Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah kepulangan semua anggota keluarga Raihan, Karina langsung menemui Kharis di dalam kamarnya.
Tok Tok
"Kharis kamu sudah tidur apa belum? kakak mau cerita." ucap Karin.
Kharisma yang ada di dalam sebenarnya belum tidur, tapi dia berpura-pura tak mendengar suara Karin, karena dia tak ingin bertemu dengan siapa pun.
Karin yang melihat pintu tak kunjung di buka, memilih untuk pergi dari depan pintu kamar adik nya dia mengira Kharis sudah tidur.
"Besok saja saya cerita mungkin Kharis sudah tidur." batin Karin.
Karin melangkah menuju ke kamarnya yang tak jauh dari kamar Kharis dengan senyum bahagia.
Sedangkan di dalam mobil Raihan mulai berpikir untuk menemui Kharisma besok untuk minta maaf atas apa yang terjadi malam ini.
Saat pagi menjelang Kharis bersiap untuk pergi ke butik nya tempat usaha yang dia yang dia miliki sebelum semua orang turun.
"Kharis kamu mau kemana pagi - pagi?" Tanya Erika istri Danu.
"Kharis harus ke butik kak, karena ada pesanan pakaian pengantin yang harus Kharis selesai kan." bohong Kharis.
"Ya sudah bawa bekal ini, kamu harus sarapan jangan sampai sakit." ucap Erika.
"Makasih kak?"
Kharis pergi menggunakan taksi, dia memutuskan untuk tak lagi memakai fasilitas dari keluarga paman nya, karena dia sadar dia hanya keponakan. Erika merasa heran saat melihat Kharis menggunakan taksi, tapi dia tak ingin banyak bertanya.
Saat sampai dia mulai membuka butik nya dan merapikan semua nya, sebelum anak buah nya datang. Sintia sahabat Kharis sejak kecil langsung berlari saat melihat butik nya sudah buka.
"Lho Kha! ternyata kamu yang buka butik nya, saya kira temen yang lain?" Tanya Sintia.
"Iya, nih lanjutin kerjaan nya saya harus melihat disain gaun pengantin yang kemarin, nanti bantu saya buat merancang nya ya." pinta Kharis.
Sinta menatap tajam mata sahabatnya itu yang terlihat sedikit sembab dan hitam.
"Kamu habis nangis?" Tanya Sintia.
"Enggak! Sudah saya keruangan saya dulu." pamit Kharis.
Kharis memang selalu tertutup jika mengenai masalah percintaan, dia tak ingin siapa pun tau tentang hati nya yang tak baik - baik saja.
Satu persatu semua karyawan Kharis sudah mulai berdatangan dan mulai melakukan pekerjaan mereka. sedang kan Kharis saat dia sedang sibuk dengan laptopnya dia mendapat email balasan dari apa yang dia kirim semalam. dia tersenyum senang saat melihat balasan yang dia kirim.
Kharis mulai mengisi semua data diri nya dia mulai menggunakan nama sang ayah untuk mengingat kan dia, jika dia terlahir dari Adi Wijaya bukan dari keluarga yang sekarang dia tinggal bersama. selesai mengirim semua data diri nya dia hanya tinggal menunggu hasil nya saja.
saat dia sedang sibuk dengan semua pekerjaan Sintia datang memberi tahu jika Raihan ingin bertemu.
Tok Tok
"Kha ada Raihan." ucap Sintia.
Kharis tersenyum dan memperlihatkan wajah baik - baik saja agar sahabatnya tak curiga.
"Suruh masuk saja Sin." perintah Kharis.
kharis menata hati nya agar dia tak menangis saat mendengar apa yang akan di katakan oleh Raihan nanti nya, dia menarik nafas saat melihat gagang pintu mulai di buka dan muncul lah Raihan.
"Apa saya mengganggu kamu?" Tanya Raihan.
"Katakan saja apa yang mau kamu katakan." jawab Kharis tanpa melihat kearah Raihan.
Raihan duduk di depan meja Kharis dia menatap mata Kharis yang sedikit hitam dan sembab.
"Kamu semalaman menangis?"
"Apa perduli kamu! Langsung saja apa yang mau kamu katakan jika tidak ada silahkan keluar karena saya sibuk." jawab Kharis.
melihat sikap Kharis, Raihan tau jika dia telah melukai hati gadis sebaik Kharis.
"Buat yang semalam saya benar - benar minta maaf, saya tau saya salah! tadi nya saat saya akan protes tapi mama dan papa mencegah dan saya tak bisa berbuat apa pun Kha, saat saya melihat Karin setelah sekian lama benih cinta itu tumbuh kembali." jawab Raihan tanpa memperdulikan perasaan Kharis yang terluka saat mendengar ucapannya.
"Jadi kalian pernah menjalin kasih dan saya hanya tempat singgah sementara kamu, saat dia kembali kamu memilih kembali pada masa lalu mu, silahkan saya tak masalah karena saya sadar saya hanya keponakan dari adik paman Hariz." ucap Kharis.
sebenarnya dia ingin marah dia ingin meluapkan rasa sakit hatinya dengan mengatakan kenapa kamu tega. Tapi semua dia tahan karena dia tak ingin di anggap sebagai wanita yang mengemis cinta.
"kamu gak marah?" Tanya Raihan.
Kharis hanya tersenyum tanpa menjawab ucapan Raihan, wanita mana yang tak kecewa dan sakit hati jika di khianati.
"Pulang la Rai, saya gak mau kehadiran kamu di ketahuilah oleh Karin, karena saya bukan wanita yang suka membalas sakit hati terhadap orang. lagi pula saya sibuk banyak yang harus saya kerjakan." usir Kharis secara halus.
Mendengar ucapan Kharis, Raihan pegi dan Kharis menangis dengan menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Raihan bisa melihat dari balik jendela kaca jika gadis itu menangis karena dirinya.
"Maafin saya Kharisma, semoga kamu mendapatkan orang yang benar - benar tulus mencintai mu." batin Raihan dengan menatap Kharis sebelum dia benar - benar pergi.
Setelah kepergian Raihan dari ruangan nya Kharis menghapus air matanya, mulai sekarang dia menutup hatinya dia tak akan lagi mudah untuk memberikan hati kepada pria mana pun, karena dia takut tersakiti lagi.
Di rumah keluarga Wijaya semua orang sibuk menunjukkan contoh undangan pertunangan antara Raihan dan Karina. serta brosur gaun untuk pertunangan dia nanti.
"Mah soal gaun biar Kharis saja dia bisa bantu mah, dia kan pintar milih gaun yang cocok untuk pertunangan dan dekor juga bisa suruh tim nya Kharis, Karin ingin Kharis yang merancang gaun pertunangan Karin dan Raihan mah." pinta Karin.
"Iya sayang nanti setelah Kharis pulang kita bicarakan ini semua ya sayang." jawab sang ibu.
Karina tersenyum senang mendengar ucapan ibunya, dia memeluk erat tubuh ibunya yang sangat dia sayangi. Mereka dengan senang hati memperlihatkan perhiasan yang akan di gunakan oleh Karin saat malam pertunangan nya.
Semua orang ikut bahagia saat melihat kebahagiaan putri dari keluarga Wijaya yang sebentar lagi akan bertunangan dengan anak dari rekan bisnis sang ayah.
"Kamu bahagia banget sih Karin?" Tanya Puji sang kakak ipar.
"Iya dong kak, karena Raihan itu sejak dulu mengejar Karin, sayang Karin dulu gak suka sama dia, Karin malah lebih suka sama adik nya Soni, sayang Soni nolak Karin saat itu, karena dia sudah punya pacar saat itu." ucap Karin.
Karin tak menceritakan siapa pacar Soni karena dia tak karena dia tak ingin di bilang merusak hubungan orang.
"Kenapa semalam gak kelihatan adik nya Raihan?" Tanya Erika.
"Kalau soal itu Karin gak tau." jawab Karin.
Karin memang tidak tahu soal Soni setelah putus dari Kharisma, karena dia memang tak ingin tau. yang jelas saat itu Karin senang jika Kharis putus dari Soni.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son