Menjalani kehidupan sebagai masyarakat biasa adalah pilihan Satria Perkasa Wardoyo atau yang biasa di kenal dengan nama panggilan satria. Selama 5 tahun ini dia menjalani kehidupan yang serba pas - pasan. Dia menikahi seorang gadis bernama Dinda kusuma, dinda seorang gadis yang cantik dan lembut. Sebelum menikah dinda bekerja sebagai kasir disalah satu mini market , namun saat menikah dia memilih fokus dengan rumah tangganya.
Dinda, tidak tahu siapa suaminya yang sesungguhnya namun dia tetap menerima kekurangan sang suami. Nafkah yang serba pas - pasan pun tidak jadi masalah bagi Dinda.
Namun hubungan baik dinda dan ketiga kakaknya berubah tidak baik setelah dinda menikah dengan satria. Kedua kakak lelaki dinda sangat menentang pernikahan dinda dan satria, begitupun kakak perempuan dinda sangat menyayangkan keputusan dinda menerima lamaran Satria yang hanya pedagang es cendol keliling.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Renovasi rumah
.
.
.
💕💕💕💕💕💕💕
Satu minggu berlalu
Ibu Rahayu di antar rena datang ke rumah dinda, kebetulan dinda memang masih dirumah belum berangkat ke cafe ataupun kebutik. Mereka datang pasti ada maunya, apalagi kalau bukan soal uang. Dinda dan Satria sama sekali tidak melupakan kewajiban sebagai anak dan menantu, sekarang mereka sudah mempunyai rezeki berlebih. Setiap bulannya satria memberikan uang bulanan 5 juta untuk mertuanya. Uang 5 juta itu sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk biaya hidup kedua mertuanya. Apalagi mertuanya masih mempunyai sawah yang masih aktif digarap.
Namun seakan mereka kurang dan selalu kurang dengan jatah 5 juta itu. Dinda sendiri yang melarang satria untuk menambah uang bulanan orang tuanya, dengan alasan anaknya bukan hanya dinda. Apalagi ada dua kakak laki - lakinya yang lebih wajib membantu orang tuanya. Bukan maksud dinda mau sombong atau tidak berbakti kepada kedua orang tuanya. Dinda merasa uang 5 juta itu sudah lebih dari cukup untuk biaya kedua orang tuanya, jika ditambah akan semakin membuat orang tuanya merasa kurang dan kurang, terutama sang ibu.
" Non didepan ada tamu, mereka mengaku ibu dan kakaknya Non Dinda. " Ucap bibik memberitahu.
" Iya bik, mereka sekarang ada dimana ?" Tanya dinda dengan sopan.
" Ada di ruang tamu Non,bibik tinggal kebelakang untuk membuatkan minuman dulu ya Non " Ucap bik Sulis dengan ramah.
Dinda mengangguk lalu berjalan kedepan untuk menemui tamunya yang tidak lain adalah rena dan ibu rahayu , kakak dan ibunya. Dinda tahu maksud kedatangan keluarganya, jika datang pasti soal uang yang menjadi topik pembahasannya.
" Muncul juga kamu. Datang kerumah anak sendiri kok susah benar, harus menunggu kamu bisa apa tidak. Aku ini ibumu loh bukan orang lain." Gerutu ibu rahayu kesal.
" Maaf bu, bukan seperti maksudnya. Itu semua demi keamanan. Karena disini komplek perumahan orang - orang kaya dan tidak bisa sembarangan orang bisa keluar masuk termasuk dirumah ini juga. Tapi tadi ibu langsung dipersilahkan masukkan ?" Seru Dinda.
" Heleh... Sudah-sudah tidak perlu dibahas lagi. Sekarang ibu mau ngomong serius sama kamu. " Ucap ibu rahayu.
Bik sulis datang membawa tiga gelas jus mangga dan makanan ringan. Dengan cepat rena meminum jus mangga yang baru saja diletakkan oleh bik sulis tanpa menunggu dinda menyuruhnya minum. Bahkan rena juga langsung memakan makanan yang disuguhkan, kelakuan rena persis anak - anak yang belum tahu sopan santun.
" Ibu mau bicara apa ?" Tanya dinda membuka perbincangan kembali.
" Emmm... Begini, rumah ibukan baru selesai renovasi dapur Din. Dan sekarang niatnya ibu mau renovasi bagian depan, mau ibu buat tingkat dua. Menurut kamu bagaimana ?" Tanya ibu rahayu memint pendapat dinda , padahal cuma pura-pura saja meminta pendapat.
" Kalau soal itu ya terserah ibu saja. Yang penting dana ibu dan bapak cukup " Jawab dinda.
Ibu rahayu langsung mengerutkan keningnga, seakan heran dengan jawaban Dinda. Begitupun dengan rena, dia tiba - tiba menghentikan mengunyahnya dan saling beradu pandang dengan ibu rahayu.
" Maksud kamu bicara seperti itu apa Dind ?" Tanya rena sambil meletakkan toples yang sedari tadi ada dalam pangkuanya.
" Seperti itu bagaimana kak ? Apa ada yang salah dengan jawaban ku ?" Tanya dinda heran.
" Ibu bicara sama kamu itu karena ibu mau kamu dan satria yang membiayai renovasi rumah ibu. Karena sebentar lagi sinta dan rudi mau pindah kerumah ibu dan sinta mau sebelum pindah rumah direnovasi dulu agar terlihat mewah seperti rumah mereka. " Ucap ibu rahayu seenaknya.
" Loh memang rumah mas rudi kemana ? Apa mereka tidak sanggup lagi bayar cicilan rumah, hemm.. Lagipula yang mau menempati itu mereka tapi kenapa dinda dan mas satria yang harus membiayai renovasinya ? Seharusnya mereka dong bu, dapur kemarin saja kami sudah membantu loh bu. " Ucap dinda menolak secara halus.
Untuk biaya renovasi dapur sejumlah uang 50 juta yang dikembalikan pak karim tempo hari tetap tidak diterima oleh satria. Dan uang itu akhirnya digunakan pak karim untuk biaya renovasi dapur sesuai dengan kemauan sang istri. Tadinya hanya ingin merenovasi bagian atap saja, namun ternyata semua tidak sesuai dengan rencana.
" Kalau bukan kamu yang menolong bapak dan ibu, lalu siapa lagi ? Kamu ini sudah kaya , jadi jangan pelit- pelit. Didalam harta yang kamu miliki itu ada haknya ibu karena ibu yang sudah mendoakan kamu " Ucap ketus ibu rahayu.
" Maaf ya bu, anak ibu bukan hanya dinda. Ada mas rudi, mas reno dan mbak rena, mereka juga berhak dan wajib dong menopang biaya hidup ibu dan bapak. Enak saja apa - apa mau saya dan mas satria . Lagi pula apa yang kami miliki ini punya mas satria dan dia punya semua ini jauh sebelum sama dinda bu. Jadi secuilpun tidak ada haknya ibu " Ucap dinda dengan berani.
Enak saja rumah yang seharusnya menjadi miliknya kini mau ditempati kakaknya dan dia juga yang harus merenovasinya. Jika rumah itu tidak ada kakaknya dinda pasti mau- mau saja merenovasi rumahnya, tetapi tidak jika ada sinta dan rudi dirumah itu.
" Itu kan rumah kamu jadi kamu juga yang harus merenovasinya. " Ucap ibu rahayu dengan kekeh tetap meminta dinda untuk merenovasi rumah.
" Maaf bu, rumah itu memang bagian dinda. Tapi jika mas rudi dan keluarganya mau tinggal disana aku tidak akan pernah mau merenovasinya. Karena aku tahu kelak rumah itu juga akan menjadi milik mas rudi, baiklah dinda ikhlaskan rumah itu untuk ibu dan bapak karena memang itu milik kalian dan kalianlah yang sudah membangunnya. Jadi jika mau diserahkan kepada mas rudi itu hak bapak dan ibu. " Ucap dinda sama sekali tidak takut dengan sang ibu yang akan semakin mengomel panjang kali lebar.
Ibu rahayu dan rena tidak menyangka dinda bisa bersikap berani dengan orang tuanya. Bukan berani karena dinda jahat , tapi berani demi kebenaran dan kewarasan hidup. Tidak mau untuk dijadikan ATM hidup oleh keluarganya terutama dari sang ibu.
Padahal tujuan rena datang juga karena ada perlu,apalagi kalau bukan soal uang. Dia berniat meminjam uang untuk membuka usaha toko sembako yang besar dilingkungan tempat tinggalnya. Dia membutuhkan sekitar 200 juta. Tetapi belum juga bicara soal uang 200 juta itu , dinda sudah terlebih dulu marah dan menolak keinginan ibunya. Lantas bagaimana rena mau menyampaikan niatnya.
" Dasar sombong ! Kamu ini sudah menjadi orang kaya , seharusnya sudah kewajiban kamu membantu keuangan kami. Mungkin hanya butuh selitar 300 juta saja, uang segitu tidak ada artinya sama sekali untuk kamu san satria.
" Maaf, meskipun uang mas satria banyak. Dia mengumpulkan uang itu juga butuh perjuangan da tidak semudah membalikkan telapak tangan saja. Semua ada prosesnya dan mas satria juga harus jatuh bangun meneruskan perusushaan nya. Maaf dinda tidak bisa membantu. Karena semua yang kami miliki ada batas - batasnya juga. Tidak seenaknya saja kami mengeluarkan uang. " Ucap dinda tetap menolak.
Hal itu membuat ibu rahayu kesal,marah dan memaki dinda dengan lantang tanpa memandang jika dinda ini adalah anak kabdungnya sendiri. Dinda sudah biasa mendapat hinaan dan cacian dari keluarganya terutama sang ibu.
" Ternyata kalian memang tidak berubah, dulu saat suami ku miskin kalian hina dan sekarang saat tahu suamiku orang kaya kalian tetap menghina tapi mau memanfaatkannya juga. Suami yang dianggap miskin itu sekarang sudah menjelma menjadi orang kaya dengan mudahnya kalian mau memanfaatkannya ? Hemm...maaf kami bukan orang bodoh " Seru Dinda dengan kesal dan penuh amarah.
Dinda sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan semaunya dan seenaknya dari ibu nya dan para kakak dan iparnya. Padahal tidak kurang - kurang dinda dab satria membantu mereka semua tetapi mereka tetap saja tidak tahu diri .
Ibu rahayu dan rena pergi dari rumah dinda penuh amarah dan menggerutu sepanjang - panjang jalan. Bahkan dia berucap menyesal sudah melahirkan anak seperti dinda . Kejadian dirumahnya itu tadi di ketahui oleh satria, tanpa ada yang tahu rekaman Cctv tesambung dengan ponsel satria jadi dia bisa tahu semuanya dan dia sangat bangga dengan dinda bisa bersikap tegas dengan keluarganya yang hanya memanfaatkan mereka.
********
MAAF BARU SEMPAT UP YA KAK.
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️❤️
giliran ke bapak kandung sendiri baru menghina dinda langsung di pukul.
hadeuh membela istri boleh tapi kenapa harus mukul ke orangtua kandung?!
ke keluarga dinda aj dia ga berani mukul.