Maxim yang memiliki putri angkat bernama Arabella yang sudah di asuh nya mulai dari 10 tahun lalu hingga kini Arebella telah lulus sekolah menengah atas malah jatuh cinta kepada kepada putri angkat nya sendiri bagaimana kisahnya yuk Ikuti jejak nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Max baru sampai tepat pukul 9 pagi.
"Apa benar ini alamat nya Michael?" tanya Max menatap sekelilingnya yang dipenuhi dengan kebun teh
"Iya, Tuan. Ini adalah alamat Nona Bella" Angguk Michael dengan pasti. Ia kemudian melihat handphone nya kembali memastikan alamat yang tertera tentang Bella.
"Apa ini Michael!! jalannya masih rusak." gerutu Max.
Max juga belajar bahasa indonesia hanya 24 jam saja. Itu pun Max belajar saat dalam perjalanan. Ia harus bisa bahasa indonesia karena memang ia tak bisa berbahasa Indonesia. Kalau dulu ia ke indonesia pasti akan punya penerjemah. Tapi ini di kampung, di pelosok desa. Bahkan jalan pun masih rusak untuk masuk ke kampung ini.
Walaupun begitu, alam nya begitu indah. Hawa nya pun masih sejuk dan begitu segar. Tidak seperti di kota banyak polusi.
Tapi semakin lama, dada Max semakin berdetak dengan cepat, entah apa alasannya. Semakin tak tenang juga Max. Ia begitu gelisah untuk saat ini. Mereka pun sudah mulai memasuki perkampungan.
"Berhenti" Ucap Max tiba-tiba. mata nya menatap lurus kedepan. Kini ia dengan jelas melihat seorang wanita dengan kerudung coklat dan seorang anak kecil yang sedang berjualan.
Air mata Max tidak tertahan langsung luruh begitu saja. Itu adalah gadisnya, Bella Humairah kekasih hatinya. Kini berjualan keliling untuk bertahan hidup.
Max tanpa sadar melangkah kan kakinya ke arah Bella. Wanita itu dulu adalah anak yang tidak bisa apa-apa dengan di penuhi oleh harta. Bahkan ia tak membiarkan Bella memasuki dapur takut wanita nya capek atau terluka.
Tapi ini, di bawah terik matahari yang begitu panas, ia melihat sendiri bagaimana penampilan Bella yang jauh dari kata seorang princess. Bella pun tak seputih dulu tapi tetap cantik.
Hati max teriris perih, bagaimana bisa Bella disini berjuang hidup sedangkan ia mempunyai harta melimpah. Ini sakit sangat sakit, sakit ini melebihi yang di sayat-sayat tubuh nya.
Ada salah satu pembeli yang membeli kue mereka dan anak itu lah yang membungkus nya. Max juga melihat Bella menyeka keringat nya yang bercucuran.
"Om mau beli apa?" tanya Arsen yang melihat kedatangan Max. Sedangkan Bella tidak melihat karena ia sibuk melayani pembeli nya yang lain.
"Eh? mau beli..." Bella langsung terkejut melihat siapa yang ada di depan matanya, kue yang di pegang nya langsung terjatuh begitu saja ke tanah.
"Sayang..."
Brukkk...
Max langsung bersimpuh di depan Bella. Ia tak peduli jika kaki nya terbentur ke batu. Itu tak sebanding dengan melihat Bella yang begitu sangat miris.
"Daddy..." lirih Bella tak percaya. Bella syok melihat Max. Mulut nya pun masih terbilang dengan mata nya membulat.
"Hiks...hiks..apa yang terjadi dengan mu sayang? Bella" Max menangis begitu pilu tak tertahan lagi. Max memeluk Bella dengan posisi Max masih bersimpuh.
Arsen heran, tak mengerti tapi ia membiarkan dua orang dewasa itu.
"Bella..hiks hiks..maafkan aku sayang, tolong maafkan aku. Aku tak bisa melindungi" Max terus menangis tanpa memperdulikan keadaan yang semakin riuh karena warga mulai berdatangan.
"Kamu pasti lelah yah.. jangan pergi lagi Ara, aku- aku gak bisa tanpa mu Bella. Maafkan aku hiks..hiks..Ara sayang"
Percayalah Max tidak tahan melihat keadaan Bella. Bajunya pun di bagian tertentu sudah robek dan ia ikat dengan karet gelang agar tidak terlihat.
Max memeluk erat Bella, menumpah kan tangisan nya dan rasa sesak di dada nya.
Tuhan, ini sangat tidak adil untuk Bella. Bella adalah wanita yang baik. Tapi kenapa Bella harus merasakan penderitaan yang begitu yang hebat engkau berikan. Ini tak adil, lebih baik tadi ia yang berada di posisi Bella dari pada Bella harus berada di posisi seperti ini.
Max meraih tangan Bella dan mengecup nya dengan penuh kasih sayang dan penuh dengan rasa kerinduan.
Bella pun menangis tak tertahan melihat dan mendengar bahwa Max menangis sambil bersimpuh di hadapan nya dengan meminta maaf kepadanya. Padahal sebenarnya ia sendiri yang ingin pergi dari kehidupan Max.
"Daddy...Hiks..hiks..." Bella pun bersimpuh seperti Max.
"Jangan sayang" Max langsung membantu Bella agar segera berdiri. Ia tak rela jika Bella harus bersimpuh kepada nya.
"Maaf, ada apa ini? Bella siapa dia?" salah satu warga langsung bertanya. Dia adalah Rw di kampung ini.
"Maaf, pak Rw. Ini Ayahnya Arsen." Jawab Bella.
"Tidak enak dilihat orang lain Bella, bawa saja Ayahnya Arsen ke rumah." Ucap pak Rw lagi. Bella mengangguk dan segera meminta maaf atas apa yang terjadi kepada yang lain nya.
Sisanya Max menyuruh Michael membereskan sisanya lalu membawa Bella beserta Arsen ke mobil.
Tentu Max tidak sendirian datang, melainkan dengan membawa 4 pasukan yang mempunyai tugas masing-masing.
Max ingin menyentuh tangan Bella, tapi Bella langsung menjauhkan tangan nya.
"Maaf, Dad. kita bukan muhrim" Bella menggelengkan kepalanya. Untuk sekarang Bella benar-benar sudah berhijra dan tidak bodoh lagi tentang seorang pria.
"Bella, jelaskan siapa dia?" Ucap Max melirik Arsen yang duduk diantara nya dan juga Bella.
"Kamu yang siapa?" tanya balik Arsen. mata bocah cilik itu menatap tajam ke arah Max dengan meneliti pria itu dengan seksama.
"Siapa nama mu nak?" Tanya Max dengan lembut. Tangan nya hampir ingin mengelus kepala Arsen tapi ia urungkan melihat wajah Arsen yang tak bersahabat.
"Arseno Husein Alberto" jawab Arsen yang mana membuat Max tersentak dengan nama keluarga nya tersemat di belakang nama Arsen.
Max menatap Bella, Lagi-lagi cairan bening menetes tanpa bisa ia cegah. Sesusah apa kehidupan lima tahun ini? Max tak bisa membayangkan nya seperti apa.
"Ara!" lirih Max sambil melirik ke arah Bella.
"Maaf, Dad."
Bella merasa bersalah kepada Max yang telah menyembunyikan Arsen. Tapi memang dulu karena sebuah keadaan dan ia pun juga tidak kalau dirinya hamil Arseno. Bahkan dirinya tidak sedikit berharap akan bertemu dengan Max dalam hidup nya, mengingat jarak mereka yang jauh.
"Arsen, kau putraku, aku adalah Daddy mu" Arsen melihat ke arah Bella meminta penjelasan dari Bella secara langsung.
"Arsen sayang, ini adalah Daddy Arsen. Daddy Max." Jelas Bella.
"Aku ingin memeluk mu" Sahut Max, hari ini dadanya seperti di hantam batu yang besar mendapat kabar yang Berkali-kali lipat. Dimulai dengan Bella yang masih hidup, Kehidupan Bella yang susah dan juga kini Arseno ternyata adalah putranya walaupun memang ia sudah tahu dari video itu. Tapi tetap saja ia terkejut dengan fakta ini secara langsung.
Ini adalah jawaban dari semua mimpinya. Dimana ia bermimpi Melihat Bella bersama dengan seorang anak laki-laki yang selalu di gandeng nya di sebuah taman. Mereka bermain bersama dengan bahagia. Max ingin ikut bermain tapi ia tak bisa mengjangkau nya. Jika ia mendekat maka mereka akan semakin menjauh.
Arsen ragu, tapi pada akhirnya ia menganggukan kepalanya.
Tanpa babibu lagi, Max langsung memeluk Arsen dengan erat dan sesekali ia mencium Arsen. Isak tangis terdengar dari pria itu. Rasa bersalah semakin besar. Ia berjanji akan membahagiakan Bella dan juga Arsen sampai akhir hayatnya.
"Maafkan Daddy yang tidak mengetahui keberadaan mu nak"
Cup...
Seharusnya ia lebih berusaha untuk mencari Bella agar Bella lebih cepat di temukan supaya mereka tidak lama merasakan penderitaan.
. pi anak aku bro2 . 12th . jgan kan di akui di Litik ajh enggak padahal wajah nya 11 12. mirip
thor