~Jingga melambangkan keindahan dan kesempurnaan tanpa celah ~
Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan cinta Jingga. Seorang yang rela menjadi pengantin pengganti untuk majikannya, yang menghilang saat acara sakral. Ia memasuki gerbang pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap di cintai.
Jingga menerima pernikahan ini, tanpa di beri kesempatan untuk memberikan jawaban, atas penolakan atau penerimaannya.
Beberapa saat setelah pernikahan, Jingga sudah di hadapkan dengan sikap kasar dan dingin suaminya, yang secara terang-terangan menolak kehadirannya.
"Jangan harap kamu bisa bahagia, akan aku pastikan kamu menderita sepanjang mejalani pernikahan ini"~ Fajar.
Akankah Jingga nan indah, mampu menjemput dinginnya sang Fajar? layaknya ombak yang berguling, menari-nari menjemput pasir putih di tepi pantai.
Temukan jawabannya hanya di kisah Jingga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rengganis Fitriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang Spa 3
Jingga berusaha untuk bangkit dari tempatnya sekarang, ia memegang dadanya yang berdenyut kencang. Mencoba kembali menghirup udara yang ada dalam ruangan tersebut lalu menghembuskan dengan pelang. Mengusap lembut dahinya dengan ujung jarik kala mendapati dahinya berkeringat saking gugupnya.
Jingga juga menangkup pipinya dengan kedua tangan, menekan lembut untuk menghilangkan rasa canggungnya.
Ia kembali berjalan mendekat ke arah pembaringan tempatnya melakukan pemijatan, seraya membetulkan balutan jarik yang menutup tubuhnya. Perlahan ia mulai duduk dengan tenang agar tak menimbulkan banyak pertanyaan dari para pelayan. Meskipun mereka tidak akan berani untuk bertanya secara langsung padanya.
Tok..tok... suara ketukan pintu kembali terdengar.
“Masuk”.
Dua pelayan terapis dan juga Susi kembali masuk untuk menemui Jingga.
“Apakah saya bisa melanjutkan treatmentnya Nona?”, ucap salah satu terapis yang bertugas di sana.
Jingga menganggukkan kepalanya dengan pelan. Sementara Susi mengambilkan sebotol air mineral dan menyerahkan pada Jingga, ia bisa merasakan aura kegugupan yang baru saja di rasakan leh majikannya.
Jingga meraih uluran tanga Susi, ia meneguk hampir setengah botol air mineral tersebut.
“Apakah Nona membutuhkan minuman dingin lainnya?”, tanya Susi yang merasa heran, bukankah di sini ruangannya cukup dingin tapi Nonanya hampir menghabiskan lebih dari setengah botol air.
Jingga, menggelengkan kepalanya pelan.
“Baik Nona, treatment selanjutnya yang akan kita lakukan adalah facial terlebih dahulu”. ucap salah satu pelayan dengan menyiapkan serangkaian produk dan peralatan yang akan digunakan.
Lagi-lagi, Jingga hanya menganggukkan kepalanya saja, ia benar-benar buta dengan segala urusan perawatan kecantikan.
“Facial itu apa?”, dengan sedikit ragu Ia, memberanikan diri untuk bertanya pada mereka.
Sontak membuat mereka semua melongo di buatnya.
Bagiamana bisa Nona Jingga, tidak mengetahui facial itu apa? Sedang kulit wajahnya sudah seperti kulit bayi halus lembut dan tanpa kotoran sedikitpun ucap terapis tersebut dalam hati.
“Facial itu suatu rangkain perawatan wajah yang bertujuan untuk merelaksasikan kulit wajah. Facial juga membantu meningkatkan sirkulasi untuk mengoptimalkan kesehatan sel dan meningkatkan produksi kolagen”.
Jingga hanya menganggukkan kepalanya saja, mencoba mencerna setiap kata yang di jabarkan oleh terapis tersebut, meskipun sebenarnya ia tak tahu maknanya.
Dua jam berlalu, segala rangkain perawatan wajah dan tubuh sudah di lakukan oleh Jingga, ia juga melakukan serangkaian perawatan menycure untuk membersihkan dan mempercantik kuku jari tangan dan kulit di sekitarnya, begitu juga dengan kakinya, hanya saja Jingga menolak untuk bagian pengecatan kuku-kukunya.
Kini salah satu pelayan membantu Jingga, untuk berganti baju, meskipun risih di perlakukan seperti ini namun demi untuk menjalankan sandiwara cinta dan patuh pada suaminya, Jingga milih untuk mengikuti saja serangkaian permainan dongeng cinderella ini.
Susi meraih paper bag yang telah di siapkan Fajar di atas meja, sebuah gamis panjang berwana pink kalem dengan kombinasi bunga di bagian dadanya, kombinasi itu semakin mempercantik gamis tersebut. Pada bagian pinggang terdapat dua sisi ikat pinggang yang dapat di gunakan untuk membentuk tubuhnya agar tidak terlalu longgar, namun tetap dalam terlihat menawan.
Tak lama kemudian Bianca alias Bambang, yang bertugas untuk merias Jingga kembali hadir, dengan di temani para asisten yang ada Bambang, mulai mengapplay beberapa alat make up di wajah Jingga. Kali ini Bianca, memoles dengan sangat tipis wajah Jingga, mengingat hanya untuk menyambut oma di dalam rumah. Bianca memastikan wajah Jingga tidak terlalu polos dan terlihat lebih segar, kerana Oma Fajar tidak menyukai wanita yang kucal.
“Ah ye, baru di poles eke dikit sajah sudah telihat manjah-manjah cantik seperti ini”.
Jingga masih saja gugup, meskipun ini bukan yang pertama kali di rias oleh Bianca, sejujurnya ia merasa risih kala yang merias wajahnya seorang pria meskipun Bianca berbeda dengan pria pada umumnya. Ia sudah bermetamorfosis menjadi mahkluk setengah-setengah.
“Ah terima kasih kak”. jawabnya dengan pelan dan sopan.
“Tunggu dulu, eke mau sedikit tambahin lipstik you, biar tidak seperti mayat hidup seperti ini”. Tangan Bianca, kembali meraih kuas untuk menambahkan sentuhan warna pink peach ke bibir Jingga.
“Sempurna, ye tinggal ganti bentuk hijabnya saja”. Bianca hendak menyentuh kepala Jingga dan membuka jilbabnya.
“Maaf kak, biar Susi dan yang lain saja yang mengganti jilbabnya”. Jingga tak ingin laki-laki lain melihat mahkotanya, cukup Fajar saja yang tadi sempat melihat rambut Jingga.
“Baik-baik ye paham, kalian bantu dia paka jilbab, buat dia kelihatan manjah biar Tuan muda kelian itu klepek-klepek sama bininya”. Ucap Bianca dengan mulut yang mengerucut dan tangan melambai didepan dada, satu matanya berkedip lalu kakinya beranjak meninggalkan ruangan.
“Maaf nona Jingga, apakah jilbabnya boleh saya ganti. Nona Jingga menghilangkan kesan anggun dan stylish pada gamis ini jika hijabnya di pasang begitu”. Ucap salah satu asisten Bianca.
Jingga yang tak terbiasa tampil modis dan stylish akhirnya tersenyum mendengar komentar dari perempuan yang memang sudah ahli dalam bidang fashion.
“Terserah kalian saja, bagaimana baiknya”. jawabnya dengan tersenyum
Asisten Bianca, tersebut mulai memakaikan hijab pashmina yang berwarna senada dengan .kain dasar baju Jingga, jilbab tersebut di buat sedikit menjuntai menutupi bagian dadanya.
“Astaga Nona Jingga cantik sekali”, celetuk Susi yang terpana melihat penampilan Nona mudanya.
Terlihat sekali kesan stylist namun anggun, masih menutup setiap lekuk tubuh Jingga.
Jingga kembali tersenyum mendapat pujian tersebut, ia bergerak menuju cermin besar yang ada di depannya. Matanya menatap tak percaya dengan penampilan saat ini.
Hay Cinderella bersiaplah kita akan mulai kembali permainan.
.
.
.
Jingga yang di dampingi beberapa pelayan mulai keluar dari ruang tersebut.
“Taun kami permisi”. pamit beberapa pelayan yang berdiri di belakang Jingga.
Jingga masih menundukkan kepalanya, tak berani menatap dua orang lelaki yang berada didepannya.
Fajar dan Reza menatap Jingga dengan menganga, lagi-lagi Fajar di buat terkesima dengan penampilan istrinya.
“Cantik, mungil, berkharisma dan elegan tanpa perlu banyak polesan neko-neko, benar-benar wanita idaman Reza”. ucap Reza dengan lirih kala melihat Nona mudanya, tanpa sadar ia memuji istri dari majikannya.
“Uhuk”, suara deheman Fajar, membuyarkan lamunan Reza ketika menatap Jingga.
Mata Fajar menatap dengan tajam pada asistennya.
“Maaf Tuam”, jawabnya lirih dengan menundukkan kepalanya.
“Bagus, sebentar lagi Oma akan sampai sebaiknya kita menunggu di depan”. Tangan Fajar menyentuh pinggangnya seolah sebagai isyarat bagi Jingga untuk menggandeng tangannya.
“Tun tunggu”. Serunya dengan lirih.
“Ada yang mau saya tanyakan”. ia tertunduk untuk beberapa saat tak berani menatap Fajar.
“Apa?”. seperi biasah Fajar, akan berbicara dengan dingin tanpa kasih sayang padanya.
“Bagaimana pekerjaan saya? Bagaimana saya akan bekerja ketika Oma ada di sini?”.
.
.
.
Hay teman-teman mohon dukungannya ya,jangan lupa tinggalkan jejak kalian di sini like, komen, subscribe dan vote, kasih Hadian juga boleh, Trimakasih 😊