Hanya cerita fiksi
Tidak terkait dengan agama manapun
maaf jika ada yang kurang berkenan 🙏
Bella Amanda awalnya adalah gadis cantik yang begitu periang. Tapi sikapnya lambat laun berubah ketika orang-orang membandingkan dirinya dengan adiknya sendiri yang katanya lebih cantik, lebih pintar dan lebih segala-galanya.
Bukan hanya itu Bella juga harus menelan pil pahit saat suaminya dengan tega bermain belakang dengan Belinda, adiknya sendiri dan diharuskan menikah.
Sanggupkah Bella tetap bertahan dengan pernikahannya atau memilih menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon airarahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Erlan
Erlan kembali ke Mina menggunakan penerbangan terakhir. Saat sampai di rumah, Belinda sudah tertidur dengan lelapnya. Erlan menghela nafas berat setiap dia melihat Belinda. Akan selalu timbul penyesalan bila dia melihat wajah istrinya. Hanya karena cinta sesaat dia harus kehilangan istri dan anak yang begitu dia cintai. Tidak ada yang tahu bahwa Erlan rutin ke Psikiater untuk berkonsultasi. Dia mengalami gangguan tidur dan juga gelisah yang terus menerus menghantui dirinya.
Erlan bergegas membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur. Rasanya dia ingin sekali memeluk Bella saat ini tapi sayangnya itu sudah tidak mungkin terjadi. Selesai mandi Erlan tidak jadi tidur yang dia lakukan adalah duduk di balkon sambil merenung. Erlan kembali mengingat kenangannya bersama Bella dulu. Bella yang setiap pagi membangunkannya dengan mesra dan menyiapkan makanan yang enak untuk sarapan. Sekarang Belinda juga melakukan hal yang sama tapi entah kenapa Erlan merasa ada yang kurang. Erlan merasa hidupnya tidak sempurna lagi.
Erlan putar musik di alat pemutar lagu miliknya dan mendengarkannya menggunakan headset agar tidak mengganggu Belinda yang sedang tertidur. Erlan naikkan kakinya di kursi panjang itu hingga posisinya sangat nyaman untuk mendengarkan lagu.
Banyak lagu yang dia dengarkan hingga tanpa sadar air matanya menetes saat mendengarkan lagu yang sangat sesuai dengan perasaannya saat ini.
Kalau harus ku mengingatmu lagi
Aku takkan sanggup dengan yang terjadi pada kita
Jika melupakanmu hal yang mudah
Ini takkan berat, takkan membuat hatiku lelah
Kalah, kuakui aku kalah
Cinta ini pahit dan tak harus memiliki
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu
Jika melupakanmu hal yang mudah
Ini takkan berat, takkan membuat hatiku lelah
Panjang perjalanan yang harus kulalui
Merelakanmu
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu, ho-uh-oh
Wo-uh-oh
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu, oh-oh
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu
Lagu Mesin Waktu dari Budi Doremi.
“Aku menyesal Bella, Harusnya aku tidak melakukan kesalahan ini. Maafkan aku” gumam Erlan masih dengan meneteskan air mata.
Erlan terus merenung hingga tidak terasa pagi pun sudah mulai menampakkan sinarnya.
“Aku harus menemui psikiater lagi” gumam Erlan pelan sekali.
“Mas… kamu sudah bangun?” tanya Belinda menghampiri Erlan yang duduk di balkon.
Erlan hanya menganggukkan kepala. Tidak mungkin dia bilang belum tidur semalaman.
“Hari ini aku ada kuliah, mas bisa anterin aku gak?” tanya Belinda sambil melingkarkan tangannya di leher Erlan. Dia juga mencium pipi Erlan dengan gemas.
Erlan kembali menganggukkan kepalanya.
“Terima kasih” ucap Belinda tersenyum.
Belinda kemudian mengecup bibir Erlan sebagai ungkapan rasa senangnya karena Erlan mau mengantarnya ke kampus.
Bukan Belinda tidak tahu, dia bisa menyadari kalau Erlan tidak mencintainya seperti Erlan mencintai Bella. Cara penyampaian rasa cinta Erlan pada Bella begitu nyata, sorot matanya ketika menatap Bella pun begitu jelas terlihat. Tapi Belinda menutup mata akan hal itu. Dia ingin egois karena dia begitu mencintai Erlan.
“Maaf kak… Maaf karena aku sudah merebut Mas Erlan dari kakak” ucap Belinda dalam hati bila dia mengingat Bella.
Bersambung...