Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.
Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.
Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Dibawah terik matahari, Harry mengangkat telapak tangannya untuk melindungi Nadia dari sinar matahari yang memanas itu, beberapa mata terus memperhatikan mereka juga membicarakan Harry yang menurut mereka sangat perhatian pada Nadia.
"Lihat, romantis sekali. Aku mau suami seperti laki-laki itu!" Ucap salah seorang.
Nadia menoleh pada Harry, banyak perbandingan yang terlalu jauh antara Harry dan Austin yang sudah berpacaran dengannya selama dua tahun. Gadis itu tersenyum, merangkul lengan Harry dan menyandarkan kepalanya dengan manja. Mereka terus berjalan masuk kedalam restoran, memesan beberapa makanan dan minuman untuk mengisi asupan gizi pada cacing diperut mereka.
"Sayang, makan yang banyak yah!" Ucap Harry pada Nadia sembari mendorong lebih dekat makanan dihadapannya pada Nadia.
"Biar apa? Biar gemuk? Terus kamu jadi lebih cantik daripada aku?" Tanya Nadia.
"Bukan, bukan begitu maksudku, makan yang banyak biar kenyang...."
"Harry, jangan coba-coba membuatku gendut, hidup dengan tubuh langsing ini merupakan pesona satu-satunya yang kumiliki. Apa kau paham? Sayang?"
"Ya, baiklah!" Jawab Harry.
Piring dan sendok diatas meja kini berdenting membuat irama melodi sembarang, gadis dan laki-laki itu mulai melahap makanan diatas meja, tak menghiraukan suara ribut tawa dan beberapa orang di restoran berbintang itu.
"Owh iya, ngomong-ngomong kapan kau akan mendaftarkan pernikahan kita? Kau tidak melakukannya dengan buru-buru kan?"
"Besok, kita akan menikah besok!"
"Uhuk uhukkk"
Nadia terlalu terkejut hingga ia tersedak oleh makanan yang baru saja masuk ke mulutnya sementara Harry hanya dapat menyergitkan dahinya sambil memberikan air minum pada pacarnya tersebut. Nadia memasang sorot mata tajam, sebelum kembali berbicara di teguknya air didalam gelas sampai tak bersisa.
"Besok? Tiba- tiba sekali, kau mau membuat aku jantungan ya?" Bentak Nadia setengah berteriak.
"Harry, kau kan tahu sendiri kalau aku dan Austin belum benar-benar putus, aku perlu menguras uangnya untuk membalaskan dendamku karena sudah diselingkuhi, aku baru memulainya dan kau sudah..... "
"Aku tahu, aku tahu Nadia. Aku hanya tidak ingin kamu lepas dariku, itu sebabnya aku berniat menikahi mu secepat ini. Untuk balas dendam atau apapun itu, aku tidak akan melarang mu, bila perlu aku akan bersandiwara di depan Austin dan membantumu menuntaskan balas dendammu itu!"Ujar Harry.
Nadia mencibirkan bibirnya, kembali melanjutkan acara makan yang tertunda. Saat yang bersamaan ada Austin yang baru datang ke restoran itu, baru saja ia tiba diparkiran tiba-tiba Jessica menghampirinya dengan pakaian setengah terbuka itu. Austin tertawa kecil serta lidahnya bergerak membasahi bibir atasnya saat melihat wanita itu menunduk ke arah jendela mobilnya, gundukan besar di depan matanya membuatnya ingin segera keluar dari mobil.
"Ayo sayang....." rayu Jessica.
Jessica seolah sedang menghipnotis Austin yang beranjak turun dari mobil, lelaki ini dengan sigap mendekati Jessica, mencolek-colek batang hidung lalu merangkul punggung Jessica dengan mata berbinar.
"Kau... tampak cantik hari ini!"
"Benarkah? Kalau begitu setelah makan nanti, kita harus.... "
"Tentu saja, mari kita lakukan dua ronde, ahkkk tidakkkkk, delapan ronde. Bagaimana, sayang? Cocok?"
"Coooocokkkk!" Jawab Jessica bergaya centil sambil menyondongkan tubuhnya pada Austin.
Keduanya terus berjalan masuk ke dalam restoran, ikut serta memesan beberapa menu makanan mahal untuk dimakan bersama. Tanpa sadar mereka memilih meja dibelakang Nadia dan Harry, dimana Austin kini duduk membelakangi Nadia. Selang beberapa menit sebelum pesanan mereka datang, Jessica yang duduk menghadap Austin otomatis melihat Harry yang duduk didepan Nadia, terpana dengan pesona ketampanan Harry, wanita itu mengedipkan mata sesekali saat Austin lengah.
Nadia berbincang dengan Harry, Austin berbincang dengan Jessica, begitulah mereka duduk tanpa menyadari satu sama lain juga tak memperhatikan suara mereka karena kebisingan yang terjadi di dalam restoran yang tengah ramai itu.
Nadia memeriksa sejenak ponselnya, membuka akun media sosial miliknya setelah menghabiskan makanan, hal yang sama terjadi dengan Harry, namun bedanya ia tak membuka akun media sosialnya melainkan membuka sebuah file atau sebuah dokumen berbentuk online yang berisikan tentang grafik-grafik penjualan dan pembelian saham. Harry tersenyum, tampaknya ia membeli beberapa saham dan kini menghasilkan laba yang cukup menguntungkannya.
"Kenapa senyum-senyum begitu?" Tanya Nadia saat matanya tak sengaja menangkap senyum di wajah pacar barunya itu.
"Aku membeli beberapa saham dari beberapa perusahaan besar dan kulihat aku mendapatkan untung beberapa puluh juta dari pembelian awal. Lihat.... " jawab Harry menunjukkan ponselnya pada Nadia.
"Wahhh, duit nih. Apa kau akan menjadi orang kaya setelah ini?" Tanya Nadia yang antusias melihat jumlah uang yang dimiliki Harry.
"Wahhhh, mataku bersinar terang melihat uangmu, bisakah kau mengajariku bagaimana cara mendapatkannya?" Tanya Nadia lagi.
"Aduhhh sayang, untuk apa repot-repot memikirkan bagaimana cara mendapatkannya? Kau hanya perlu duduk tenang menemaniku sepanjang waktu, kalau soal uang biar aku yang cari. Dan satu lagi, bukan hanya aku yang kaya, tapi kamu.... kamu akan menjadi istri orang kaya, aku sudah siap membiayai semua kebutuhan mu, baik itu kebutuhan primer, sekunder atau tersier sekalipun!" Ujar Harry mengedipkan matanya.
"Aaawwww, aku suka lelaki tampan, kaya dan royal seperti mu, tidak seperti seseorang..... " ucap Nadia yang semula senang menjadi kesal, lalu kembali senang setelah beberapa detik kemudian.
Shingg
"Aduh, kenapa telingaku tiba-tiba berdengung?" Ucap Austin menggosok telinganya.
Nadia mengembalikan benda pipih itu pada Harry, melihat jam dilayar ponselnya membuatnya tersadar kalau ia harus kembali ke rumah sakit untuk menggantikan kedua orangtuanya menemani Ardi dan Ardi.
"Sepertinya aku harus kembali ke rumah sakit, kamu bisa mengantarku kan?"
"Tentu saja!"
"Kalau begitu aku ke toilet dulu, kamu bisa nunggu di parkiran!" Titah gadis ini.
Harry mengangguk pelan kemudian gadis itu bergegas ke arah toilet, Jessica yang melihat Nadia pergi ke toilet lekas mengikutinya ke toilet, ia berdiri disamping wastafel menunggu Nadia keluar dari bilik toilet.
"Hai!"
"Owhhh astaga!" Ucap Nadia terkejut saat Jessica menyapanya tiba-tiba.
"Owhhh, iya"
"Ada apa?"
"Namaku Jessica, siapa namamu?"
Nadia terdiam sesaat menatap tangan Jessica yang mengulur kearahnya, ia membalas jabatan tangan itu.
"Nadia!" Jawabnya, lalu bergegas mencuci tangannya sambil bercermin.
"Heummm, menarik!" Ucap Jessica sembari memperhatikan penampilan Nadia yang tampan memukai meski pakaiannya tak semewah pakaiannya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang salah denganku? Lagipula kenapa kau tiba-tiba ingin berkenalan denganmu? Aku bukan artis, tahu!"
"Astagaaa, kami ini galak sekali. Dengar ya sahabat. Aku hanya ingin berkenalan saja denganmu, selebihnya aku ingin meminta nomor pria tampan yang duduk bersamamu tadi, bolehkan?"
"Owhhh, boleh.... boleh, boleh, boleh. Boleh ku tarik bibirmu dan ku jadikan pakan buaya darat di rumah pacarku yang pertama?"
"Uwawwww, pacar pertama. Yang mana pacar pertamamu? Yang duduk di kursi itu bukan?" Tanya Jessica bernada centil.
Nadia menggelengkan kepalanya, dibukanya ponselnya dan menunjukkan foto Austin, betapa terkejutnya Jessica saat melihat foto lelakiku yang duduk bersamanya tadi ada disana.
"Ini pacar pertamaku, si play boy internasional, penyuka angka lima dan bokong wanita!" Ujar Nadia.
"Tunggu, dia... dia.... "
"Iya...., dia... " balas Nadia.
Jessica tak lagi berbicara, ditariknya Nadia keluar dari toilet, Nadia kebingungan dengan aksi tiba-tiba wanita yang baru ditemuinya itu, gadis ini menaikkan kedua alis dan bahunya saat melihat Harry yang juga kebingungan.
"Siapa dia? Kenapa dia membawa my love?" Tanya Harry lalu berdiri dari kursinya.
Langkah kaki mereka berhenti di depan Austin, lelaki muda itu menoleh, terkejut akan kehadiran Nadia disamping Jessica.
"Owh wawww, kau selingkuh lagi?"
"Sa... sayang.... "
"Sayang apanya, Austin?"
"Sayang sekali kamu ketahuan selingkuh lagi? Hmmmm?" Tanya Nadia menatap tajam pada Austin.
Harry menghampiri mereka, ia menutup mulutnya melihat Austin disana.
"Kurang ajar, rasakan ini!"
Byurrr
Austin mandi kopi di dalam restoran, puluhan pasang mata sedang menatap mereka kebingungan, tak sedikit yang merekam pertunjukan gratis itu. Jessica menggelengkan kepalanya, merangkul tangan Nadia sambil tertawa kecil.
"Dia lucu sekali!" Ucapnya.
"Bagaimana kalau sekarang kita bertukar lelaki, si play boy internasional ini untukmu, pria tampan ini untukku!"
"Bolehhhh, nihhhh ambil untukmu!" Balas Nadia mendorong Austin ke pelukan Jessica kemudian menarik Harry pergi dari sana, beberapa orang bersorak bersama meneriaki Austin dan Nadia yang masing berpelukan.
Bhukkkk
Jessica mendorong Austin kekursi, ia berlari kecil mengejar Nadia.
"Nadia...., bukan yang ini.... tapi yang ituuuuu!" Teriaknya.
"Jesi, makanannya!"
"Makan saja sendiri, dasar otak mesummmm!"