NovelToon NovelToon
Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Favreaa

Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Rian didatangi beberapa penagih hutang dari pihak pelaksana pernikahannya. Sudah hampir satu bulan, sisa pelunasannya tak kunjung dibayarkan juga. Mereka sudah tidak bisa bertoleransi lagi. Padahal total sisa uang yang harus dibayarkan ke seluruh vendor, lebih dari 50 juta

"Mas dan mbak, seharusnya menagih sisa uang itu ke pak Adam dan bu Mira." Katanya tanpa rasa bersalah.

"Tidak bisa pak, disini ada tandatangan pak Rian dan bu Elena."

"Kalau begitu, kalian minta sisa pembayarannya pada Elena."

"Tidak bisa juga, karena sebelumnya bu Elena sudah membatalkan dan beliau menerima jika uang deposit yang sudah masuk ke kami tidak bisa dikembalikan. Tapi karena bapak yang melanjutkan pernikahannya, maka bapak lah yang harus membayar sisa tagihan."

Rian langsung terdiam dan tidak bisa berkutik lagi.

"Kalau pak Rian tak juga mau melunasi, terpaksa kami akan membawa kasus ini ke ranah hukum."

Mendengar kata hukum, Rian langsung ketar-ketir. Sungguh, dia baru merasakan penyesalan mendalam saat ini. Kenapa dia harus sampai tergoda pada Nadia dan menghancurkan masa depannya sendiri dengan Elena. Andai dia bisa memutar waktu, dia akan tutup mata serapat-rapatnya meski Nadia menggodanya dan telanjang di hadapannya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, bagaimanapun saat ini dia harus bertanggung jawab pada mereka, jika tidak ingin berurusan dengan polisi.

"Mas, mbak, tolong beri saya waktu sedikit lagi. Saya pasti akan melunasi semuanya."

Orang-orang itu saling berpandangan sambil menggeleng.

"Tidak bisa pak, ini sudah terlalu lama!"

Kata salah seorang dari mereka yang berpenampilan cukup tegas dan tanpa senyum, dengan suara meninggi. Mata orang itu melotot seolah ingin mengintimidasi Rian.

"Ya terus apa yang harus saya berikan? Kalian memaksa pun saya tak ada uang sebanyak itu." Rian pun terbawa emosi. Tapi dia mencoba meredam suaranya, karena merasa khawatir jika ada teman-teman kantornya yang mendengar perdebatan mereka. Mau ditaruh di mana mukanya. Hampir semua tahu gosip tentang biaya pernikahannya dengan Nadia, sebagian menggunakan uang Elena. Masa mereka juga harus tahu kalau dia juga nunggak sisa pembayarannya.

"Sial, sial, siaalll!!!" Rian terus mengumpat dalam hati.

"Kami akan beri waktu lagi 1 minggu. Tapi ini untuk yang terakhir. Kalau dalam batas satu minggu masih tidak dilunasi juga, jagan salahkan kami kalau anda akan kami seret ke meja hijau!"

Berkali-kali mereka menekankan batas waktu yang harus Rian tepati. Setelah itu mereka pergi dengan membawa rasa kesal dan meninggalkan Rian yang dirundung keresahan mendalam.

***

Rian memasuki halaman rumah bergaya minimalis modern. Rumah itu terlihat sepi dan cukup kotor seperti tak ada penghuninya. Padahal setiap dia datang ke rumah Calvin kakaknya, dia selalu disambut ramah oleh kakak ipar dan putri mereka yang masih berusia 5 tahun. Tapi kali ini rumah itu terlihat lenggang, bahkan saat dia menikah pun, kakak dan kakak iparnya itu tidak datang dengan alasan yang tidak jelas.

Beberapa kali Rian memencet bel, tapi tak ada reaksi apapun dari dalam. Dia menempelkan wajahnya ke kaca, mencoba mengintip ke dalam rumah, tapi rumah itu terlihat kosong. Akhirnya Rian mengeluarkan ponselnya dan menelepon sang kakak.

Setelah beberapa saat, barulah telepon itu diangkat.

"Ada apa Ian?" Tanya kakaknya dengan suara serak seperti orang khas bangun tidur.

"Abang dimana? Gue udah ketok-ketok pintu dari tadi gak ada yang buka."

"Masuk aja gak dikunci! Gue lagi gak enak badan."

Rian membuka pintu rumah dan menutup teleponnya. Dia langsung menuju kamar sang kakak. Dilihatnya Calvin tengah meringkuk di atas kasur dengan tubuh dan bibirnya gemetaran. Wajah lelaki itupun terlihat pucat.

"Lo kenapa bang? Mbak Nila kemana?" Tanya Rian seraya duduk di pinggir ranjang, lalu meraba kening kakaknya.

"Ya ampun, badan lo panas banget. Ayo gue antar ke dokter bang!"

"Kalau gue punya duit, udah dari tadi gue ke dokter Ian. Bayarin gue ya?" Calvin memelas. Suaranya terdengar seperti orang yang sedang kedinginan. Rian melongo mendengar penuturan kakaknya. Berarti dia datang ke sini sia-sia dong.

"Gak mungkin lo gak punya duit bang. Lo kan kerja di perusahaan besar dan gaji lo juga pasti besar."

"Gue udah dipecat sama si Alvaro sialan."

"Hah, kok bisa? Bukannya lo itu orang kepercayaan dia?"

"Kadang merangkap sopir juga!"

"Ya terus?

"Ceritanya panjang, sekarang bawa dulu gue ke dokter, nanti semuanya gue ceritai."

Calvin berusaha bangun dengan susah payah. Seluruh badannya terasa sakit, meriang dan kepalanya pusing serasa berputar-putar.

"Mbak Nila sama Ara kemana?" Rian kembali menanyakan keberadaan kakak ipar dan keponakannya.

"Dia pergi ninggalin gue dan bawa semua uang tabungan kami. Ayo Ian cepetan, gue udah gak tahan!"

Rian menghela napas gusar. "Sial! Tadinya datang ke sini mau pinjem duit, malah sebaliknya harus ngeluarin duit!" batinnya kesal. Tapi dia juga tidak tega sama kakaknya yang sedang kesakitan.

Hanya dalam beberapa jam, uang Rian melayang beberapa ratus ribu. Mau bagaimana lagi, dulu juga kakaknya sering bantu dia. Kalau sekarang dia tak membantu kakaknya, kebangetan, kan?"

"Sekarang lo ceritain bang, kenapa bisa sampai begini?"

Kini kedua kakak beradik itu sudah kembali sampai di rumah Calvin. Rian pun sudah memberikan obat yang tadi dibelinya di apotik.

Calvin berkali-kali menarik napas sebelum dia memulai ceritanya.

"Awalnya dulu gue disuruh nganterin barang sama boss gue ke apartemen pacarnya. Sampai di apartemen si Cassandra, dia malah godain gue. Lo tahu kan gimana namanya kucing dikasih ikan? Lo sendiri juga ngalamin itu. Awalnya kaget sih, tapi makin kesini gue paham kalau dia itu seorang cewek maniak. Anehnya si Alvaro malah belum pernah nyentuh dia. Setelah kejadian pertama itu, gue sama dia makin sering berhubungan intim di belakang Alvaro. Seringnya sih dia yang ngajak. Sampai akhirnya hari sial gue tiba juga. Si Alvaro yang kita kira masih lama di luar negeri, ternyata datang tiba-tiba ke apartemen si Cassandra. Ya sudah, akhirnya kepergok lah sama dia. Si Cassandra diputusin dan gue dipecat secara tidak hormat. Alvaro ngancam gue, katanya gue dipastikan gak bakalan ada perusahaan yang mau nerima kerja."

Calvin mengakhiri ceritanya sambil menguap lebar. Mungkin karena pengaruh obat, dia jadi mengantuk.

"Terus mbak Nila ngambek dan dia pergi dari rumah? Lagian kenapa lo harus cerita sama mbak bila juga?"

"Bukan gue yang cerita, tapi si Erwin, supirnya Alvaro. Awalnya Nila tanya, kenapa gue gak kerja. Gue bilang dipecat tanpa sebab. Dia gak percaya, mana mungkin ada atasan yang memecat karyawannya tanpa sebab. Akhirnya dia cari tahu sama si Erwin dan si lemes itu menceritakan semuanya. Nila ngambek, lalu pergi ke rumah orangtuanya sambil membawa Ara dan tabungan bersama atas nama dia. Jadilah gue sengsara kaya gini." Sekali lagi Calvin menguap. Dia mulai merebahkan tubuhnya di kasur. Tapi sebelum benar-benar terlelap, dia mengingat sesuatu.

"Oh iya, lo ke sini mau ngapain?" tanyanya.

"Tadinya gue mau pinjem duit bang. Orang-orang vendor tadi datang ke kantor nagih sisa pembayaran bekas kawinan gue dan Nadia. Tapi gue mana punya duit. Saat bayar deposit juga dibagi dua sama Elena." Jawab Rian, baru bisa mengutarakan maksud awalnya datang ke situ.

"Katanya mertua lo yang mau bayar?"

"Iya awalnya gitu. Tapi karena para tamu yang datang tidak sesuai ekspektasi, ya merekapun tak bisa bayar. Parahnya yang bertanggung jawab atas semua itu adalah gue, karena ada tandatangan gue di nota pembayaran."

"Elena?"

"Setelah kita batal nikah, dia langsung membatalkan semuanya ke pihak mereka. Akhirnya jadi sepenuhnya tanggung jawab gue karena gue yang tetap meneruskannya." Rian bercerita dengan lesu. Andai dia bukan laki-laki, sepertinya dia akan menangis meraung-raung.

"Gue dikasih waktu Cuma 1 minggu. Kalau dalam batas waktu itu gue gak bayar juga, mereka ngancem akan membawa kasus ini ke polisi. Kemana lagi gue harus cari duit? Gue nyesel banget nikahin si Nadia!"

Mendengar itu Calvin malah ngakak. "Rasain!" Katanya, lalu jatuh tertidur meninggalkan Rian yang masih gusar.

***

"Elll" Elena yang sedang menonton televisi, kaget mendengar teriakan Kiara yang baru pulang kerja.

"Apaan sih lo, teriak-teriak kayak di hutan?"

"Tebak, berita apa yang gue bawa buat lo ?!"

Elena mendelik sambil mengedikkan bahu. "Mana gue tahu."

Dia sama sekali tak berani berharap tentang lamaran kerjanya. Endingnya sudah tahu, pasti tak akan diterima, karena masalah insiden di mini market itu.

"Lo diterima, El. Lo yang bakalan jadi pengganti gue sebagai sekretaris pak Alvaro Valerio Aryantha."

"A-apa? Lo-lo beneran serius gue diterima?"

Elena tergagap. Dia tak percaya bisa lolos, bahkan Alvaro pun meloloskan dirinya dan menerima dia sebagai sekretarisnya? Ini tak bisa dipercaya!

"Tapi mereka gak hubungin gue?" Tanya Elena masih ragu.

"Belum, gue dapet bocoran dari bu Lisma, manajer HRD. Semoga aja bener. Lo tunggu 1-2 hari, pasti nanti ada panggilan resmi dari mereka."

Kiara begitu yakin dan bersemangat saat menyampaikan berita itu, tapi jujur saja, Elena masih ragu.

Tapi saat keesokan harinya, Elena benar-benar mendapat telepon itu. Dan seperti kata Kiara, dia memang diterima. Rasanya campur aduk. Senang, aneh dan khawatir juga. Mengingat ucapan Alvaro saat di akhir wawancara, kalau dia tak akan melepaskan dirinya.

"Apa sebenarnya yang akan direncanakan laki-laki itu? haruskah gue takut dan mundur jadi sekretarisnya? Nggak! Gue bukan seorang pengecut! Baiklah pak Alvaro, jika anda mencari masalah sama gue, pasti akan gue layani dengan sebaik-baiknya !"

Elena menggigit bibir bawahnya, lalu tersenyum.

1
Siti Rahayu
up
Siti Rahayu
seruuuu bgt ..lanjut
Siti Rahayu
up
Rasshke Cndv
aku suka banget,ceritanya ngak membosankan.
Rasshke Cndv
sangat suka ceritanya...up terus ya...
Adyava
sukaa banget sama ceritanya/Kiss/
diselingkuhi sama tunangannya gak bikin FL nya nangis sampe mewek² tapi malah tetep tegar/Kiss/
A F I S ❀
upp
Sri Buwana Yuliati
bacanya lumayan
Yong Chel
cerita yang sangat menarik🥰
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Dewi Andayani
Nice, please... up thor
A F I S ❀
lanjutt
Bunda HB
gaya lah semampunya, klo gubuk reot knpa gk diperbaiki rmh nya biar jdi istana. angel" org miskin gaya org KAYA SULTAN...
Denna
biarin aja si cassandra ketimpa sama buldoser biar sekalian end aja/Grin//Chuckle/
Denna
kan kan si cassandra kejebak sama mucikari/Tongue/
Queen
seorang elena mau dilawan? ya jelas kalah lah si ulet bulu cassandra itu
Queen
al, gak mau to the point aja gitu sama mamamu alasan kalian putus?? daripada mantanmu makin ngarang ceritanya ke mamamu.
Queen
bau bau cassandra bakal dijual sama dika
Queen
elenaa badas, suka banget sama sikap tegasnyaa/Drool//Drool/
Queen
cassandra masuk jebakan batman wkwk/Chuckle//Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!