Suatu hari, aku memutuskan untuk melakukan healing sendirian menuju kepedesan nenek ku. Diperjalanan Bus kami mengalami kecelakaan dan yah tiba-tiba saja aku terbangun di hutan belantara...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jamag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewi Perdagangan bermuka dua
Aku membuka mataku diruangan Hendrik, didepan ku seorang gadis berambut biru dengan senyuman menenangkan.
Kami bercahaya sesaat, setelah lingkaran sihir itu hilang perlahan.
"Aku kembali kesini... " Ujarku dihati.
*Desh!
(Telepati)
"Kau ingat apa yang ku katakan padamu, jangan memberitahu siapapun bahwa kau dan aku kini jadi suami istri ... "
Dia tersenyum.
"Baik, Sayangku... Kau meminta ku untuk bungkam tentang ini kan? "
"Iya... " Jawabku dengan tundukkan kepala.
++++
Hendrik tampak kelelahan, dia mengela nafas nya dengan cepat. Seolah baru saja melakukan olahraga berat yang membuatnya jadi susah bernafas.
"Ha-ah, ha-ah, ha-ah, ini melelahkan... Sebegini sulit nya melakukan kontrak budak pada Roh tingkat tinggi... "
Aku mendengar itu menjawabnya dengan wajah khawatir.
"Kau baik-baik saja? Wajah mu pucat, aku takut kau kenapa-kenapa? "
Dia menjawabnya. "Iya, ini terlalu berat untukku... Aku rasa, untuk melakukan 2 kontrak lagi sama berat nya dengan ini... "
Aku menatap dua gadis lainnya. Mereka berdua seperti nya diam saja berdiri seolah patung yang tak bergerak.
Elf itu memiliki rambut hijau diujung rambut perak yang sepenuhnya menutupi kepalanya. Mata perak yang pupilnya seperti bercampur dua warna ditengah nya hijau muda, dengan tatapan seperti mata elang.
Lalu, si datar yang tak memiliki sedikitpun minat padaku.
Ratu Naga, yang seolah hanya diam namun matanya terus melirikku.
Merah terang rambutnya dan pupil merah yang memiliki pola mata seperti mata kadal.
"Kau benar, kurasa mereka memang akan sesulit Roh tingkat tinggi ini... "
Dia menyentuh dadanya dan tersenyum lembut kearahku.
"Sudah saatnya anda berhenti memanggil saya dengan sebutan Roh, sekarang kasih saya Nama Tuanku! "
Aku mendengar itu membalas senyumannya itu.
"Baiklah, akan kuberi kau Nama! Yaitu Amerilys! "
*Dust!
Seketika kami berdua menjadi bercahaya.
"Apa yang terjadi? " Tanyaku.
Seperti aku mengalami transpormasi tubuh yang tak ku duga.
Rambut ku sepenuhnya menjadi perak begitupun mataku dan bulu-bulu di tubuhku.
"Apa yang terjadi?! " Ujarku yang tak sengaja menampak sosok diriku yang berubah pada kaca lemari di ruangan Hendrik.
Aku menjadi sangat terkejut akan hal itu namun si Amirelys berbicara melalui telepati.
"Tenang lah, kau hanya sedang berbagi satu kesatuan dengan ku... "
Aku mendengar itu menjadi pucat.
"Apa maksud mu?! "
Dia menjawabnya.
"Kita berbagi semua hal, mana, kemampuan dan perasaan... "
*Dest!
Sebuah hologram papan terbuka.
"Jadi ini namanya Shopee! Skill berbelanja yang sangat hebat... Aku penasaran mau mencoba nya... "
Melihat itu aku jadi memasang wajah pucat.
"Amirelys, kenapa kau bisa punya Shopee?! "
Dia menjawabnya.
"Semua hal tentang kita berdua sekarang terhubung setelah kita menikah, kau sudah menjadi mahluk setengah dewa... Setara dengan dia si Naga itu... "
Aku mendengar itu menjadi berkeringat.
"Mengenai itu, apa skill yang kau beri padaku itu... Bisa kau gunakan juga? "
Dia mendengar itu tersenyum.
"Apa kau penasaran? "
*Teng!
Itu adalah skill yang menghasilkan uang 1 keping perak dalam waktu sehari.
*Tap!
Menangkap nya.
"Ini skill yang praktis bukan? Apa kau mau memujiku sekarang? "
Aku memasang wajah kesal menatapnya.
"Kau memanfaatkan ku ya? Sial, aku tak pernah menyangka akan jadi begini... "
"Sayangku, apa kah kau tak mau melihat istrimu ini bahagia? Aku hanya melakukan nya untuk menghilangkan kebosanan ku... "
Aku menjawabnya dengan wajah dan tatapan tajam.
"Kau yakin dengan ini? Apa Dewa dan Dewi lainnya takkan protes?! Kau sekarang terlalu ikut campur dengan dunia fana yang kau sendiri bilang kalian para dewa tak boleh ikut campur
... "
Dia menjadi tersenyum padaku dan meninggal kan telepatinya lalu bicara dengan lantang dan tawa yang penuh nafsu.
"Ayolah Tuanku, apa kau tak mau duduk? Aku sangat berterima kasih dengan mu yang memberiku nama sama dengan Nama Dewi perdagangan... "
Hendrik yang duduk di sofa dengan wajah lelah berkata padaku.
"Tuan, anda harus duduk juga... Aku minta maaf menghambat waktu kontrak nya... Tapi, ini juga karna aku sangat lelah... "
"Berapa lama kau akan pulih Hendrik? " Tanyaku pada Hendrik dan mengabaikan si Amirelys.
Iris menarik kain baju ku perlahan lahan dibagian pinggang sedari tadi.
"... " Dia menatapku dengan wajah khawatir.
Aku melihat itu mengembangkan mata.
"Maaf, aku pasti membuat Iris khawatir ya? "
Amirelys berbicara lagi melalui telepati.
"Melihat mu sangat menyayangi Iris membuat ku Iri... "
Aku menatapnya tajam saat menoleh.
"Kau jangan berani mengapa ngapain dia?! "
"Tentu saja, aku takkan menyentuhnya... Tapi, aku ingin dekat juga dengan Iris... " Ujarnya bicara dengan lembut.
Aku menghela nafasku dengan wajah lega.
"Aku takkan memaafkan mu kalo kau berani melukai Iris... "
"Kau pikir aku ini apa? "
Aku menjawabnya.
"Narsis, psycho, manipulatif! "
"Wow, kenapa kau bisa berkata begitu pada istri mu sendiri? "
Aku menjawabnya sambil melangkah ke kursi.
"Yah, aku sadar sekarang... Kau memutar balikkan cerita nya... Yang membawa ku kemari adalah si Nepilams kan? Kau lah pencipta Shopee... "
"Masa? " Ujarnya tersenyum menakutkan dibelakang aku yang bersandar di sofa ku.
Aku lagi-lagi menghela nafas.
"Ha-aah, kenapa ini bisa terjadi padaku? Aku terjebak lagi... "
Iris yang duduk dipangkuan ku bertanya dengan khawatir.
"Tuan tak apa? Wajahmu seperti kelelahan... Siapa yang menjebak anda? "
"Tak ada apa-apa, jangan khawatir Iris... " Ujarku tersenyum lembut dan mengelus kepalanya.
Hendrik kemudian bertanya padaku.
"Tuan, apa itu efek dari kontrak dengan Roh Suci tingkat tinggi?"
Aku menskroll papan kemampuan yang baru saja ku miliki.
Ini memang lah papan skroll gila...
Ini miliknya Dewi perdagangan.
Semua kemampuan yang dia punya ada di depan mataku.
"Kesatuan itu, seperti ini maksud nya ya? " Ujarku dihati.
Aku menatap Hendrik dan menjawabnya dengan raut lelah.
"Kau benar, seperti nya aku sedang kelelahan karna melakukan kontrak barusan... "
++++