Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.
Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.
Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.
Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.
Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?
Simak terus disini, yah! 🖐️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarah Cukup
" Ada apa Abi, kenapa kau kembali sendiri? ". tanya Ibu, yang disampingnya telah berdiri Ibu mertua-ku. Ia menatapku, sebab aku hanya diam saja.
" Abi, dimana Sarah? ", lanjut tante Elena Rosalina, ibunda Sarah.
" Dia tidak ada bu ". kataku.
" Apa maksudmu tidak ada? ", ujar keduanya hampir bersamaan.
Melihat aku tidak menjawab dan diam saja, Ibu memanggilkan Jackson untuk mencari Sarah.
" Dia tidak ada, Bu. Sarah tidak ada disini, dia pergi meninggalkan aku ", bentakku pada keduanya.
Aku menjelaskan pada mereka jika Sarah sudah pergi ke Jepang, aku sudah berusaha menahannya tapi ia tetap pergi dan tidak mempedulikan panggilanku. Air mataku tumpah seketika, lemah sekali rasanya aku menjelaskannya dengan terisak.
Sementara orang-orang sibuk melihat ke arah kami dan juga ikut mempertanyakan situasi yang sedang terjadi. Suasana menjadi riuh saat seseorang mengatakan jika mempelai perempuannya telah melarikan diri, ada yang bahkan terang-terangan mengatakan jika pernikahan ini adalah paksaan.
Jangan tanya bagaimana perasaanku, aku hancur dan ini memalukan. Sesuatu yang aku bangun susah payah seperti tidak ada artinya lagi sekarang.
Tamu undangan sebagian memilih meninggalkan gedung acara dan sebagian lagi masih tetap melihat kericuhan acara ini.
" Sepertinya mempelainya tidak mendengarkan khotbah yah tadi ", ucap para tamu.
" Iya benar, mereka bahkan tidak tahu hakikat pernikahan dan menjadikannya seperti permainan ". tambah lainnya.
" Benar sekali, pernikahan mewah tidak menjamin semuanya akan lebih baik, dan bertahan! ". Ibu Luna meminta Jack untuk membubarkan orang-orang itu dan memohon pada mereka semuanya agar tenang.
Ibu meminta ku agar menghubungi Sarah kembali dan meminta ia segera kembali. Tapi aku mengatakan jika itu akan percuma karena mungkin sekarang Sarah sudah terbang dan sudah meninggalkan Jakarta.
Aku tahu Ibu cukup geram akan hal ini, tapi jangan tanya bagaimana perasaanku, aku jauh lebih kacau di banding siapapun.
Aku sudah mempersiapkan ini jauh-jauh, tapi Sarah sepertinya tidak peduli, ia memilih tidak peduli dan acuh, seolah ini hanyalah soal kami saja, ia tidak memikirkan dampaknya lebih jauh lagi.
Bagaimana tanggapan orang-orang pada keluarga kami. Aku terduduk seolah lepas kendali, kekuatan sebelumnya seolah tenggelam, aku terisak sejadi-jadinya.
Sementara orang-orang sebagiannya sudah pergi, Ibu sibuk berdebat dengan Tante Elena. Memperdebatkan siapa yang akan bertanggung jawab akan hal ini. Siapa yang salah, juga meminta ganti rugi pada pihak keluarga wanita.
Entahlah pikiranku sedang tidak disana, bagaimana bisa ia menghancurkan semua nya dengan mudah? Semua yang sudah aku tata dengan rapi, ia menghancurkannya seolah tidak peduli.
Aku masih tidak mengerti, mengapa ia memutuskan sesuatu bahkan tidak bertanya lebih jauh. Hanya karena ia diminta kesana, ia langsung kesana.
Ibu menuntutku pulang, tapi aku melepaskan tangannya. Aku meminta mereka pergi dulu, dan aku sedang ingin sendirian saja. Ibu meninggalkanku beserta semua orang disini.
Aku meratapi semua hiasan yang dibuat. Tidak, rasanya baru saja kami memilih tema pernikahan, juga baru saja kami fitting gaun pernikahan, menentukan jenis menu yang akan di siapkan di acara penting kami.
Aku tersenyum sekilas, bagaimana bisa seseorang menghancurkan semuanya dalam satu detik? Tamu yang datang dari jauh mengeluh jika mereka hanya membuang-buang waktu. Mereka tidak tanya bagaimana perasaanku.
Salah seorang petugas menghampiriku, ia menjelaskan jika ia akan segera membereskan dekorasi ruangan dan segala yang berkaitan dengan wedding organizer, juga menarik kembali catering yang sudah di persiapkan. Ia memintaku segera meninggalkan ruangan ini.
Aku berjalan sendirian ditengah gelapnya malam. Aku benci hari ini. Harusnya sekarang aku tengah berbahagia bukan? Seharusnya sekarang aku terlihat tampan dengan jas dan kemeja putih khas pengantin. Tapi ini sangat menyedihkan, aku tidak bisa membohongi diriku jika aku sedang tidak baik.
Tapi apa aku sekarang, aku seperti sekarat dan sudah tidak ada harapan lagi. Aku berjalan sempoyongan dengan Al-koh*l di tanganku. Ini pertama kalinya aku minum minuman keras ini. Harusnya ini bisa menghilangkan kesadaranku. Tapi apa ini, aku bahkan mengingat semuanya dengan jelas.
***
Sebuah Mobil berhenti tepat di hadapan kami, itu Akari. Akari cukup terkejut melihat kedatanganku, sebab yang ia tahu, sekarang aku harusnya sedang melakukan acara pernikahanku.
Aku menjelaskan semuanya pada Akari, ia cukup terkejut dan menjelaskan jika ia dirinya tidak kenapa-kenapa.
Aku menangis sejadi-jadinya, dan memberi tahu nya jika aku meninggalkan acara pesta pernikahanku agar bisa sampai kesini, aku bahkan menolak Abi ketika dia mengatakan jika aku bisa kesini besok pagi.
Akari melihat ke arah kakaknya dan memberikan tamparan yang sama persis seperti yang aku lakukan. Ia memaki kakaknya itu. Ia juga meminta maaf padaku atas semua yang telah terjadi.
" Anata wa kurutte iru yodesu. Watashi wa anata go otosan no yona subarashi hito ni naru to omotte imashita. Keep playing with your bastard friends, and tomorrow you'll be trash ".
(Kamu sepertinya sudah gila, aku pikir kau sudah menjadi lelaki hebat seperti Ayah. Teruslah bermain dengan teman bajinganmu, dan besok kau akan menjadi sampah), ujar Akari dengan tegas. Ia mengatakan itu ke dalam bahasa inggris karena kebanyakan teman Hikari adalah bule eropa.
" Look, you guys are good boys. Association makes you not even know your own worth. You know, Sara is getting married today. Because of you she left the show because she was really worried. Do you know the meaning of marriage? Oath in it? Sara did that, and now she's gone. You guys think about how the groom?! ".
(Dengar, kalian adalah pemuda baik-baik. Pergaulan membuat kalian bahkan tidak mengenal nilai diri kalian sendiri. Kau tahu, Sara akan menikah hari ini, karena kalian ia meninggalkan acaranya karena ia benar khawatir. Kalian tahu arti pernikahan? Sumpah di dalamnya? Sara melakukan itu, dan sekarang ia pergi. Kalian memikirkan bagaimana mempelai prianya?!). tambah Akari.
" Hikari. Otosan ni hokoku shimasu. Konkai wa, anata no kodo wa seito-ka sa remasen. Sa, Sara, koko kara deteike! ".
(Hikari, aku akan melaporkanmu pada Ayah. Kali ini, tindakanmu tidak di benarkan. Ayo Sara, pergi dari sini). Ajak Akari menarik tanganku membawaku pergi dari sana.
Akari tidak berhenti meminta maaf atas tindakan kakaknya. Ia tidak tahu jika Hikari membawa lari ponselnya hanya untuk melakukan hal serendah itu.
" I'm sorry, Sara! ", ungkapnya sekali lagi, aku hanya tersenyum getir. Apa boleh buat? Ini bukan salahmu Akari.