NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:622.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 - SANG PEBINOR

Setelah selesai belanja dan ngerumpi sebentar, Melisa pun kembali ke rumah nya. Namun, ternyata Arvin sudah berada di rumah nya, ya tepat nya di dapur. 

"Sayang, kok lama?" Tanya nya manja, membuat Melisa memutar mata nya jengah. Image cowok cool yang selama ini di bangun nya meleleh sudah jika sudah di hadapan Melisa. 

"Habis ngobrol dulu sama ibu-ibu, sekalian beli koyo." Jawab Melisa sambil meletakan barang belanjaan nya di meja makan. 

"Beli koyo, buat apa yang?"

"Pinggang aku sakit, gak usah pura-pura gak tau deh. Ini kan ulah kamu semalam." Ucap Melisa sedikit ketus.

"Hehe, ya habis nya enak, yang. Kamu gak suka ya? Tapi semalem kamu menjerit keenakan kok, jadi gak mungkin kalo bilang gak suka." Arvin tersenyum nakal menatap Melisa yang sedang memasukan belanjaan nya ke dalam kulkas. 

"Udah, gak usah mesuum terus. Tuh pilihin kacang ijo nya." 

"Di pilihin apa nya, yang?" Tanya Arvin kebingungan. Melisa pun menuang kacang itu ke dalam wadah dan memberikan nya pada Arvin, pemuda itu menerima nya namun belum tahu apa yang harus dia lakukan. 

"Pilihin, kali aja ada batu atau kerikil."

"Ohh, oke sayang." Jawab Arvin, dia pun menurut memilah kacang ijo dari batu atau kerikil. Sedangkan Melisa, dia memasak untuk sarapan. Meskipun dia tak boleh berharap akan kepulangan suami nya, tapi tetap saja dia harus memasak untuk berjaga-jaga kalau seandainya dia pulang nanti.

"Yang, masak apa sih? Wangi banget." Tanya Arvin, pemuda itu bangkit dari duduknya dan memeluk Melisa dari belakang, sambil menduselkan wajah nya di ceruk leher Melisa. 

"Ayam balado, kamu mau? Aku udah lebihin masak nya, buat kita." 

"Iya sayang, kamu wangi sekali." Ucap Arvin, dia terus mengendus aroma manis yang menguar lembut dari tubuh Melisa. Aroma yang membuat nya ketagihan untuk terus mengendus nya.

"Apa wangi nya gak bercampur sama aroma masakan, sayang?"

"Tidak, aroma mu berbeda sayang." Jawab Arvin serak di telinga Melisa, membuat wanita itu melirik ke arah Arvin yang menatap nya dengan tatapan sayu.

"Kenapa lihatin aku kek gitu?" Tanya Melisa, jujur saja dia sudah merinding sendiri melihat tatapan pemuda itu padanya.

"Cantik, kamu cantik." 

"Aku cantik karena aku perempuan, sayang." 

"Tapi, kamu cantik nya itu beda, sayang." Jawab Arvin sambil mengecup pipi kanan Melisa.

"Beda gimana?"

"Aku gak tau, tapi aura kamu beda aja cantik nya, dari awal aku lihat kamu aku udah sadar kalo kamu cantik." 

"Kucel gini di bilang cantik, gimana kalo aku dandan ya? Bisa-bisa kamu klepek-klepek nanti." Celoteh Melisa, membuat Arvin terkekeh.

"Sekarang aja aku udah klepek-klepek sama kamu, pelet kamu terlalu kuat sayang." 

"Seperti nya, aku sudah jatuh ke dalam pesona mu juga." Lirih Melisa membuat wajah Arvin berbinar cerah.

"Baguslah." Jawab Arvin, dengan gemas dia mereemas buah kenyal milik sang wanita lalu kembali duduk.

"Kamu ini, suka banget bikin aku basah!"

"Sengaja, biar gak nyaman kan. Siapa tahu aku bisa dapet jatah siang hari kan?" Jawab Arvin tersenyum genit.

"Gak ada, kalau besok sih mungkin iya." 

"Nahh, besok deh dua ronde." Jawab Arvin membuat Melisa melotot, yang benar saja dia ronde. Satu ronde nya dua jam, berarti dia harus rebahan selama empat jam lama nya? Astaga.

"Kalo satu ronde nya aja dua jam, aku rasa satu ronde juga cukup deh." 

"Yaahh, gak asik kalo cuma satu ronde." Keluh Arvin sambil cemberut, membuat Melisa gemas lalu mencubit pipi nya.

"Lihat aja besok ya? Kalau aku gak kuat, jangan maksa, oke?"

"Oke, sayang. Ini kacang ijo nya udah bersih, terus di apain?" Tanya Arvin sambil memperlihatkan kacang ijo yang sudah dia pilih tadi.

"Tolong kasih air ya, kalau ada yang ngambang di buang aja." Arvin mengangguk, lalu mengisi baskom dengan air.

"Yang, semua nya ngambang. Di buang nih?" Tanya Arvin sambil memperlihatkan kalau memang semua kacang ijo nya itu mengambang saat di beri air. Melisa terkekeh, sambil menepuk pelan lengan Arvin.

"Di bilas dulu dong, sayang. Kalo cuma gini ya emang bakal ngambang semua, kamu ini ada-ada aja." 

"Ohh gitu ya, mana aku tahu. Cuma di suruh kasih air doang kan." Arvin terkekeh mendengar wanita cantik itu mengomeli kelakuan nya.

"Udah nih, kemanain?"

"Masukin ke panci." Arvin menurut dan memasukan kacang ijo yang sudah di bersihkan itu ke dalam panci berisi air mendidih, namun karena tak hati-hati air panas itu menyiprat ke tangan nya.

"Awhss.." Arvin meringis sambil meniup-niup lengan nya.

"Lho, kamu kenapa yang?" Tanya Melisa sambil mendekat. 

"Air nya nyiprat, sayang." Jawab Arvin dengan manja.

"Mana, sini lihat?" Arvin mengulurkan tangan nya yang terlihat memerah, Melisa langsung pergi ke kamar mandi dan mengambil pasta gigi, lalu mengoleskan nya di sekitar tangan Arvin yang terkena air panas.

"Biar apa di kasih ginian, yang?"

"Biar dingin, sayang. Kalo gak di kasih pasta gigi, nanti kayak balon." 

"Ohh kayak balon ya, makasih ayang." Melisa hanya menganggukan kepala nya, dia pun kembali memeriksa apa pekerjaan Arvin benar atau tidak, setelah memastikan nya dia pun mulai mengiris gula merah dan juga menggeprek jahe. 

"Pake jahe nya agak banyakin yang, biar semakin enak."

"Iya, sayang." Melisa pun menurut dan menambahkan jahe nya, agar lebih hangat nanti pas matang.

"Yang.."

"Iya, kenapa?"

"Laper deh, kamu tega belum ngasih calon suami mu ini makan."

"Astaga, sayang. Maaf banget, aku lupa. Ayo makan ya." Ajak Melisa, dia langsung melayani Arvin layaknya seorang istri pada suami nya. Kedua nya pun makan dengan lahap, sesekali Arvin melempar rayuan maut yang membuat Melisa terus merona saat sedang makan. Tingkah Arvin memang selalu unik dan hal itulah yang membuat Melisa menyukai sosok nya sebagai pria.

Setelah selesai makan, Melisa pun mencuci piring nya seperti biasa, lalu mengecek apakah kacang ijo nya sudah lunak atau belum. Setelah memastikan nya, Melisa pun melanjutkan dengan menambahkan gula dan jahe yang tadi sudah dia geprek lebih dulu. 

"Yang, aku pulang dulu ya? Ada kerjaan dikit, kalo kangen kamu ke rumah aja."

"Iya, sayang. Jangan di kunci pintu belakang nya." 

"Siap, sayang. Kamu juga ya." Ucap Arvin sambil membelai lembut wajah cantik Melisa. Wanita itu mengangguk patuh, Arvin mengangkat dagu Melisa dan mencium bibir nya dengan mesra. Melisa juga membalas perlakuan Arvin dengan melingkarkan tangan nya di leher kokoh Arvin, sedangkan kedua tangan Arvin berada di pinggang ramping Melisa. 

"Aku pulang dulu ya, sayang." 

"Iya, sayang." Arvin pun mengecup singkat kening Melisa, lalu pergi keluar dari rumah wanita cantik itu. Melisa juga menatap kepergian pria tampan itu dari pintu. 

"Lagi ngapain disitu?" Tanya seseorang yang membuat Melisa seketika terkejut.

"M-as, kapan pulang?"

"Apaan sih, kok wajah mu pucat kek gitu? Kayak habis lihat hantu aja. Lagi liatin apaan disitu?" Tanya Dion ketus. 

"Enggak, tadi ada suara kucing pas aku lihat kok gak ada." Jawab Melisa beralasan. Beruntung nya, Arvin sudah sampai ke rumah nya. Kalau tidak, wahh bisa berbahaya. 

"Makan sama apa? Lapar."

"Ayam balado." Jawab Melisa sambil mengeluarkan makanan dari lemari makan. 

"Siapkan, aku lapar." Ucap Dion, Melisa pun melakukan nya. Meski dalam hati dia ngedumel karena perilaku suami nya tak berubah. 

'Ckkk, kenapa gak makan di tempat selingkuhan mu aja, Mas? Aku doain, tersedak kamu Mas!' Batin Melisa sambil membuatkan kopi. 

Namun, seperti nya Tuhan mendengar doa yang di panjatkan Melisa dalam hati nya, baru saja menyeruput kopi di dalam cangkir, Dion tersedak hingga semua makanan yang berada di mulut nya muncraat kemana-mana. Wajah nya memerah karena batuk yang tak kunjung reda juga, Melisa pura-pura kaget dan langsung memberikan air minum. 

Dion meminum nya dengan sekali tegukan hingga tandas. Melisa tersenyum jahat, doa nya benar-benar di kabulkan. Seperti nya, Tuhan pun tahu untuk mengabulkan doa yang mana lebih dulu. Seperti kata pepatah kalau doa orang yang terdzolimi akan selalu di kabulkan, dan inilah hasilnya. Meskipun, Melisa harus membereskan semua nya nanti tapi tak masalah.

"Dari mana aja, Mas? Jam segini baru pulang." Tanya Melisa lirih sambil mengelap meja yang berantakan karena ulah Dion yang tersedak tadi.

"Dari sekolah."

"Masih ada acara kemah, Mas?" Tanya Melisa. 

"Hmmm, masih beberapa hari lagi. Namun, sekarang tugas Mas lagi di ganti jadi bisa tidur di rumah." Jawab Dion membuat Melisa sedikit terkejut, artinya dia takkan bisa tidur dalam dekapan hangat Arvin malam ini.

"Tapi, kata Bu Amel sama Bu Ratmi, katanya di lapangan yang dekat sekolah gak ada acara apa-apa."

"Kalau gak lihat sendiri, gak usah so tahu." Ketus Dion, lalu pergi meninggalkan Melisa sendirian di dapur. Wanita itu tersenyum kecil, baru di tanya seperti itu saja sudah ngegas. Gimana kalo sampai dia menunjukkan bukti yang waktu itu sempat di rekam oleh ponsel Arvin, mati kutu sudah.

"Kita lihat, sampai dimana kamu bisa menyembunyikan bangkai mu itu, Mas. Serapat-rapat nya kamu menyimpan perselingkuhan kamu, pada akhirnya akan ketahuan juga." Gumam Melisa, dia tersenyum smirk. Mata nya menatap lurus ke depan, yakni ke punggung Dion yang berjalan semakin menjauh dari tempat nya duduk saat ini.

......

🌻🌻🌻🌻🌻

1
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
Rini Haryati
bagus
Aya'Na Soraya
Jeleeeeek
siapa aku: Waduuh... org baru mampir 😅
total 1 replies
Umiati Ati
rebut aja Vin....,buat Melisa bahagia
Umiati Ati
hahaha muka pas-pasan senjata mungil ,suka kdrt lagi .... hadeeh
Nimas Kartika Sari
Luar biasa
Crystal
Bisa2nya celana dalam ketinggalan. Berarti Dion pulang ga pake CD dong😂
Crystal
Ga ngaruh kali Thor, lubang pipis beda sm lubang yg dimasukkin Arvin
Crystal
Lahhh Melisa juga bekas orang loh, Vin. Ya meskipun bekas suaminya sendiri.
Crystal
Astaga mungil, biasanya kan keras besar panjang. Ngakak, Thor😂😂
Fhebrie
di tunggu season duanya
Istrinya Jungkook🌻: season keduanya sudah launching ya dengan judul Ayunda, Istri Rahasia Presdir☺️
total 1 replies
Fhebrie
nangis terharu aku Thor seneng lihat arvin baik sama papahnya
Fhebrie
akhirnya tak kirain papa daren cm pura pura baik ga taunya tulus juga
Fhebrie
iy Thor bener karna sebelumnya masih menunjukan seorang Muslim tp di pernikahan kayak non muslim
Fhebrie
dulu istrinya daren kan juga orang biasa
Fhebrie
makin kesini alurnya dr cara nikahnya ini aturan non islam ya Thor... dr bab sebelumnya kan pernah menyebutkan KUA juga klo ga salah
Fhebrie
nah gitu dong pak daren... anak cm satu otomatis mentingin kebahagiaan anaklah.. harta juga sdh banyak mau apa lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!