NovelToon NovelToon
25 ATURAN IBLIS

25 ATURAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:304
Nilai: 5
Nama Author: muhamad aidin

Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Aturan ketiga

" lukanya tidak terlalu dalam... ". Riga selesai melakukan jahitan luka Elang di punggungnya. Dia dengan sigap dan telaten juga langsung merawat luka-luka Bara. Sarah dan Luna berinisiatif mengambil makanan. Duduk di tengah lapangan stadion beralaskan rumput hijau , beberapa dari survivor terbaring akibat kelelahan.

" Kau bekerja sama dengan lelaki itu.... ". Alena tiba-tiba membuka suara. Riga yang sedang mengecek beberapa luka di tubuh Alena tetap tenang dan mengangguk

" kau cepat menyadarinya, sepertinya kau cukup yakin.... ".

" Salah satu cara untuk bertahan hidup, yaitu mendapat aliansi kuat dan memanfaatkannya... ".

" Kamu benar, di dunia yang tidak logis ini, satu-satunya yang kita pentingkan adalah diri kita sendiri..... Kau berhak untuk melakukan apa saja yang kau inginkan, begitupun diriku... ".

" Lalu apa tujuanmu setelah ini Alena...? Groupmu cukup kecil. Prasetyo, Rosa,Alia,Kinan. Mereka semua sudah mati ".

" Bertahan.... Aku sudah memiliki pengalaman dengan game sialan ini..... Demi menyelamatkan Sarah, itu saja tujuanku.... ". Mereka saling bertatap sesaat. Tatapan keduanya cukup tajam seolah tersirat makna saling memperlihatkan tekad dan kekuatan.

" Kalo begitu aku ingin bekerja sama denganmu. Kita bisa saling berbagi informasi walau di dalam kelompok yang berbeda. Sorot matamu itu, benar-benar ku sukai ,Alena.... ". Nada suara Riga nampak begitu serius.

" Untuk seorang mahasiswa kedokteran...? Ku rasa ada rahasia yang kau sembunyikan ".

   Riga mendekatkan mulutnya ke telinga Alena. " Kau punya kemampuan, jadi tawaranku ini cukup menarik bukan. Lelaki kekar itu adalah seorang prajurit angkatan darat khusus di kesatuan resimen rahasia. Jadi kemampuan analisa,beladiri, cara bertarung dan lainnya sudah sangat terlatih ". Dengan berbisik Riga mengucapkan tujuannya ber-aliansi dengan lelaki kekar itu.

" Baiklah ,aku mengerti.....". Alena tersenyum puas, lalu melihat ke arah lelaki kekar yang baru saja di bicarakan Riga.

    " Semuanya , mari makan dahulu.... ". Sarah dan Luna telah kembali membawa banyak makan dan minuman. Setelah selesai merawat semua luka-luka kami, Riga pamit untuk kembali ke dalam kelompoknya.

" Kau akan pindah haluan...? ". Sarah mencegah Riga untuk pergi.

" Iyah, mereka kuat, dan aku ingin berlindung dari yang kuat... ". Sambil tersenyum ramah, Riga mengatakan alasannya kepada Sarah. Nampaknya Alena terus memperhatikan cara bicara Riga yang sedang mengobrol dengan Sarah.

" Mahasiswa kedokteran.... Ku rasa kau memiliki rahasia besar di baliknya, manusia itu selalu memiliki sifat negatif yang buruk. Pengkhiatan,kejam, rasa ingin menghancurkan. Begitulah sifat mereka. ". Gumam dalam hati.

    Malam indah dengan taburan banyak bintang di langit terasa berlalu singkat. Keheningan di kota yang sepi tak berpenghuni seakan menambah suramnya tempat yang penuh dengan misteri ini. Kami semua masih terjebak di dalam stadion tanpa kepastian sepanjang malam. Hingga perlahan pagi dengan sambutan sang matahari tersenyum menyapa kami. Penjara berbentuk laser ini sama sekali belum menghilang, layaknya sangkar yang mengurung burung di dalamnya. Sebuah dering bel alarm bersuara nyaring terdengar menggema di penjuru stadion. Gema suara itu benar-benar nyaring, membuat kami serasa sedikit merinding mendengarnya. Matahari terbit, tepat pukul enam pagi, Sangkar yang seperti penjara ini tiba-tiba memudar, seiring cahaya matahari semakin bersinar.

" Selamat pagi, para survivor..... Apakah kalian menikmati pagi yang cerah ini...? ". Terdengar sambutan pagi dari seseorang yang mulai berjalan mendekati kerumunan survivor. Aeter, master pembawa acara dalam game ini, entah datang dari mana, tiba-tiba dia muncul begitu saja dari sisi lapang kiri. Tak ada satupun yang menyadarinya seakan kehadirannya begitu tiba-tiba.

     Aeter tepat berhenti diantara kerumunan para survivor lalu berhenti tepat di tengah-tengah.

" Bagaimana istirahat kalian...? ku harap kalian menikmati hidangan yang sudah kami sediakan. Tenang saja hidangan yang di sajikan tidak beracun. Semua ini adalah hadiah atas kemenangan kalian melawan serigala. Jadi saya ucapkan sekali lagi, selamat bagi kalian yang berhasil lolos dari game aturan kedua ini ". Seperti biasa Aeter memberi hormat secara elegan kepada para survivor.

" Cepat sebutkan hadiah apa yang akan kau berikan pada kami... ". Bentak salah satu survivor kepada Aeter.

" Tenang tuan, kali ini hadiahnya pasti menarik. Tapi tunggulah sebentar sabar.....".

 " Tak ada waktu untuk bersabar , sementara kami hanya bisa menunggu kematian ". Tiba-tiba lelaki kekar itu langsung menodongkan senjata Ak-47 hasil rampasan ya ke arah Aeter. Namun siapa sangka, Aeter hanya terdiam dengan ekspresi tenang dan senyum menyeringainya.

" Tuan, tenanglah...... Anda tidak boleh melakukan itu pada saya, jika tidak ingin terkena hukuman langit ". Jarinya menunjuk ke arah langit seakan sesuatu sedang memantau mereka.

" Tembaklah.... Lalu perhatikan apa yang terjadi.... ". Alena langsung keluar dari kerumunan itu lalu menghampiri lelaki kekar itu.

" Senjata itu berpeluru kan....? Jika ada, tembaklah, biarkan mereka semua melihat salah satu keganjilan dari dunia ini lagi ". Kata kalimatnya merujuk kepada para survivor yang ada di sini sekarang.

" Tunggu, sebaiknya jangan... ". Salah seorang lelaki langsung memegang senjata itu, berniat untuk tahan tembakan. " Jika yang dia katakan benar, maka hukuman langit itu pasti ada ... ". Lelaki itu sedikit khawatir dengan pergerakan yang di lakukan tiba-tiba oleh lelaki kekar itu.

Lelaki kekar itu melirik Alena. Mereka saling bertatapan tanpa suara, namun hanya dengan sebuah kode mata saja, lelaki kekar itu tersenyum.

" Minggir...!!! ". Bentak lelaki kekar itu kepada lelaki yang menghalanginya.

" kau mau mati konyol hah....!!!! Jangan dengarkan wanita sesat itu.... ". Tegas lelaki itu seolah mencoba memperingatkan. Namun, lelaki kekar itu sama sekali tak menggubris dan terus meminta minggir, akhirnya dengan berat hati lelaki itu mau menurutinya.

" Nah tuan Aeter, bagaimana bila kau beritahu kami cara keluar dari dunia sialan ini...!!! ". Kali ini lelaki kekar itu tidak main-main dengan ucapannya, jari telunjuknya telah ia tempelkan di pelatuk senjata itu. Dia terlihat nampak terlatih untuk menggunakan senjata api.

Aeter hanya tersenyum dan tidak berbicara apa-apa. " Hentikan hal yang sia-sia ini, lebih baik anda menyimpan peluru itu dari pada membuangnya percuma ". Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Aeter.

Dor ...dor....dor.... Senjata semi otomatis itu berhasil di tembakan. Rentetan peluru itu langsung mengenai seluruh tubuh Aeter. Semua yang melihatnya nampak ngeri dan tak tahan melihat kejadian selanjutnya. Setelah melakukannya, lelaki kekar itu langsung menurunkan senjatanya dan mengunci senjata itu dengan pengaman otomatis.

" Jadi hukuman langit seperti apa yang akan terjadi padaku....? ". Dengan berani lelaki kekar itu seakan menantang peringatan yang di berikan oleh Aeter. Alena hanya tersenyum lalu menunjuk ke arah Aeter.

" Wah, sialan sekali ...!!!!! Dasar makhluk rendahan brengsek ". Tanpa di duga Aeter kembali berdiri. Luka-luka sembuh kembali, tubuhnya beregenerasi.

" Aeter bukanlah manusia, dia adalah makhluk bagian dari dunia ini, iblis tertua yang berasal dari kerak neraka ". Alena langsung menjelaskan semua yang dia tahu.

" Master ke tiga belas, saya mohon untuk tidak memprovokasi survivor yang lain ". Sambil tersenyum menyeringai, namun di balik senyumannya seolah ada tekanan intimidasi yang kuat.

" Soal hukuman langit...? Dia tak akan bisa menjatuhkannya, karena dalam aturan tak tertulis, bahwa hukuman tidak bisa di berikan kepada survivor yang telah memenangkan game, kecuali jika bayarannya adalah nyawa dari Aeter sendiri ". Alena menatap tajam ke arah Aeter lalu bergantian kepada survivor yang lain. Dia berangsur pergi menuju kelompoknya lagi.

Survivor yang lain langsun bereaksi dengan kejadian itu, mereka nampak takut dan awas kini, terhadap sang master yang berdiri di hadapan mereka.

" Baiklah.... Jika urusan kalian sudah selesai, maka izinkan saya melanjutkan perkataan saya lagi ". Lelaki kekar itu langsung mundur dan bergabung dengan kerumunan survivor lainnya.

" Terima kasih, seperti yang sudah saya katakan bahwa game akan berakhir dengan batas waktu matahari terbit, namun sayangnya para serigala telah berhasil di kalahkan sebelum jam enam pagi. Jadi untuk para pemenang, kalian berhak keluar dari sini, dan menemui saya di luar stadion dan tentunya dengan selamat. Dan hadiah yang di tawarkan akan menarik, setelah kalian melewati aturan ketiga, yaitu berhasil merangkak keluar dari sini dan temui saya di luar stadion ". Aeter tersenyum seketika. Tiba-tiba para survivor yang mendengarnya langsung bereaksi terkejut, tanpa aba-aba ,game ke tiga telah dimulai tanpa adanya jeda.

" Selamat berjuang bagi kalian yang ingin tetap hidup, permisi.... ". Sekali lagi Aeter membungkuk dengan hormat yang elegan, dan tiba-tiba sepasang sayap hitam berbulu itu langsung keluar dari balik punggungnya.

" Saya akan menunggu di luar ". Setelahnya hanya dengan satu kali kepakan, dia terbang tinggi sekitar sepuluh meter.

" Bangsat....!!! Aturan tanpa aba-aba dan jeda ". Alena mengepalkan tangannya. Lalu segera mengajak kelompoknya untuk segera lari pergi dari sini.

Tak lama, getaran hebat terjadi, seperti gempa. Dan semakin lama guncangan itu berubah menjadi gempa yang lumayan kuat. ledakan dahsyat terjadi di arah Utara dan selatan stadion. Lalu secara mengejutkan. , semburan air panas keluar dari lapangan stadion.

" Sialan ...!!!!! mereka ingin meledakkan stadion ini bersama kita....". Gumam Alena dalam hati. Kini semua orang berlari berhamburan menyelamatkan diri, seiring dengan getaran gempa yang semakin kuat, ledakan yang terus terjadi, dan semburan air panas yang terus keluar di seluruh titik lapangan. Situasi semakin kacau,dan ledakan kuat terjadi. Dalam sekali ledakan stadion dan seisinya hancur berantakan. Puing bangunan berlantai lima itu ambruk di barengi oleh debu dan bara api yang berterbangan di langit. Asap hitam pekat yang mengepul hingga ke angkasa menciptakan gelap sementara hingga membumbung ke langit.

Aeter sang master dari game ini hanya tertawa menyeringai dengan ekspresi dingin. Dia melihatnya dari atas langit dengan sayap hitamnya.

1
🍧·🍨Kem tình yêu
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
LaConstieConsti
Benar-benar merinding dan merasa terobsesi dengan cerita ini, thor! ❤️
muhamad aidin: terima kasih untuk masukannya.... semoga ke depannya bisa terus menulis untuk para pembaca.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!