menceritakan tentang seorang gadis yang berpindah ke dunia asing yaitu dunia kultivasi.
seperti apa kelanjutannya silahkan di baca
maaf sebelumnya banyak typo berterbangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
"Yi'er, bisakah aku meminta tolong padamu?!"
Tanya lembut meiyin pada Yeri aka yara
Meiyin yang sudah meneteskan air mata dan tubuhnya bergetar hebat, namun harus ditahannya, mengingat mereka sedang berada di kereta dan ini masih dalam perjalanan.
Sekalipun Yara sudah memasang array, tidak menutup kemungkinan bahwa di sekitar akan ada kultivator tingkat tinggi yang berkeliaran, dan mendengar jika ada seseorang yang menangis di dalam gerbong kereta, ditambah lagi dia bersama seorang pria, hanya akan menambah masalah nantinya.
"Ada apa, Ri jiejie?" tanyanya pada sang Yeri.
"Em, aku ingin kamu membantuku merahasiakan ini dari semua orang, sampai Ayah, Ibu, juga Kakekku kembali!!"
"Maksudnya?!" Meiyin bertanya bingung, apakah mereka akan kembali?
"Yah," jawab sang Yeri. "Mereka pasti akan kembali, hanya saja membuka portal ruang tidaklah mudah. Aku sudah mengingat sebagian, karena ingin menyembunyikanku, mereka membawaku ke dimensi lain.
Untuk itu membutuhkan Ayah, Ibu, juga Kakek untuk bersatu. Namun, dunia yang aku tempati hanya memiliki aura yang sangat tipis.
Jadi kemungkinan besar, mereka hanya akan menunggu sampai portal antardimensi ini dan dimensi tempat mereka memiliki celah, lalu mereka akan menerobosnya bersama.
"Ditambah lagi, jika Nenek tahu penyebab kematian Ya'er disebabkan karena pergi mencari anggrek ungu, Neneklah yang akan sangat terpukul. Aku yakin Xiao'yi tidak mau jika itu terjadi, benar?!" Tanya lembut Yeri aka yara.
Menganggukkan kepala kecil, Meiyin menjawab, "Tentu aku tidak ingin melihat itu terjadi!!"
"Baik, Xiao'yiyi-ku yang terbaik." Puji Yeri sembari mengulurkan tangan dan Mengelus surai sang adik dan melanjutkan, "Kemudian di masa depan, akan aku pikirkan alasan di balik kematian Ya'er, dan pastikan itu tidak ada sangkut pautnya dengan sang Nenek."
"Yah, aku berjanji aku akan!" jawab Meiyin meyakinkan.
"Bagus, Xiao'yiyi-ku yang terbaik!!" sekali lagi sang Yara menenangkan sang adik yang masih bersedih.
Sambil mengusap kepala adiknya, dia berkata, "Kalau begitu, mulai saat ini, panggil aku Yara sama seperti biasanya. Dan lagi, bersikaplah seperti biasa. Toh usia tubuh Ya'er sama sepertimu. Itu agar tidak ada yang menyadarinya sampai nanti aku sendiri yang akan mengatakan pada mereka."
"Baiklah, Yi jiejie!!" ucapnya pada Yeri.
Meiyin mengangkat kepalanya dan melihat sang kakak, lalu bertanya, "Ri jiejie, bisakah Ri jiejie menceritakan tentang dunia seperti apa yang Ri jiejie tinggali saat itu?!" Tanya meiyin setelah meredakan suasana hatinya.
Menunggu sesaat, setelahnya Yeri pun menjawab. "Dunia yang kutinggali adalah dunia modern, di mana tidak ada yang namanya kultivasi, kultivator. Di dunia itu hanya ada manusia biasa, hanya saja dunia itu sangatlah maju. Contohnya, seperti saat ini, kami sedang menaiki kereta yang dibawa oleh kuda spiritual. Namun di sana, kami hanya perlu mengendarai sendiri kereta kami, yang kami sebut mobil." Terang sang Yeri sambil mengenangasa lalu.
Menyebutkan soal mobil, sang Yara mengingat saat berada di dunia kecil, di mana dia sempat melihat bangunan tersendiri tepat di belakang istana. Bangunan itu tampak seperti garasi, namun karena waktu yang tidak memungkinkan, dia belum sempat melihat ke sana, jadi sudah diputuskan dia akan mencari waktu untuk melihat kembali. Masih berpikir, terdengar kembali pertanyaan sang adik.
"Lalu seperti apa bentuk mobil itu?" tanya Meiyin lagi.
Yara berpikir sejenak kemudian mengambil kertas dan kuas beserta botol tintanya, setelahnya dia menarik meja kecil yang berada tepat di dinding bagian depan kereta.
Lalu menggambar bentuk mobil, setelahnya dia menyerahkan lembaran kertas kecil yang sudah terdapat gambar mobil tersebut kepada sang adik.
Mengulurkan tangannya, Meiyin mengambil kertas kecil itu dan melihat gambar yang jiejie-nya katakan sebagai mobil. Melihat itu sedikit aneh, namun setelah sang Yara menjelaskan bahan dan bagaimana mereka mengendarainya, jujur saja, Meiyin sangat takjub dan bersemangat!
Bagaimana tidak, setelah mendengar penjelasan sang jiejie-nya, dia menjadi sangat bersemangat ingin juga menaiki benda yang disebut mobil itu.
Lalu Meiyin berkata, "Ri jiejie, jika ada kesempatan aku benar-benar ingin menaiki benda ini!!" Katanya pada sang kakak.
Melihatnya begitu bersemangat, Yara hanya terkikik pelan. Bagaimana caranya?!
Dia sendiri tidak yakin jika bisa kembali lagi ke dunia modern.
Tanpa terasa, kereta yang mereka naiki telah tiba di depan Istana Kekaisaran Matahari.
Segera Meiyin merapikan diri agar tidak nampak seperti habis menangis.
Mereka berdua menuruni kereta bersama, dan langsung menuju kediaman sang nenek.
Setibanya di paviliun sang nenek, saat masuk, "Hormat kami kepada Ibu Suri,"
hormat Yara dan Meiyin serempak, dengan tangan di dada, dan sedikit menekuk lutut mereka.
"Oh, cucu-cucuku yang baik!! Bangun...!! Bangun!! Nenek merindukan kalian berdua," ucap sang nenek, sambil mengelus lembut surai kedua cucunya itu.
"Nenek mendengar bahwa kalian akan kembali ke Akademi Bintang Biru, jadi nenek sudah menyiapkan banyak hal untuk kalian berdua."
"Terima kasih, Nenek!!" ucap mereka berdua lagi secara serempak.
Sang nenek sangat bahagia melihat mereka berdua. Memang, Kekaisaran Matahari ini menganut konsep monogami.
Mulai dari setiap leluhur hanya memiliki satu istri sah yaitu permaisuri. Namun, walaupun begitu, mereka memiliki paling sedikit dua orang anak, dan beruntung jika memiliki lebih.
Jadi hanya ada mereka berlimalah yang menjadi cucunya.
Ayah sang Yara memiliki tiga bersaudara, dua laki-laki dan satu perempuan. Yang pertama adalah ayah sang Yara, kedua Kaisar Shen saat ini, dan ketiga adalah adik perempuan Zhilin yang saat ini pergi mengembara entah ke mana?!"
"Eh, kok bisa?!"
"Yah, bibi yang satu ini memang barbar. Karena menghindari pernikahan, dia melarikan diri entah ke mana. Akan tetapi, dia masih memberi kabar setiap bulannya, tergantung di mana posisinya saat itu.
Jadi jangan ditanya lagi dari mana sifat barbar seorang Yara."
Baik Yara maupun Meiyin, mereka menghabiskan waktu bersama sang nenek sampai waktu makan malam pun tiba.
Kaisar, putra mahkota, juga permaisuri, baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka di istana umum, mengingat hanya ada sang ratu tanpa adanya selir. Jadi segala sesuatu yang menyangkut istana, kecuali urusan pemerintahan, itu dikerjakan oleh sang kaisar dan putra mahkota.
Tiba waktunya makan malam. Semua anggota istana melakukan makan malam bersama.
Setelahnya, mereka berbincang mengenai kembalinya Yara dan Meiyin ke
Akademi Bintang Biru yang juga akan diikuti oleh putra mahkota, sebab setiap tiga bulan sekali dia akan berada di akademi, kemudian dua bulan berada di istana, begitu seterusnya,
dikarenakan hanya ada dia seorang tanpa ada pangeran lainnya.
"Baiklah, apakah kalian berdua sudah menyiapkan kebutuhan kalian selama di akademi?" tanya sang kaisar.
"Yah," jawab Yara dan Meiyin bersama.
"Baik-baiklah di akademi, mengingat kalian baru enam bulan di sana dan..."
Menyipitkan matanya, Kaisar melanjutkan, "Ya'er, patuhlah dan kurangi kenakalanmu... Ingat??" kata sang Kaisar mengingatkan preman kecilnya ini.
"Ck. Paman, pria sebaik diriku tidak akan ditemukan di manapun," narsis sang Yara.
Semua orang: "_"
"Hem, abaikan saja. Anggap aku tidak mengatakannya." Timpal sang Kaisar kesal.
"Yaah, Paman, aku akan!!"
"Jangan khawatir, akan ada Ying jiejie dan Gege yang akan merawatku..."
"Maksudmu, membereskan kekacauan yang kamu tinggalkan begitu?!" timpal sang putra mahkota.
Serempak mereka pun tertawa.
"Yakinlah, Gege, itu tidak akan terjadi," ucap sang Yara meyakinkan mereka.
Entahlah siapa yang percaya... he he he.
Setelahnya, Yara dan Meiyin berpam
itan dan kembali ke kediaman masing-masing.
Untuk Meiyin, dia kembali dengan kereta Istana Matahari, sementara sang Yara kembali dengan keretanya sendiri.