Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
?" Panggil gavi, yang saat ini tengah berdiri tak jauh dari qaila yang tengah sibuk dengan tumpukan kertas milik nya di sofa pojok dekat meja makan.
Qaila sengaja duduk disana, dirinya tidak ingin terganggu oleh gavi jika laki laki itu pulang.
" Hem," balas qaila singkat tanpa melirik gavi.
Gavi yang melihat qaila mengabaikan nya pun jadi merasa bersalah, laki laki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan berusaha mencari cara agar qaila tidak mendiami nya.
" Lagi ngerjain apa? Mau gue bantu?" Tanya gavi, berjalan mendekati qaila.
" Stop!" Ucap qaila menatap tajam gavi, dengan cepat qaila membereskan semua barang barang nya sebelum gavi melihat nya.
Melihat qaila yang langsung membereskan semua barang barang nya membuat gavi mengernyit kan dahi nya bingung.
" Kenapa di beresin?" Tanya gavi kini langsung mendudukan dirinya di samping qaila.
" Udah selesai," balas Qaila berbohong.
Gavi melirik tumpukan kertas yang ada di pangkuan qaila, sedikit penasaran dengan kegiatan gadis itu.
" Gue-"
" Gue mau kita pisah kamar!" Ucap qaila cepat, sebelum gavi menyelesaikan ucapannya.
Gavi menghela nafasnya, mendengar ucapan qaila membuat pikiran nya kembali semakin merasa bersalah kepada perempuan itu.
" Di apartemen ini cuma ada satu kamar qai" ucap gavi dengan suara lembut.
" Gak masalah, gue bisa tidur di sofa ini." Balas qaila cepat.
"Gak, gue gak ijinin." Ucap gavi cepat.
" Lo gak usah ngatur ngatur gue bisa gak sih?" Kesal qaila.
" Oke, gue minta maaf!" Ucap gavi menatap qaila dengan serius.
" Kita bicarain masalah ini pelan pelan oke!" Ucap gavi.
" Gue minta maaf, untuk yang lo lihat tadi disini. Gue sama aqila gak lagi ngapa ngapa in, gue cuma nolongin dia rambutnya ke sangkut." Jelas gavi dengan gugup.
" Gue gak tau dia bakalan ke apartemen ini dan gue sama dia-"
" Balikan?" Potong qaila cepat sambil tertawa sinis kearah gavi.
" Pliss, Jangan potong ucapan gue dulu. Dengerin!" Ucap gavi.
" Gue sama aqila itu gak janjian sama sekali." Lanjut gavi.
" Sumpah, gue gak peduli gav. Mau lo janjian sekalipun di belakang gue diem diem, gue gak akan ikut campur!" Ucap qaila dengan nada tegas.
" Gue tau, hubungan lo sama aqila belum selesai. Gue tau lo masih sayang sama kakak kembar gue, hubungan lo sama dia terpaksa hancur karena perjodohan ini. Dan.." qaila menjeda ucapan nya, menarik nafasnya dalam dalam.
" Gue liat lo di cafe kemarin sama aqila, itu cukup jadi bukti buat gue kalo lo berdua masih sama sama sayang."
Gavi menelan salivanya dengan susah payah, tidak menyangka jika qaila akan mengetahui pertemuan nya dengan aqila kemarin.
" Untuk itu, ayok kita selesai secara baik baik gav." Ucap qaila dengan tatapan terluka.
Gavi bisa melihat sorot mata qaila yang memperlihatkan kesedihan gadis itu, bahkan qaila saat ini menumpahkan air matanya.
" Gak!" Ucap gavi cepat.
" Lo egois!" Ucap qaila tak bisa menahan air matanya lagi untuk tidak keluar.
" Dengerin gue dulu!" Ucap gavi memegang kedua tangan qaila.
" Gue tau ini sebuah kesalahan, tapi pliss untuk saat ini bertahan dulu sama hubungan kita ya." Ucap gavi dengan suara lembut tapi terdengar begit egois di telinga qaila.
" Lo gak bisa egois kayak gini gavi, gue juga punya masa depan. Gue punya cita cita, lo mau gue bertahan dan mengorbankan semuanya terus setelah itu lo bisa mengakhiri hubungan ini sesuka hati lo?" Ucap qaila membuat gavi terdiam.
Bukan ini maksut gavi, gavi hanya tidak ingin qaila di ketahui keberadaan nya oleh aksa. Gavi takut qaila menjadi korban aksa, gavi ingin melindungi qaila tapi tidak bisa memberitahukan kebenaran nya.
" Bukan itu maksut gue qai!" Ucap gavi, yang langsung membawa tubuh qaila ke dalam pelukannya.
Hati gavi tak tega melihat qaila menangis pilu di depannya, sedangkan sebab tangis gadis itu karena ulah nya.
" Lepasin gue gav!" Ucap qaila berusaha memberontak dari dekapan gavi.
" Syuttt!"
" Jangan protes, diem dan tenangin diri dulu. Kita bicara lagi kalo kamu udah tenang." Ucap gavi yang entah sadar atau tidak mengganti panggilan nya.
Qaila ingin kembali melayang kan protes, tapi hatinya tidak bisa. Sebab dirinya juga membutuhkan pelukan dan sosok yang bisa menjadi sandaran untuk nya.
" Maafin gue qai, gua gak tau harus ngelakuin apa." Batin gavi sambil mengusap usap punggung qaila.
Setelah cukup lama peluk an itu terjalin, kini qaila sudah bisa tenang. Gavi pun mulai melerai pelukannya dan menatap wajah qaila yang sembab.
" Aku ambil minum dulu, kamu tetep disini." Ucap gavi, lalu beranjak mengambil air dingin untuk qaila.
" Minum dulu." Gavi menyodorkan air yang dia ambil dan langsung di terima oleh qaila.
" Makasih," balas qaila dengan suara lirih.
" Bisa kita lanjutin yang tadi?" Tanya gavi, dan langsung di angguki oleh qaila.
" Aku minta maaf, karena udah ngelibatin kamu sampe sajauh ini. Bisa kita berdamai dan jadi teman mulai sekarang?" Ucap gavi sungguh sungguh.
Qaila tak paham dengan maksud pembicaraan gavi, tapi dirinya tetap menganggukkan kepalanya dan menerima permintaan pertemanan dari laki laki itu.
" Mulai sekarang kita temenan,oke!" Ucap gavi tersenyum manis kepada qaila.
" Karena kita udah jadi temen, aku mau jujur sama kamu." Ucap gavi sambil menarik nafasnya dalam dalam.
" Buat yang kamu lihat kemarin di cafe, itu memang bener tapi mungkin kamu gak lihat sampai akhir." Ucap gavi.
" Gak penting liat orang pelukan!" Cicit qaila pelan, membuat gavi meringis takut.
" Maaf, tapi aku gak bermaksud kaya gitu. Jadi sebenarnya.."
Gavi pun mulai menceritakan semuanya dari awal hingga masalah balapan yang terjadi antara dirinya dan aksa.
" Aku gak bermaksud nyakitin kalian berdua, awalnya aku emang udah putusin aqila secara baik baik di depan mama dan papa dan mencoba untuk menjalani pernikahan kita, tapi semakin aku coba ternyata gak gampang. Ternyata emang susah lupain orang yang masih kita cintai, dan alasan aku ngasih aqila kesempatan karena aku gak mau aqila jadi korban aksa begitu juga kenapa aku pertahanin kamu."
" Kamu istri aku sekarang, udah pasti prioritas utama aku kamu. Aku juga gak mau sampe kamu jadi sasaran aksa, gak ada yang tau kalo aqila punya kembaran aku pun awalnya syok pas tau aqila kembar." Jelas gavi terpaksa harus berkata jujur kepada qaila.
Jujur qaila sakit hati mendengar perkataan gavi, karena lagi lagi dirinya lah yang menjadi batu tumpukan saat ini.
Tapi disisi lain, qaila juga tidak tega jika sampai aqila menjadi korban laki laki yang hanya ingin mencicipi tubuh kembarannya saja.
" Kita udah berteman, boleh aku minta kerjasama untuk yang satu ini?" Tanya gavi menatap qaila penuh harap.
Marah, sakit, rasanya campur aduk. Tapi qaila tak tau bagaimana caranya mendefinisikan perasaan saat ini.
" Gue gak mau ngorbanin masa depan gue untuk hal ini gav, gue kasih waktu tiga bulan. Dan setelah itu gue anggep hubungan kita selesai." Balas qaila yang tidak mau mengambil resiko apa pun untuk masa depannya.
" Oke!" Balas gavi langsung memeluk qaila saking senang nya.