ia cintai, karena yang ia butuhkan hanya sebatas boneka yang bisa melakukan apa pun yang ia inginkan.

Akankah Merilin menerima tawaran itu, sebuah kontrak pernikahan yang bisa membantunya melunasi hutang warisan ayahnya, yang bisa membantu pengobatan jangka panjang ibunya, dan memastikan adik laki-lakinya mendapatkan pendidikan terbaik sampai ke universitas.

Bisakah gadis itu mengubur cintanya dan menjadi istri boneka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Kakak Laki-Laki Merilin

Sore menjelang.

Harven sudah pulang sekolah dan sedang kerja paruh waktu di kedai ayam goreng. Wajah anak SMU miliknya sudah berganti dengan sosok remaja tanggung. Dia membuka seragam sekolahnya. Memakai kaos milik kedai bergambar ayam goreng. Kalau celana, memang celana sekolah yang dia pakai.

Wajah tampannya memang menarik para pelanggan perempuan untuk datang. Untuk itulah dia disayang oleh suami istri pemilik kedai. Gara-gara pegawai part time omset pemasukan kedai mereka naik hampir lima kali lipat setiap hari.

"Ven, ada yang order ayam dikirim ke daerah pusat kota." Bibi pemilik kedai menyebutkan nama sebuah mall. "Lha kenapa dia pesan ayam goreng sebanyak ini ya, padahal lagi di mall."

Namun karena pesanannya cukup banyak, bibi tidak mau ambil pusing. Dia menyiapkan semuanya, sementara Harven sudah menyambar helm menuju motor. Dia taruh pesanan di dalam boks di belakang motornya, lalu melaju menuju pusat kota.

Di tepi jalan saat sudah dekat dengan pusat perbelanjaan, Harven menelepon pelanggannya. Suara seorang wanita.

"Maaf Kak, apa tidak bisa Kakak yang keluar, kalau saya masuk nanti saya bayar uang parkir segala." Alasan Harven, dia malas masuk ke dalam mall.

Pelanggannya tetap tidak mau keluar, dan bilang akan membayar uang parkir sekaligus tip pengantaran. Hah! Harven walaupun ngedumel akhirnya masuk ke area parkir bawah tanah. Menenteng dua tas lumayan besar yang berisi kotak ayam goreng.

"Ah, sialan!" Harven memaki, saat sudah ada di depan pelanggan yang tersenyum senang melihatnya. "Hei, kau sedang bercanda ya, karena aku bilang tidak punya waktu meladeni mu karena aku kerja paruh waktu jadi kau melakukan ini, kau pikir aku sedang main-main dengan pekerjaanku!" Harven bicara dengan nada tinggi, membuat senyum gadis di depannya langsung lenyap. Merasa dimarahi, belum pernah ada yang berteriak padanya selama ini, bahkan orangtuanya sendiri tidak.

Sherina begitulah nama gadis populer yang mengejar-ngejar Harven, anak di sekolah memanggilnya Sheri, katanya dia nona muda keluarga kaya. Saat melihat pesanan yang sudah diletakkan Harven di atas meja, sepertinya gosip itu benar. Dia membeli semua ayam goreng itu cuma untuk main-main. Cuma untuk memanggil Harven datang menemuinya.

Hah! Aku ingin marah, sialan!

Harven memukul kotak ayam goreng, menatap Sheri dengan tatapan sebal menghujam.

"Sudah kan, kau sudah bertemu denganku, aku sudah mengantar ini, kau tidak perlu mengganti uang parkir dan memberiku tips, cukup jangan menggangguku lagi dengan pesanan seperti ini." Bicara Harven menusuk tajam.

"Ven.." Sheri takut-takut memanggil.

"Apa!"

"Kakak sepupuku yang memesan ini." Sheri menunjuk kursi yang ada di depannya. Eh, entah kenapa tadi di mata Harven tidak terlihat siapa pun duduk di sana. Glek, ternyata memang ada orang. Padahal dia sudah bicara teriak-teriak tadi. "Dia bilang mau membawanya ke panti asuhan tempat adik-adik asuhnya. Jadi aku memesankan di kedai tempatmu bekerja."

Ya, sekalian aku ingin melihatmu lagi dengan kaos bergambar ayam ini, hihi, kau tetap keren, gumam Sheri.

Wajah malu Harven langsung muncul. Dia menundukkan kepalanya pada sepupu Sheri. Laki-laki paruh baya, dengan penampilan yang sangat rapi. dia memakai kemeja dan jas, tanpa dasi.

"Maaf Tuan, saya tidak melihat Anda." Harven menunduk lagi.

Laki-laki itu mengibaskan tangan, sambil bilang tidak apa-apa.

Saat masih diliputi rasa malu, Sheri menarik tangan Harven, lalu mendudukkannya di kursi.

"Apa! Aku mau kerja lagi."

"Sudah disini duduk sebentar kenapa. Kak bisa pesankan temanku minuman." Laki-laki yang dikenalkan Sheri sebagai sepupu itu mengangguk lalu beranjak pergi.

Kenapa dia menurut sekali lagi, aku kan jadi susah mau kabur.

Harven menepis tangan Sheri yang masih menempel di lengannya, gadis itu cuma tertawa lalu menarik tangan dan dia pakai bertopang.

"Ven, sore ini kau juga tampan."

"Hei Sherina, kau sudah lihat aku seperti ini kan, aku itu cuma cowok biasa yang nggak punya apa-apa." Menepuk dadanya tepat di gambar ayam. "Aku itu bekerja untuk mencari uang, jadi berhenti menggangguku. Kau pacari saja laki-laki populer di sekolah yang mengejar-ngejarmu itu." Kali ini Harven bicara pelan, seperti sedang bicara dengan Kak Mei. Karena kalau diteriaki gadis di depannya malah cengengesan kesenangan.

"Aku kan sukanya sama kamu, kenapa disuruh pacaran sama cowok lain."

Rasanya kepala Harven mulai berasap, pembicaraan selalu buntu ditengah jalan kalau Sheri sudah menggunakan kalimat pamungkasnya itu. Saat mau bangun dan tidak meladeni Sheri sebuah suara memanggil nama Harven terdengar. Suara wanita.

Saat Harven menoleh, bibirnya agak bergetar sesaat. Ada seorang wanita dan laki-laki sedang berdiri di dekat mejanya.

"Harven..." ulang wanita itu.

Harven hanya memiringkan kepala.

"Maaf, Anda siapa ya?" Harven membuang muka setelah menjawab. Membuat wajah wanita dan laki-laki di depannya terperanjat kaget. Si wanita terlihat malu bercampur sedih.

"Hei, Harven kenapa kau tidak sopan begitu pada kakakmu! Dia ini kakak iparmu."

Oh, rupanya yang ada di depan Harven saat ini adalah kakak pertama yang sudah membuang keluarganya.

Harven tergelak sinis, lalu menatap kakaknya.

"Bukannya Kakak yang bilang padaku dan Kak Mei, untuk pura-pura tidak kenal kalau kami bertemu kalian."

Sherina di samping Harven bingung mau bereaksi bagaimana, dia menatap kedua orang yang katanya kakak dan kakak ipar Harven ini. Hubungan mereka terlihat tidak baik. Tapi gadis itu tidak berani bertanya karena reaksi wajah Harven bahkan terlihat jauh lebih marah ketimbang saat melihat dia membeli ayam goreng tadi.

"Baiklah, maaf Ven, kamu kan tahu kondisi kakak gimana, sekarang kemarilah, kita bicara sebentar." Kak Brama melihat gadis di samping Harven.

Walaupun enggan akhirnya Harven bangun dari duduk. Sherina menahan tangannya.

"Ven, benar dia kakakmu? kalau kau tidak mau bicara dengannya, biar kakak sepupuku yang membereskan mereka."

Laki-laki yang tadi pergi membeli minuman kembali dengan dua gelas minuman di tangannya. Dia melihat situasi. Sepertinya ada yang tidak beres, tapi gadis di depannya tidak bicara apa-apa membuat dia hanya diam menonton.

"Dia memang kakakku, sudahlah, aku bicara dengannya dulu."

Harven meninggalkan meja Sherina berjalan mengikuti Kak Brama dan istrinya. Berdiri di dekat tangga yang sepi dari orang-orang, supaya pembicaraan mereka tidak didengar orang lain.

Sudah berhadapan.

"Kau ini kenapa? Apa Mei tidak mengajarimu bagaimana bicara dengan orang yang lebih tua." Tangan Harven terkepal geram, saat tiba-tiba Kak Brama menyalahkan Kak Mei. "Itu kan waktu pernikahanku, supaya kalian pura-pura tidak kenal, karena aku bilang pada mertuaku kalau aku tidak punya keluarga lagi."

Mendengar alasan itu bukannya membuat Harven senang, dia makin sebal.

"Kakak kan sudah membuang kami." Ketus Harven bicara.

"Harven!" Kak Brama menyalak marah, sampai istrinya menenangkan dengan menggengam tangannya. "Aku masih mengirim uang pada Mei untuk melunasi hutang ayah dan uang jajan mu, apa dia tidak bilang."

Harven mendengus, tentu saja Kak Mei mengatakan semuanya. Bahkan yang melarang Harven untuk memaki Kak Brama karena kesal siapa lagi kalau bukan Kak Mei.

"Mei nggak bilang, kalau aku mengirim uang untukmu."

"Memang Kak Brama pikir Kak Mei sejahat itu, Kak Mei selalu bilang, supaya aku jangan membenci Kakak! Jadi jangan menyalahkan Kak Mei, aku sendiri yang mau membenci kalian." Memalingkan wajah kesal ke arah lain. Melihat lalu lalang orang ramai. Mengatur naik dan turun nafasnya.

Istri Kak Brama lagi-lagi menenangkan suaminya, dia bahkan minta maaf, karena dia hubungan Brama dan keluarganya jadi seperti ini. Karena orangtuanya yang tidak akan menerima latar belakang Brama kalau sampai tahu yang sebenarnya.

"Ven..." Tangan Brama meraih tangan Harven. Tapi ditepis oleh Harven.

Brama sudah mau marah, tapi langsung terdiam saat melihat mata Harven yang memerah.

"Paling tidak balas pesanku kalau Kakak masih Kakakku. Aku mengirim pesan pada Kak Brama kan, saat aku ketakutan mendengar Kak Mei menangis di dekat tempat tidur ibu. Aku nggak tahu bagaimana menenangkan Kak Mei saat itu, saat harus membayar biaya operasi ibu pertama kali." Suara Harven sudah serak. "Tapi kemana Kakak, pesanku bahkan Kakak baca dua hari kemudian. Itu pun Kak Brama tidak membalas apa-apa. Siapa yang membuang siapa sekarang, aku dan Kak Mei nggak pernah pergi dari rumah itu, kalian bisa datang kapanpun, tapi apa kalian pernah datang!" Suara serak itu bercampur amarah. "Nggak kan, sekarang kau marah karena aku nggak mau mengenal kalian?"

Brama dan istrinya lidahnya kelu tidak bisa menjawab. Mereka bertiga diam dengan kecamuk hati yang berbeda-beda.

"Sudahlah, aku mau pergi, aku sedang kencan." Menunjuk Sherina yang sedang berdiri sambil melihat ke arahnya. Gadis itu melambaikan tangan.

Brama yang tidak bisa menjawab kata-kata Harven hanya mengangguk.

"Tunggu." Brama mengeluarkan dompetnya. Mengeluarkan uang beberapa lembar. "Kenapa kau pakai baju begitu saat kencan, belikan sesuatu untuk pacarmu."

Ah, sialan, kenapa juga kau memperhatikan bajuku segala si.

"Ini hadiah karena dia membeli banyak ayam goreng, aku memakainya karena baju sekolahku basah." Melihat uang yang ada di tangan Kak Brama, dia tidak ingin mengambilnya.

"Ven, Kakak mohon, ambilah. Terserah kau mau pakai buat apa, ajak Mei makan diluar juga boleh." Tatapan rasa bersalah Brama akhirnya meluluhkan Harven.

"Huh!" Menyambar uang akhirnya dengan tangan kanan, memasukkan ke dalam kantung celana. "Terimakasih." Menunduk lalu berbalik, berjalan dua langkah Harven menoleh lagi. "Kak Mei sudah bilang belum pada kalian, Kalau Kak Mei mau menikah."

Lagi-lagi Kak Brama dan istrinya hanya bisa terkejut, Brama mau bertanya, tapi Harven sudah melambaikan tangan pergi. Artinya dia tidak mau ditanya lagi.

"Mei mau menikah! Kenapa dia bahkan nggak bilang padaku. Kau ini, aku ini kan tetap kakakmu!"

"Kak tenanglah, nanti kita hubungi adik perempuanmu."

Mereka berdua sudah tidak mood lagi untuk jalan-jalan, akhirnya memilih keluar dari mall.

Sementara Harven akhirnya meladeni Sherina, menemaninya berkeliling mall, selama satu jam sebelum kembali ke kedai ayam goreng. Laki-laki yang katanya kakak sepupu menghilang beberapa saat, ketika kembali tas ayam goreng sudah tidak ada ditangannya.

Harven tidak berfikir apa-apa, hanya selintas kepikiran, kenapa kakak sepupu Sherina baik sekali sepertinya. Mau saja disuruh-suruh Sherina.

Hah! Aku saja meladeninya begini. Harven baru sadar, kalau dia tidak jauh berbeda dengan kakak sepupu.

Bersambung

1
Widaningsih Purnama
apa kabar tuan saga dan nona Daniah berapa orang cucu mereka ...apakah tuan saga masih cemburuan ..?
Widaningsih Purnama
han dan Aran sudah punya cucu bagaimana dengan tuan saga dan nona Daniah berapa cucu mereka ya ?....🤔🤔
armychim
duplikat sekretaris HAN
armychim
baru mampir 🙏
🍒 Chi Chi 🍒
inii yg aju cari2 2 hr ak uda bca 2 th lalu suka part kendra ini
🍒 Chi Chi 🍒
aku nyari episode kendra ktmu rion dmna sih
🍒 Chi Chi 🍒
pendendam wkwkwkwk
🍒 Chi Chi 🍒
ini kaya gue. gue lahir 7 bulan katanya pas bayi kaya monyet gt, berbulu, sebotol kecap, slama 17hr di inkubator.
🍒 Chi Chi 🍒
khodam Han tdk bisa dilawan
🍒 Chi Chi 🍒
nea anak han?
🍒 Chi Chi 🍒
kisah erina ma kembara frans mana
🍒 Chi Chi 🍒
han junior namanya siapa kembaran frans ini masak han junior
🍒 Chi Chi 🍒
han - frans - rion. erina dpt han junior.
🍒 Chi Chi 🍒
kamarnya dr triplek kah smpe terdengad ibu mertua 😭
soso
terbaik ❣️❣️❣️❣️
soso
😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
soso
🤣🤣🤣🤣
soso
Terbaikkkkk😂😂😂
soso
jantungan 🤣🤣🤣🤣
soso
dari Era Saga Sekretaris Han tidak lawan 😂🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!