🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Di mana biasa kalian ngumpul?" tanya Chasyn.
"Mereka biasanya di gedung tua itu," jawab Iyan.
"Ya udah kita ke sana, mereka tidak mungkin meninggalkanmu tanpa alasan kan?" tanya Chasyn.
"Iya, aku juga ingin melihat apa yang mereka lakukan," ucap Iyan.
[Klik di sini untuk membuka]
Klik.
Chasyn membuka layar monitornya dan melihat alamat yang di sebutkan oleh Iyan.
Sebuah titik merah yang menandakannya jika itu adalah tujuan mereka.
sesampainya di sana, Mobil Chasyn memarkirkan mobil di samping gedung tua tersebut.
Terdengar suara yang menggema dari dalam gedung tua.
"Suara apa itu?" tanya Iyan merasa aneh.
"Memangnya biasanya juga begini?" tanya Chasyn melihat ke arah gedung tua tersebut.
"Tidak pernah, kami biasanya hanya kumpul bersama makan-makan atau main game online, ya udah ayo masuk," ajak Iyan.
Mereka pun masuk ke dalam gedung tua itu dan melihat teman-teman Iyan yang sedang bermain musik.
"Ternyata kalian di sini, ini kalian buat grub musik ya?" tanya Iyan mendekati mereka dan memegang piano yang ada di depannya.
Teman-teman Iyan terdiam, mereka merasa tidak enak hati karena mereka tidak membawa Iyan.
"Iya, kami membuat grub musik," jawab Lilo.
"Kenapa kalian tidak memberi tahu ku? Meskipun kalian tidak mengajakku setidak beri tahu aku, sekalipun aku hanya jadi penonton aku tidak masalah," ucap Iyan.
"Kami… melakukan ini karena kami tidak enak hati dengan mu karena tidak mengajakmu, di karenakan semuanya pemain sudah cukup," ucap Hen.
"Apa ini semua sudah kalian rencanakan? pantas saja kalian selalu bilang sibuk ternya ini yang kalian lakukan, kalian juga bisa jujur denganku, dan aku pasti akan berusaha memahaminya, apa kalian sudah tidak menganggap aku sebagai teman baru lagi?" tanya Iyan dengan hati yang bergetar.
"Bukan itu maksud kami…"
"Lalu apa maksud kalian? Meninggalkan aku begitu saja atau membuang ku? Kalian sungguh…" ia merasa antara sedih dan marah.
"Karena sekarang kamu sudah tau jika kami membuat grub musik jadi kamu apa sekarang? Kamu tidak pandai bermain gitar? Tidak bisa menyanyi dan kamu tidak bisa bermain alat musik lainnya, bagaimana kami bisa mengajakmu," ucap Yuding.
"Jadi begitu ya… aku paham sekarang, tidak apa-apa kalian campakkan aku hari ini, sekarang aku sadar, selama ini hanya aku saja yang menganggap kalian sebagai teman tapi kalian tidak, ya sudahlah tidak apa-apa, ayo kita pergi Chasyn," ajak Iyan dengan mata berkaca-kaca.
Chasyn mengangguk. Dan mereka pun masuk ke dalam mobilnya.
Chasyn mengstaterkan mobilnya dan melajukan mobilnya di jalanan.
"Kamu tidak perlu sedih, terkadang kita harus merasakan sakit agar bisa memilih jalan yang terbaik, kita kadang memang harus di khianati agar kita bisa belajar cara memilih teman, kau sekarang bisa memilih sekarang," ucap Chasyn.
"Kamu benar, terima kasih untuk hari ini, jika bukan karena mu aku tidak tau jika aku di khianati oleh mereka, aku tau jika aku tidak bisa apa-apa, tapi setidaknya tetap beri tahu aku jika mereka menganggap ku sebagai teman," ucap Iyan
"Kau memang tidak bisa bermain musik atau bernyanyi, tapi apa kau pernah berpikir jika kau mungkin punya kelebihan lain," ucap Chasyn menghibur.
"Iya kamu benar, aku tak harus bersama mereka untuk menggali potensi ku," ucap Iyan tersenyum.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
terima kasih