Kehidupan Claudia yang di terlantarkan di panti asuhan, dan perjuangan mencari orang tua kandung nya membuat gadis itu berusaha keras mencukupi hidup nya, di tengah kesulitan hidup nya claudia bertemu dengan seorang janda baik hati yang menawarkan nya tempat tinggal,dan tak hanya itu, fakta mengejutkan saat mengetahui dia merupakan anak orang kaya membuat nya tak begitu senang, karena sikap ibu kandung nya yang seakan menolak kehadirannya, perjalanan hidup yang luka liku membuat nya bertemu dengan seorang duda yang nanti nya akan menjadi bagian dari hidupnya!"
Sampai disana banyak kejutan besar terkuak,bagaimana kisah nya yuk simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.10
"Alhamdulillah ya kakak senior nya baik baik" sahut Claudia tersenyum tipis.
"Apa karena kita cantik ya, maka nya mereka mau di suruh tanda tangan ni" sahut Dinda yang setengah bercanda.
"Haha kamu ini bisa aja , aku udah dapat 6 kamu berapa? Tanya claudia.
"Yo aku juga sama Tia kan dari tadi kita barengan gimana sih kamu" ucap Dinda yang terkekeh lucu.
"Hahah iya juga ya" ucap Claudia menepuk kening nya yang lupa.
"Baiklah adik adik kumpul semua nya di aula" teriak laksa menggunakan pengeras suara.
"eh itu suara kakak pembina nya ayok kita kesana".
"ayok" sahut Dinda.
"Baiklah karena kalian sudah ada disini, silahkan masuk ke kelas sesuai dengan kelompok nya, seperti kelompok mawar sebelah kiri, kelompok anggrek sebelah kanan, kelompok melati bagian atas ,dan kelompok raflesia di ujung pojok kelas" ucap kakak pembina.
"Mengerti semua nya !!
"Mengerti kak" ucap teriak mereka serentak.
Mereka berpencar mencari tempat masing masing untuk melakukan tes penempatan siswa karena nanti akan dinilai di kelas MIPA atau IPS yang akan di masuki oleh para murid murid baru.
"Semoga kita sekelas ya biar kita bareng terus” ucap Dinda kepada claudia.
"Iya semoga ya, aku senang bisa kenal sama kamu" ucap Claudia tersenyum tipis.
Ujian tersebut berlangsung selama 1,5 jam para siswa fokus terhadap soal di depan nya, nanti penilaian yang akan di tentukan oleh guru guru dan dewan staf yang bertugas.
1,5 jam kemudian....
Saat ini mereka berdua tengah duduk di kantin bawah, sangat ramai sekali disini, dan hampir murid baru saat ini jajan di kantin, bawah.
"Sekolah ini luar biasa ya Tia" ucap Dinda yang mengamati setiap sudut sekolah yang begitu mewah dan besar.
"Bener, sekolah ini luar biasa mirip kayak sekolah luar negeri yang pernah aku liat di televisi" ucap Claudia.
"Haha bener kayak sekolah di Inggris ya, tapi mungkin disini kita sebagai kaum beasiswa bakalan sulit berbaur dengan anak anak orang kaya itu" ucap Dinda yang lesu.
"Kamu bener, kita bakalan jadi tak terlihat di mata mereka, apalagi kita cuman beasiswa dan tak punya kuasa apapun, pasti nanti bakalan ditindas sama orang yang berduit.
"Sebaiknya kita harus fokus tujuan kita dan sebisa mungkin hindari mereka orang orang yang punya kuasa disini" ucap claudia.
"Okey captain"
Mereka berdua menikmati makan bersama, tanpa halangan dan gangguan sedikit pun, Claudia berharap agar kedepan nya dia tak terkena masalah selama sekolah disini.
Sedangkan di sisi lain seorang wanita paru baya tengah menangis pilu memikirkan hal yang membuat keluarga nya terpecah belah seperti ini.
"Daddy , aku berharap suatu hari nanti putri kita akan ketemu dad" ucap wanita paru baya itu dengan nada pilu nya.
"Kenapa kau menangis sekarang? Bukan nya itu semua salah mu, dan karena keegoisan mu membuat putri ku hilang , sampai 16 tahun ini ga ketemu!! Ucap sang suami dengan penuh ketegasan.
"Tapi dad juga ga bisa salahin mommy, Anak kita hilang karena dad juga sibuk terus kan, sampai penjahat itu datang dan menculik putri ku itu.
"Aku lelah berdebat dengan mu, seharunya kau introspeksi diri, gara gara menyelamatkan anak angkat mu itu, kau mengorbankan putri kandung mu!! Ucap pria paru baya itu yang menatap tajam sang istri.
"Akibat perbuatan mu juga ,putra ku tak pernah mau pulang ke rumah nya sendiri, kenapa kau begitu egois Dira" ucap nya dengan nada membentak.
"Dad bukan maksud _
Malas berdebat dan ujung ujungnya berantem, membuat pria paru baya itu pergi keluar dan kembali ke kantor.
Hari hari nya sibuk dengan mengurus kantor, karena terlalu kecewa dengan tindakan dan sifat sang istri.