Just A Momen _Istri Tangguh

Guncangan yang Ayank sebab kan rupanya berimbas pada klan Silica. Antonio di buat kelimpungan untuk memulihkan semua asetnya, yang tiba-tiba beralih nama menjadi milik seseorang yang mereka sendiri tidak ketahui secara pasti.

Sedang kan Ayank sedang menikmati liburan nya di sebuah rumah pantai, tidak besar namun cukup untuk menenangkan diri. Wanita itu mengalami lelah batin. Dan beruntung dia tak sendirian di sana, selain di temani deru ombak yang terdengar hingga ke dalam kamar nya bagai dongeng sebelum tidur. Ada seseorang yang menemani nya di sana, kedua nya saling berbagi kisah tanpa kecanggungan sedikit pun.

"Kau suka cake nya sayang? maaf, mama tak menemukan bahan yang seharusnya menjadi rasa favorit mu. Hanya ada perisa brownies dan black forest. Mama harap rasa nya tak terlalu buruk." Ujar seorang wanita lalu duduk di kursi rotan di samping meja kaca Bundar, dan di seberang nya kursi yang di duduki oleh Ayank.

"Rasa nya cukup enak, aku suka. Entah kenapa sejak dulu aku tak terlalu suka kue dengan rasa coklat jenis apapun. Padahal aku sangat menyukai susu dengan rasa coklat." Jawab Ayank masih menikmati potongan cake yang masih tersisa di tangan nya.

"Bagaimana kabar papa? apa mama ada menghubungi papa belakangan ini?" tanya Ayank mengalihkan topik.

Haura terdiam, menatap ombak yang seperti tengah menggulung hati nya hingga kusut tak beraturan. Ada asa yang coba dia gantung setinggi langit, meski tau jika kemungkinan nya hanya setipis kertas.

"Tidak, belum. Mama belum memikirkan nya, mama sudah terlanjur mengatakan jika tempat tujuan liburan mama tak terjangkau Singal. Biarkan saja dulu pria tua itu merenungkan kembali apa yang telah terjadi, adalah buah dari perbuatan buruk nya di masa lalu." Haura menghela nafas berat, beban itu terasa semakin menghimpit nya hingga bernafas pun dia sedikit kesulitan.

Ayank menatap wanita yang sudah seperti ibu bagi nya dengan tatapan iba. Namun dia tak bisa mundur lagi, semua sudah berjalan sesuai rencana nya. Hanya perlu menunggu para bandit amatiran tersebut menyadari, jika berhadapan dengan nya, sama dengan menggadaikan seluruh kehidupan di Medan perang.

"Aku harap mama tak terlalu membenci ku kelak, saat dua pria kesayangan mama ku buat hancur hingga tak bersisa. Andai kedua nya menyadari ego masing-masing lebih cepat, mungkin aku akan memberikan pengecualian. Sayang nya, mereka adalah rantai anak dan ayah. Darah lebih kental dari air, aku heran kenapa Alex bisa begitu berbeda. Namun melihat wanita lembut di samping ku ini, aku mengerti satu hal. Alex menuruni sifat memendam dan perasa yang mama miliki. Dan jangan lupa, menjadi seorang yang penurut dan patuh meski hati tak menginginkan nya." Ujar Ayank berpendapat.

Haura tersenyum samar, benar memang, Alex adalah duplikat dirinya dalam hal sikap. Pria yang lebih suka memendam segala nya seorang diri, lalu menyelesaikan nya dengan cara yang kadang melenceng dari jalur yang seharusnya.

Seperti saat jiwa insecure nya mulai mendominasi, Alex mencari pelarian lain agar merasa lebih di hargai. Bukan salah nya memang, sifat itu adalah dasar alamiah yang terbawa sejak dari kandungan sang ibu. Bukanlah kehendak nya, Alex pun tak menginginkan menjadi pria pecundang yang tak mampu melakukan apapun, karena selalu takut gagal dan di remehkan.

Belum lagi tekanan dari sang ayah yang selalu menuntut Alex tumbuh sempurna. Menjadi seorang pemimpin namun menyopiri nya dari belakang sesuai haluan yang di inginkan oleh sang ayah. Hingga Alex benar-benar kehilangan sisi kepercayaan diri yang seharusnya di miliki oleh seorang pemimpin sesungguhnya.

"Alex adalah putraku yang malang, sejak kecil anak itu tak pernah protes untuk hal apapun. Berbeda dengan Arkhan yang memang sudah pembangkang sejak usia dini. Arkhan tak suka di atur, dan cenderung ingin lebih menonjol dalam hal apapun. Dan ya, gen ayah nya lebih kuat mendominasi. Aku bahkan hampir menyerah, jika saja Maya dan Heri tak sering mengambil alih peran ku sebagai orang tua asuh bagi Arkhan. Namun sungguh aku sangat menyayangi kedua nya tanpa pernah membeda-bedakan. Aku hanya kalah dalam hal menunjukkan kasih sayang ku, kau tau suamiku selalu memonopoli kehidupan ku hingga ruang gerak ku pun terbatas." Haura bercerita panjang sembari terus menatap senja, yang mulai mengeluarkan cahaya jingga.

Cahaya yang berkilau membuat sudut hati nya meringis, kala mengingat momen liburan keluarga terkahir yang dia lakukan bersama keluarga nya. Saat di mana mereka masih menjadi sebuah keluarga yang utuh tanpa peduli pada setumpuk harta yang bisa binasa. Dan semua berubah kala suami nya mulai resah akan persaingan tampuk kekuasaan keluarga Gerardo.

Pria penyayang itu mulai berubah drastis, sering berdiam diri di ruang kerjanya hingga larut malam. Menekan putra pertama nya agar menjadi sempurna sesuai harapan nya. Dia ingat bagaimana Alex sering menangis diam-diam di ujung malam, kala di paksa belajar hingga larut malam tanpa jeda.

Hati nya menangis kala mengingat ketidakberdayaan nya dalam membantu menguatkan mental sang anak. Antonio selalu berkata, jika menjadi anak laki-laki keluarga Gerardo harus bisa memenuhi ekspektasi seluruh keluarga. Dan Alex harus tumbuh tanpa cela, sempurna dalam nilai akademik nya tanpa peduli sekeras apa anak itu belajar, hingga sering mengalami sakit kepala yang hebat.

Alex selalu membawa obat sakit kepala di dalam tas sekolah nya, untuk berjaga-jaga jika saja dia mengalami sakit kepala di saat mengerjakan tugas yang sulit. Haura mengetahui semua nya, diam-diam di tengah malam buta, Haura sering memeriksa isi tas sang anak. Dan nilai Alex selalu sempurna, namun ada kerja keras tak terhingga untuk bisa meraih semua nya.

"Mungkin sudah saat nya mama menjadi pribadi yang lebih tangguh. Kadang menjadi istri yang berbakti itu ada batasan nya. Jika terlalu menyakitkan, menekan mental dan juga membuat hidup terus berada dalam tekanan. Lebih baik lepaskan saja. Ada hal yang pantas untuk di perjuangkan lalu kukuh di pertahankan, namun ada masa nya menyerah bukan karena kita sudah kalah. Tapi menyerah untuk meraih kemenangan di akhir itu lebih baik, daripada terlihat angkuh di awal lalu menerima kenyataan kalah setelah banyak berkorban. Itu akan lebih menyakitkan." Ujar Ayank tenang.

Wanita itu bersikap layak nya seorang sahabat bagi sang mantan ibu mertua. Bukan nya bermaksud kurang ajar, namun seseorang dengan mental selembut Haura. Butuh nasehat dari wanita tegas seperti Ayank. Wanita yang bisa dengan lugas mengemukakan opini nya, tanpa membuat si pendengar merasa di remehkan.

Ayank adalah suhu nya dalam bermain kata, apapun yang keluar dari mulut nya selalu mengandung banyak makna dan pelajaran berharga. Haura mendengar kan lalu mencoba untuk mencerna dengan baik.

Tak ada yang salah dari serentetan kalimat yang di ucapkan oleh Ayank. Hanya saja hati lemah nya masih belum berani mengambil keputusan besar. Mungkin belum, karena Haura sedang dalam tahap pembelajaran. Keteguhan hati nya masih di bawah skala harapan yang Ayank harapkan.

"Mama akan mencoba nya, Ay. Mohon bersabar lah dalam membimbing wanita bodoh ini. Hanya kau harapan mama, untuk membina hati lemah ini, agar bisa lebih kuat dan berani." Lirih Haura penuh kepasrahan. Tak banyak yang dia harapkan, hanya ingin keluarga nya kembali utuh. Tanpa ada perebutan apapun di antara mereka.

Dengan melibatkan diri dalam asuhan organisasi yang Ayank pimpin, Haura hanya berharap bisa belajar menjadi wanita hebat meski tak akan pernah bisa menyamai rekor wanita muda di samping nya itu. Paling tidak dia bisa mengambil keputusan untuk diri nya sendiri, juga bisa menyatukan kedua anak nya berikut menyadarkan sang suami tercinta.

Itu lah harapan terindah nya, meski kemungkinan nya tak semudah membalikkan telapak tangan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

...Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan kalian, rate, like dan subscribe ya biar author tetap semangat untuk melanjutkan novel remahan peda ini....

...Hari senin, mau dong vote nya buat semangatin Ayank, biar semakin tangguh dan tak terkalahkan 🤩🙏🤗...

...Lope lope para pembaca ku yang super keren dan hebat 🥰🥰🥰🥰🥰...